Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Taiwan: Kami Tidak Takut China, Pernah Menang Perang 64 Tahun Lalu
Taiwan: Kami Tidak Takut China, Pernah Menang Perang 64 Tahun Lalu

Selasa, 23 Agu 2022 13:54 WIB


Presiden Taiwan Tsai Ing Wen menegaskan tidak gentar dengan ancaman invasi China lantaran negaranya pernah menang perang melawan Negeri Tirai Bambu 1958 lalu. (Foto: AFP/SAM YEH)

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Taiwan Tsai Ing Wen memperingatkan negaranya akan mempertahankan demokrasi dan ambisinya untuk merdeka dengan segala cara terlepas dari ancaman militer China.

Tsai mengingatkan bahwa Taiwan pernah mengalahkan militer China saat Krisis Selat Taiwan 1958 terjadi. Saat itu, China membombardir pulau-pulau Taiwan di Selat Taiwan selama sebulan lebih yang berlangsung pada awal Agustus 1958.

"64 tahun yang lalu selama peperangan 23 Agustus, tentara dan warga sipil kami bersatu dan menjaga Taiwan sehingga kami memiliki Taiwan yang demokratis hari ini," kata Tsai dihadapan delegasi eks pejabat Amerika Serikat yang sekarang bekerja di Institut Hoover Universitas Stanford pada Selasa (23/8).

"Peperangan untuk melindungi Tanah Air kami menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada ancaman dari siapa pun yang dapat menggoyahkan tekad rakyat Taiwan untuk membela negara mereka, tidak di masa lalu, tidak sekarang, dan tidak di masa depan," ucapnya menambahkan.

Tsai menegaskan Taiwan menunjukkan kepada dunia bahwa rakyatnya memiliki tekad dan kepercayaan diri untuk menjaga perdamaian, keamanan, kebebasan, dan kemakmuran.

Krisis Selat Taiwan Kedua adalah peperangan terakhir kalinya antara pasukan Taiwan dengan China dalam skala besar.

Krisis itu dipicu ketika Tentara Pembebasan Rakyat China membombardir Kepulauan Kinmen (Quemoy) dan Matsu di Selat Taiwan demi menyatukan kembali pulau itu dengan daratan China.

Taiwan berhasil melawan gempuran China dengan baik berkat dukungan senjata dan peralatan militer canggih seperti rudal anti-pesawat Sidewinder canggih dari Amerika Serikat.

Meski memutus hubungan diplomatik formal dengan Taiwan demi menjalin hubungan resmi dengan China pada 1979, AS hingga kini masih menjadi pemasok senjata dan bantuan militer utama Taiwan.

Hal itu tertuang dalam perjanjian Taiwan Act yang mendasari hubungan "spesial" Washington dengan Taipei.

"Ketika Taiwan berdiri di garis depan ekspansionisme otoriter, kami terus meningkatkan pertahanan kami, dan kami juga terus bekerja sama dengan Amerika Serikat di bidang ini," ucap Tsai seperti dikutip Reuters.

Relasi Taiwan dan China terus memanas terutama setelah Taipei menerima kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, pada awal Agustus lalu. Lawatan itu menjadi yang pertama kalinya dilakukan pejabat tertinggi ketiga di AS itu selama seperempat abad.

China geram atas lawatan Pelosi lantaran dinilai sebagai sebuah tindakan AS mendukung kemerdekaan Taiwan yang melanggar prinsip Satu China. Sementara itu, Beijing masih menilai Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya yang ngotot ingin merdeka.

Sejak lawatan Pelosi berlangsung, China terus melakukan manuver militer provokatif termasuk latihan besar-besaran di dekat wilayah Taiwan. Puluhan jet tempur China pun semakin getol menerobos zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.

Meski telah memicu ketegangan Taipei-Beijing, AS tak kapok mengirim sejumlah pejabatnya ke Taiwan dalam sebulan terakhir.

https://www.cnnindonesia.com/interna...-64-tahun-lalu


Diubah oleh dragonroar 23-08-2022 10:14
0
572
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.2KThread10.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.