Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4sodasodiAvatar border
TS
4sodasodi
Alasan Pemerintah Akan Naikkan Harga Pertalite: APBN 'Ngos-ngosan'
Alasan Pemerintah Akan Naikkan Harga Pertalite: APBN 'Ngos-ngosan'


Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut akan mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan solar pekan depan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan hal itu sekaligus alasan dari rencana menaikkan pertalite dan solar dalam waktu dekat.

"Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga (BBM) ini," ucap Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanudin, Jumat (18/7).

Menurut Luhut, pemerintah harus menaikkan harga BBM subsidi karena harga minyak mentah dunia melonjak usai perang Rusia-Ukraina. Hal itu akan membuat belanja subsidi energi kembali membengkak.

"Jadi presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan demikian, karena harga BBM kita termurah se-kawasan dan itu beban untuk APBN," jelas Luhut.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp170 triliun.

Sementara, harga BBM penugasan pertalite masih ditahan di level Rp7.650 per liter dan solar bersubsidi Rp5.150 per liter.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan harga BBM di Indonesia termurah dibandingkan dengan negara lain. Salah satunya harga BBM di Amerika Serikat (AS) yang tembus Rp19.400 per liter dan Singapura mencapai Rp33 ribu per liter.

Di sisi lain, Jokowi tak menampik inflasi akan meledak jika harga BBM naik. Namun, ia tak menyebut secara pasti proyeksi inflasi usai harga pertalite dan solar naik nantinya.

"Ini ada hitungan risiko. Kalau itu kita biarkan sesuai dengan harga pasar dan keekonomian, inflasi kita juga bisa meledak," ujar Jokowi.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan inflasi berpotensi tembus 6,5 persen jika harga pertalite naik menjadi Rp10 ribu per liter.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah kembali mengkaji rencana kenaikan harga BBM tersebut.

"Saya pikir jangan dinaikkan untuk pertalite, kalau pemerintah ingin melakukan pembatasan, mungkin yang didorong itu pembatasan solar," terang Bhima.

Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics CORE Mohammad Faisal berpendapat inflasi otomatis melonjak usai harga BBM pertalite dan solar naik. Hal itu akan menurunkan daya beli masyarakat dan ujung-ujungnya mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional.

"Jadi ketika pertalite dinaikkan makin menurunkan daya beli. Garis kemiskinan meningkat, kalau daya beli menurun berarti menurunkan konsumsi masyarakat," jelas Faisal.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi RI tembus 4,94 persen pada Juli 2022. Realisasi itu menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015 lalu.


https://www.cnnindonesia.com/ekonomi...bn-ngos-ngosan

Waduh

emoticon-Takut
0
1.6K
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.