Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.barbarian.Avatar border
TS
.barbarian.
Ngabalin Naik Pitam Saat Debat Perombakan Polri, Deolipa : Jangan Ngamuk Kesurupan
Ngabalin Naik Pitam Saat Debat Panas Perombakan Polri, Deolipa Yumara : Jangan Ngamuk Kayak Kesurupan




1 September 2022, 04:55 WIB

Ali Mochtar Ngabalin lagi-lagi membuat kehebohan saat diundang untuk menjadi salah satu pembicara terkait rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J.

Ngabalin yang juga merupakan tenaga ahli Kantor Staf Presiden Republik Indonesia ini, diundang sebagai pembicara dalam acara talkshow di salah satu stasiun TV lokal.

Dalam acara talkshow tersebut, Ngabalin terlihat sangat emosional saat membela institusi Polri.

Dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Ngabalin terlihat marah-marah saat memberikan pembelaan untuk institusi Polri.

Dia tidak menyetujui pernyataan yang diberikan oleh mantan anggota Komisi III DPR RI, Panda Nababan.Acara diskusi yang juga dihadiri oleh eks pengacara Bharada E, yakni Deolipa Yumara, berujung menjadi perdebatan panas.

Pengacara lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini, mengkritisi sikap Ngabalin yang marah-marah seperti orang kesurupan.

"Pak Ngabalin kebanyakan bicara ini, jadi ini kita masyarakat Indonesia pak, diwakili oleh Pak Panda, Pak Johnson, Pak Sampi, kita ini rasional semua Pak enggak distorsi," kata Deolipa Yumara.

Belum juga Deolipa Yumara selesai berbicara, omongannya langsung dipotong oleh Ngabalin dengan memaki-maki.

"Kamu tidak punya etika, tidak punya akhlak, kayak orang pintar kau, kau mengotori ruang publik, rakyat mana yang kau wakili," ucap Ngabalin.

Meski telah berusaha dilerai oleh moderator acara, namun Ngabalin masih saja tetap berbicara, bahkan dengan menggunakan nada tinggi.

Hingga akhirnya suara Ngabalin tidak terdengar lagi dari sambungan panggilan video zoom.

"Gitu aja bapak ngamuk-ngamuk, kita diskusi boleh panas boleh, tapi jangan ngamuk-ngamuk kayak kesurupan, saya kan juga enggak kesurupan, mana ada saya kesurupan," tutur Deolipa Yumara.

Dalam acara diskusi ini, Ngabalin sempat menyatakan bahwa Polisi tidak bisa dihakimi.

Namun, hal tersebut lantas dibantah oleh Deolipa Yumara yang menegaskan bahwa seorang warga negara itu memiliki hak untuk mengkritisi negara.

"Kita ini kan masyarkat sipil, kita boleh mengkritik negara kalau tidak baik-baik saja. Kalau negara ini baik-baik saja saya juga diam pak mending pelihara burung sama ikan koi," tegasnya.

Komentar Refly Harun

Menanggapi hal tersebut, lewat kanal YouTube miliknya, Refly Harun menilai bahwa paradigma yang dimiliki Deolipa sudah benar.

Sama halnya dengan Deolipa, Refly Harun juga menilai jika memang negara dalam keadaan baik-baik saja, dia pasti akan memilih membuat konten yang aman, tanpa ada resiko.

Jika ternyata banyak yang membuat konten beresiko, bahkan ada yang pernah dipenjara, itu merupakan bukti kecintaan mereka terhadap Indonesia, dan ingin agar negara ini berjalan dengan tepat.

"Jadi, kita bersuara itu karena di dorong oleh kecintaan kita terhadap Republik ini. Kita ingin liat Republik ini, menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (negeri yang makmur dan damai)," ucap Refly Harun.

"Bukan negeri yang, dipenuhi oleh kebohongan, kepalsuan, aparat negaranya rangkap jabatan, kerjanya marah-marah kalau dikritik, kira-kira begitu," tambahnya.

Jangan lantas berpikir bahwa hanya karena pro terhadap pemerintah, terus merasa berhak untuk mengata-ngatain orang lain, bersikap kasar.

Sebaliknya, bagi yang tidak pro pada kekuasaan, atau misalkan menjadi saksi dalam satu kasus yang tidak sejalan dengan kekuasaan, maka harus segera dicopot.

Mantan staf ahli Mahkamah Konstitusi ini turut mengkritisi etika yang ditampilkan oleh Ngabalin, dalam acara diskusi tersebut.

Menurutnya, tanpa disebutkan pun, publik sudah bisa menilai mana yang beretika, dan mana yang tidak.Dia bahkan mempertanyakan apakah negara memang ingin diwakilkan oleh komunikasi publik seperti itu.

"Saya sudah mengkritik, komunikator-komunikator istana yang, tidak saja tidak capable (tidak mampu) dalam menyampaikan sesuatu, tapi juga dengan cara yang, tidak membuat orang bersimpati," tegas Refly Harun, dikutip oleh Teras Gorontalo dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu, 31 Agustus 2022.

Pakar hukum tata negara ini juga menambahkan bahwa, mengkritik mereka yang berada di Istana ini, kadang tidak selalu berakhir dengan baik.

Sebab, tidak banyak orang yang di sana itu, dapat menerima dengan lapang dada, setiap kritikan, atau masukan yang diberikan."Kadang-kadang memang ngeri-ngeri sedap kalau kita mengkritik kelakuan Istana ini. Karena tidak ada orang yang mau menerima kritik dengan lapang dada. Yang ada adalah orang marah kalau dikritik," terangnya.

"Saya tidak tahu apakah kemudian Istana akan lebih marah dengan kritik, ketimbang mau terbuka. Karena saya menganggap bahwa orang yang besar hati itu terbuka terhadap kritik," pungkas Refly Harun.***


https://gorontalo.pikiran-rakyat.com...prSi1GYXVsXw..


Kalo yg nonton video nya secara full seperti yg si bang olip komen soal "kapolri sama bareskrim kan gak akur makanya saya di pecat" itu kan udah kode kenapa juga rekonstruksi nya gak boleh di liat dari pihak pengacara korban.

Paham kan ya klean???

Ribet emang si kumis n the gank.

emoticon-Leh Uga

kushkoos
m0de83g0
agam69
agam69 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.6K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.