Polandia, salah satu anggota NATO dan memiliki warna bendera dengan nuansa putih merah seperti Indonesia, dilaporkan telah membuat gebrakan baru di bidang pertahanan. Yang terbaru negeri Putih Merah telah menandatangani kesepakatan untuk membeli peluncur roket (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea Selatan.

Sebagai pengingat, sebelumngya Polandia telah menggelontorkan dana sebesar US$14,5 miliar untuk membeli 180 unit Main Battle Tank (MBT) K2 Black Panther, 48 unit jet tempur ringan FA-50 Fighting Eagle serta 670 unit Self Tracked Propelled Howitzer K9 Thunder. Mengutip artikel media Defence24, pada hari Sabtu (27/08/2022) Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Błaszczak mengatakan jika negaranya akan mengakuisisi sistem peluncur roket K239 Chunmoo. Tetapi tidak disebutkan berapa unit yang akan dibeli.

Karena situasi di Ukraina, Polandia telah meluncurkan rencana untuk memperkuat angkatan bersenjatanya. Menteri Pertahanan Mariusz Błaszczak telah menygatakan bahwa, Polandia akan memiliki kekuatan darat paling kuat di Eropa berkat investasi berkelanjutan oleh pemerintah, yang menaikkan anggaran pertahanan menjadi 3% dari PDB, salah satu tingkat tertinggi di NATO dan bertujuan untuk menaikkan lagi menjadi 5%.



Saat ini Angkatan Darat Polandia memiliki 179 MLRS (Multiple Launch Rocket Systems) te2masuk 75 unit BM-21 buatan Soviet, 29 unit RM-70 buatan Ceko, dan 75 unit WR-40 Langusta buatan lokal. Sementara itu menurut laporan Army Recognitionpada 27 Mei 2022, Polandia juga telah mengeluarkan permintaan berupa Letter for Request (LOR) kepada AS untuk mengakuisisi 500 unit sistem artileri peluncur roket M142 HIMARS. Hal itu dilakukan untuk memperkuat segmen artileri Polandia, akan tetapi permintaan Polandia tersebut belum disetujui AS.

K-329 Chunmoo (K-MLRS) merupakan MLRS buatan Hanwha Corporation, sistem senjata ini dapat menembakkan berbagai munisi yang diletakkan pada dua pod peluncur. Pod peluncur pertama dapat menembakkan roket K33 tanpa pemandu dengan kaliber 130 mm. Total ada 20 roket yang bisa ditembakkan.

Chunmoo juga bisa menembakkan roket tanpa pemandu kaliber 227 mm, total ada 6 roket yang bisa dipasang pada pod peluncur kedua. Chunmoo juga bisa menembakkan roket berpemandu 239 mm, di mana ada 6 roket di setiap pod. Roket 130 mm memiliki jangkauan 36 mm, roket kaliber 227 mm yang ukurannya lebih besar memiliki jangkauan 80 km untuk yang tidak berpemandu, sementara roket kaliber 239 yang dilengkapi sistem pemandu punya jarak tembak 160 km. Dan jika dirasa munisi yang dipakai kurang besar, pihak Hanwha sebagai manufaktur sudah mempersiapkan kaliber lebih besar, yakni roket dengan kaliber 400 mm dan 600 mm.



Untuk platform kendaraan, K239 Chunmoo memakai chassis truk Doosan Infracore K239L 8×8 yang dilengkapi dengan kabin lapis baja untuk akomodasi 3 orang awak dari tembakan senjata ringan, serpihan peluru artileri, serta perlindungan NBC. Platform truk yang digunakan dibekali mesin diesel berkekuatan 400 hp, yang mampu digeber sampai kecepatan maksimum 80 km/jam serta jangkauan operasi 800 km. Dari segi dimensi Chunmoo punya oanjang 9 m; lebar 2,5 m dan tinggi 3 m. Untuk bobotnya adalah 25 ton.

Setiap peluncur Chunmoo dilengkapi K239T Amunition Support Vehicle (ASV) yang menggunakan platform truk yang sama dan bisa membawa empat pod isi ulang. Satu baterai K239 Chunmoo Angkatan Darat Korea Selatan terdiri dari 18 kendaraan serta dilengkapi dengan kendaraan K200A1 sebagai kendaraan kendali dan komando.

Mengutip artikel Airspace Review, pada Oktober 2014; pihak Korea Selatan membeli 58 unit Chunmoo. Pada Agustus 2015, Angkatan Darat Korea Selatan menerima pesanan pertama MLRS ini. Di Korea Selatan, K239 Chunmoo menggantikan peran sistem artileri roket K136 Kooryong.

Selain itu, Marinir Korea Selatan juga telah mengoperasikannya. Airspace Reviewmelaporkan jika, selain Angkatan Darat dan Korps Marinir Korea Selatan, K239 Chunmoo juga berhasil diekspor ke UEA dengan total 12 sistem.



Referensi Tulisan: Airspace Review, Army Recognition& Defence24
Sumber Foto: sudah tertera di atas