Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Muncul Fenomena Bandara Sepi Bak 'Kuburan', Ada Apa Lagi Nih?
Muncul Fenomena Bandara Sepi Bak 'Kuburan', Ada Apa Lagi Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini muncul bandara-bandara yang terpantau sepi, justru setelah diresmikan beroperasi komersial. Bahkan, pantauan di berbagai platform penjualan tiket pesawat, tidak ada jadwal penerbangan sama sekali. Yaitu untuk rute dari wilayah Jakarta menuju Majalengka, Purbalingga, Blora, Tasikmalaya, dan Purbalingga.
Demikian hasil pantauan CNBC Indonesia, Selasa (30/8/2022).

1. Bandara Kertajati, Majalengka
Sampai saat ini Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati belum menerima penerbangan komersial sejak April 2020 lalu, karena pandemi. Namun direncanakan pada November mendatang sudah mulai menerima penerbangan haji.

Di mana bandara yang memakan biaya investasi Rp 2,6 triliun itu sepi dari penumpang karena masalah aksesibilitas. Pasalnya, untuk mengakses perjalanan dari Bandung ke Kertajati berjarak 160-180 kilometer mencapai 3 jam. Nantinya dengan adanya tol Cileuny-Sumedang-Dawuan terpangkas separuhnya menjadi 60 kilometer.
Adapun tol Cisumdawu ditargetkan beroperasi penuh pada akhir 2022 mendatang.

2. JB Soedirman, Purbalingga
Melihat situs pembelian tiket pesawat, Bandara JB Soedirman saat ini terpantau tidak memiliki jadwal penerbangan lagi. Sebelumnya bandara ini digunakan maskapai Citilink dengan tujuan Jakarta-Purbalingga dan sebaliknya, namun belum lagi terlihat ada jadwal penerbangan ini pada platform penjualan tiket pesawat.

Begitu juga dengan Wings Air terpantau tidak lagi menerbangkan rute penerbangan Bandara Pondok Cabe-Purbalingga (BJB), termasuk rute Pondok Cabe-Cepu Blora PP.
"Wings Air rute Pondok-Cabe-Purbalingga PP dan Pondok Cabe-Cepu Blora PP yang selama ini dioperasikan dengan frekuensi terbang satu kali seminggu setiap Jumat masih mengalami kerugian, karena tingkat permintaan pasar dan jumlah penumpang masih rendah," kata VP Corcom Strategic Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan dikutip, Selasa (30/8/2022).
Keputusan penghentian penerbangan sementara dalam wilayah Jabodetabek-Jawa Tengah ini merupakan langkah dari Wings Air dalam upaya penataan ulang kinerja rute berjadwal Pondok Cabe-Cepu Blora PP, dan Pondok Cabe-Purbalingga PP.

3. Bandara Ngloram, Blora
Bandara ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember lalu, namun terpantau saat ini tidak ada jadwal penerbangan yang menerbangi rute ke Bandara yang berada di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.
Padahal sebelumnya bandara ini diterbangkan maskapai penerbangan Citilink dan Wings Air.

4. Wiriadinata, Tasikmalaya
Bandara yang diresmikan pada Februari 2019 lalu juga terpantau belum memiliki jadwal penerbangan, yang dijual pada platform pembelian tiket pesawat.
Awalnya Garuda Indonesia dan Citilink diminta untuk masuk pada rute penerbangan Jakarta-Bandung-Tasik, atau Tasik Bandung Jakarta.
"Bandara ini cukup potensial dan demand-nya sangat baik, Presiden menginstruksikan harus ditambah, kita koordinasikan dengan Garuda, bulan Maret ini akan menambah satu penerbangan pada hari ganjil dan dengan rute Jakarta-Bandung-Tasikmalaya PP dan hari genap dengan rute Jakarta-Tasikmalaya PP langsung. kemudian maskapai lainnya seperti Citilink juga akan menambah," kata Menhub Budi Karya Sumadi dalam keterangan, usai meresmikan Terminal Penumpang Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, dikutip Selasa (30/8/2022).

Efek Kepentingan Politik?
Pengamat Penerbangan Alvin Lie, menjelaskan bandara yang sudah dikomersialkan dan kini tidak memiliki jadwal penerbangan itu adalah konsekuensi sebagai prestasi politik. Selain itu juga tidak dilihat mengenai potensi penumpang dari masyarakat sekitar.
"Banyak bandara yang dibangun atau di-upgrade seperti di Purbalingga itu dimiliki TNI lalu di-upgrade jadi bandara sipil. Ngloram itu milik Pertamina, lama mati lalu dihidupkan kembali. Itu untuk kepentingan politik. Ini sudah dibuatkan bandara tapi gak memperhatikan berbagai aspek," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/8/2022).
Beberapa aspek yang dimaksud mulai dari kurangnya pemahaman pola pergerakan penduduk wilayah bandara tersebut termasuk kebutuhan rute penerbangan itu, persaingan dengan moda transportasi lain, moda transportasi lanjutan, hingga kemampuan daya beli masyarakat dari harga tiket pesawat tersebut.
"Contoh seperti Bandara Kertajati sempat diberi layanan Bus Damri gratis dari Bandung ke Kertajati, tapi nggak ngangkat akhirnya Damri berhenti juga. Bandara ini ," katanya.

Selain itu Alvin juga melihat maskapai juga memperhitungkan keterisian pesawat untuk rute-rute penerbangan yang sepi. Setidaknya secara hitungan umum untuk pesawat berjenis baling-baling atau ATR harus terisi sekitar 60% supaya tidak rugi operasionalnya.
"Kalau tidak ada traffic ya mangkrak. Ini maskapai juga memperhitungkan seperti Pondok Cabe-Ngloram, Pondok Cabe-Purbalingga menjalankan penerbangan dua minggu, tiga minggu penumpang cuma 2-3 orang. Maskapai nangis semua," katanya.
Menurut Alvin dalam praktek pengajuan izin rute, saat ini yang memberatkan maskapai jika diinstruksikan oleh pemerintah, untuk menjalani rute-rute yang tersebut.
"Harusnya mereka mengajukan izin rute, ada kajian penumpang berapa, jenis pesawat apa, lalu dikaji pemerintah. Tapi praktiknya saat ini pemerintah mau, menginstruksikan, 'ehh kalian terbang di situ' meski secara bisnis dari perspektif maskapai tidak tertarik tapi karena instruksi," pungkasnya.

sumber
ARShecca
masamune007
jiresh
jiresh dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.3K
60
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.