Setelah pada 7 Agustus 2022 lalu, pihak Lockheed Martin mengabarkan jika satu dari lima pesanan C-130J Super Hercules pesanan Indonesia sudah berhasil dibuat; kini giliran PT PAL mengabarkan jika kapal BRS kedua sudah selesai dibangun. Mengutip artikel resmi PT PAL, pada 15 Agustus 2022; galangan kapal milik negara ini resmi meluncurkan kapal KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat dengan nomor lambung 992.

Yang menarik, kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) kedua kali ini untuk penentuan namanya merupakan hasil usulan mantan Presiden kelima Megawati Sukarnoputri. Saat peluncuran kapal, beliau turut hadir secara virtual. Presiden ke-5 Republik Indonesia itu dalam sambutannya menyampaikan bahwa, dr. Radjiman Wedyodiningrat merupakan sosok yang luar biasa. Hebat dalam ilmu kedokteran, juga memiliki jiwa kerakyatan dan terus mendedikasikan dirinya menjadi salah satu patriot kemerdekaan.

Dalam acara peluncuran pada 15 Agustus 2022 kemarin juga dilakukan Ship-naming atau pemberian nama kapal, hal ini adalah salah satu rangkaian penting dalam pembangunan kapal. Ship-naming harus dilakukan oleh seorang mothership, dalam hal ini Ibu Vero selaku istri KSAL Laksamana Yudo Margono. Proses pemberian nama kapal ditandai dengan pernyataan pemberian nama kapal sekaligus ditandai dengan pemecahan kendi pada badan kapal. Acara tersebut dilakukan di area Graving Dock Semarang Divisi Kapal Niaga PT PAL.



Sebelumnya pada 14 Januari 2022, PT PAL juga telah meluncurkan kapal BRS lainnya; yakni KRI dr.Wahidin Sudirohusodo dengan nomor lambung 991. Kapal BRS sendiri merupakan jenis kapal Landing Platform Dock (LPD), yang memiliki fungsi sebagai supporting ship, dalam operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).

Selain digunakan untuk merawat personel TNI AL dalam setiap tugasnya, kapal ini juga dikerahkan untuk menjangkau penduduk yang tinggal di pulau yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. Kedua kapal BRS buatan PT PAL juga sudah dilengkapi peralatam kesehatan dan fasilitas setara rumah sakit di darat dengan tipe C.

Meski peralatan dan fasilitasnya setara rumah sakit tipe C, tetapi ada fitur tambahan yang tak dimiliki oleh rumah sakit tipe C, yakni peralatan CT Scan, X-Ray, hingga ruang isolasi yang digunakan untuk menangani penyakit menular. Sehingga dapat berguna di saat masa pandemi.

Sementara perlengkapan yang mampu diangkut oleh kedua kapal BRS meliputi 3 helikopter, 2 ambulance boat, 1 LCVP, 1 RHIB, 1 mobile x-ray, 4 mobil ambulance, juga 4 tenda untuk rawat inap darurat untuk 40 pasien. Selain itu kapal mampu menampung 2 truk dan 2 jeep militer serta 3 mobile hospital. LCVP dan RHIB berfungsi sebagai sarana angkut personel, relawan medis, atau peralatan dari darat ke kapal ataupun sebaliknya dalam mobilitas evakuasi medis dengan estimasi waktu lebih singkat, terutama dalam kondisi darurat.



Kapal BRS buatan PT PAL memiliki panjang 124 meter dan lebar 21,8 meter. Kapal bisa mengangkut total 643 orang termasuk 159 pasien. Kapal punya berat 7.300 ton dan dapat melaju sampai kecepatan maksimal 18 knots serta endurance 30 hari. Di lingkungan TNI AL, kapal Bantu Rumah Sakit diberi kode 99x; kode angka 9 merupakan kode bagi Satuan Kapal Bantuan (Satban).

Saat ini TNI AL juga memiliki kapal rumah sakit yang lain, yakni KRI dr. Soeharso 990 dan KRI Semarang 594. Di mana kedua kapal tersebut mengusung desain LPD (Landing Platform Dock) yang kemudian ditambahkan berbagai instalasi medis, sehingga mempunyai standar rumah sakit kelas tiga. Sesuai amanat Presiden Jokowi, PT PAL akan membuat tiga kapal BRS, hal itu dilakukan sebagai tanggapan atas gempa bumi yang mengguncang Palu.






Referensi Tulisan: PT PAL& indomiliter.com
Foto: PT PAL