Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan survei oleh perusahaan konsultan Oliver Wyman memaparkan bahwa saat ini lebih banyak orang di China dan Brasil yang khawatir tentang pekerjaan mereka daripada di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Menurut laporan yang dirilis bulan ini, sebanyak 32% responden di China mengatakan mereka khawatir tentang dampak inflasi pada keamanan pekerjaan mereka, seperti halnya 30% responden di Brasil. Sementara di AS dan Inggris, angka itu hanya mencapai 13%.
Pengangguran di kalangan anak muda China berusia antara 16 dan 24 tahun telah melonjak hingga hampir 20%, sementara populasi usia kerja di kota-kota sekitar 5,4%, menurut survei resmi pada Juli.


Sementara di Brasil, tingkat pengangguran pada Juli adalah 9,1%. Pada bulan yang sama, tingkat pengangguran di AS tercatat jauh lebih rendah 3,5% dan 3,6% di Inggris.
Studi Oliver Wyman berfokus pada pandangan konsumen tentang dampak inflasi. Tetapi mitra yang berbasis di Hong Kong Ben Simpfendorfer mencatat bahwa setiap negara menghadapi situasi unik selain inflasi yang kemungkinan mempengaruhi hasil survei.
"Di AS, di mana pertumbuhan pekerjaan dan pertumbuhan upah kuat meskipun ada kekhawatiran resesi, kekhawatiran tentang kemampuan rumah tangga untuk membayar bahan makanan terutama terkait dengan inflasi," kata Simpfendorfer, melansir CNBC International, Kamis (15/9/2022). 


"Sementara di China, pertumbuhan sedikit lebih lemah, pertumbuhan pekerjaan untuk demografi tertentu lebih lemah, pekerja di sektor teknologi telah berjuang baru-baru ini, pertumbuhan upah lamban," katanya. "Itu mungkin juga menjadi kekhawatiran tentang kemampuan membayar bahan makanan."
Ekonomi China sendiri telah terseret oleh pengendalian Covid dan kemerosotan pasar properti. Lingkungan peraturan yang lebih ketat, terutama dalam hal perusahaan teknologi internet, juga membebani sentimen.
Pendapatan China juga tumbuh lebih lambat daripada laju kenaikan harga secara keseluruhan. Pendapatan bulanan rata-rata untuk penduduk kota China adalah 4.167 yuan China, menurut data resmi untuk paruh pertama tahun ini. Itu hanya 1,9% lebih tinggi dari tahun lalu. 


Sebaliknya, indeks harga konsumen China naik 2,5% pada Agustus dari tahun lalu, sedikit dari tertinggi dua tahun 2,7% yang dicapai bulan sebelumnya. Rebound harga daging babi, makanan pokok, mendorong sebagian besar kenaikan.

Meski begitu, responden China paling optimis dengan 42% mengharapkan kondisi membaik dalam setengah tahun ke depan, menurut survei pada Juli. 

sumber