Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Merdeka!? Kala Teriakan Kemandirian Menggaung Di Angkasa
Merdeka!? Kala Teriakan Kemandirian Menggaung Di Angkasa
Merdeka!? Kala Teriakan Kemandirian Menggaung Di Angkasa
Hari ini segenap bangsa diseluruh pelosok tanah air sedang gegap gempita. Semua rakyat diseantero Indonesia bergembira, bahagia, terharu dan menghening sejenak mengenang peristiwa besar 77 tahun silam. Tepatnya pada tanggal yang sama hari ini, 17 Agustus 1945 dua tokoh yang mewakili segenap bangsa dan golongan di nusantara memproklamirkan kemerdekaan sebuah negara kesatuan yang kita cintai, Indonesia. Seorang orator dan cedekiawan politik paling unggul bernama Soekarno didampingi oleh seorang ekonom dan pendidik ulung bernama Mohammad Hatta, lantang mengucap ikrar, membaca teks keramat, teks pernyataan berani dan tegas bahwa Indonesia adalah negara yang telah berdaulat dan berdiri di atas kaki sendiri, teks Proklamasi. Dengan Sang Saka Merah Putih yang dirajut dengan tangan sendiri oleh seorang wanita tangguh bernama Fatmawati, terjadilah upacara detik-detik bersejarah itu.

Dari sebuah rumah milik seorang saudagar Yaman bernama Syeikh Faradj Martak di jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, Jakarta, Soekarno mengingkrarkan kata merdeka. Itu artinya mulai saat itu Indonesia bukan lagi koloni Hindia Belanda tetapi telah menjadi sebuah negara berdaulat yang memiliki kedudukan dan kehormatan yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam perspektif yang lebih luas, kemerdekaan juga berarti kemandirian. Sebuah kemampuan untuk memenuhi segala hajat hidupnya sendiri. Tentu tidak bermakna sama sekali tak akan bergantung pada bangsa-bangsa lain. Hubungan yang harmonis dan saling membantu dengan bangsa lain yang juga telah berdaulat dari berbagai belahan dunia adalah suatu keniscayaan. Tetapi makna dari kemandirian itu sendiri adalah kemampuan untuk berdaya guna dan berhasil guna untuk mengisi segala kekosongan dalam menjalani kehidupan pasca kemerdekaan.

Kini setelah 77 tahun berlalu, bangsa Indonesia telah mampu bangkit dan menunjukan kelasnya diberbagai gelanggang internasional. Banyak anak-anak dari bangsa Ini yang telah berhasil menunjukan prestasi gemilang baik dalam bidang akademik, seni, budaya, olahraga maupun bidang-bidang lainnya. Semua kecemerlangan itu tidak lain dan tidak bukan menunjukkan bahwa generasi Indonesia juga mampu bersaing dan menunjukkan kebolehannya di kancah dunia. Semangat anak-anak muda ini telah menggelora dan membawa negara pada pusaran keistimewaan, dijajaran yang tidak saja menjadi pastisipan tetapi juga sebagai penentu kebijakan di tataran dunia.

Dilain sisi, negara yang baru berumur puluhan ini adalah juga sebuah negara yang tentu saja masih sangat rentan terhadap berbagai masalah yang bakal menimpanya. Jika tak hati-hati dan awas, berbagai hal akan menjadikan keretakan pada sendi-sendi kehidupan di dalamnya. Berbagai peristiwa yang terjadi menunjukkan potensi disintegritas bangsa ini masih relatif ada. Gerakan separatis Papua Merdeka atau OPM yang masih saja menunjukkan tanda-tanda perlawanan menjadi salah satu sinyal bahaya yang membutuhkan perhatian serius. Belum lagi gerakan radikalisme dan terorisme yang masih saja terjadi menambah berat beban bangsa ini.

Ditengah mencuatnya isu disintegritas tersebut, para politisi malah mempertontonkan perbuatan tidak senonoh dengan memanfaatkan isu-isu primordial semisal SARA untuk kepentingan syahwat politiknya yang seakan tidak ada habisnya. Pembelahan yang cukup tajam di tengah masyarakat pasca Pergelaran Pemilu 2019 lalu masih sangat terasa hingga kini. Pemicunya tidak lain dan tidak bukan, SARA. Ditengah trend dunia yang terus menerus mengkampanyekan anti rasisme dan Islamophobia, di negara kita malah asyik mempopulerkan istilah "kadrun" dan "cebong", yang dua kata ini seolah memberi penegasan yang jelas soal jarak ideologi kita. Padahal, para pendiri bangsa ini dahulu adalah para kaum intelektual yang heterogen, latar belakang dan ideologi mereka saling berbeda bahkan seringkali berseberangan satu sama lain. Namun mereka adalah orang-orang yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, diskusi dan dialog yang rasional, ilmiah dan etis. Bukan debat kusir di warung kopi apalagi di kolom komentar sosial media.

Beberapa kemunduran lainnya adalah amburadulnya penegakkan hukum dan HAM yang seolah menjadi tontonan sehari-hari. Korupsi bergepok-gepok duit negara dan praktek sogok-menyogok masih saja terjadi. Apakah mereka tidak merasa malu dan bersalah dengan para pahlawan kita yang dulu berdarah-darah berkorban harta dan nyawa demi sebuah kata, MERDEKA!!.

Sudahlah. Mari berbenah dan sejenak merenung. Negara ini adalah nikmat dan anugerah yang sangat agung dari sang Khalik dan kita memegang tanggung jawab yang besar dalam menjaganya. Mari berkontribusi dengan segala daya, upaya dan pikiran yang kita miliki untuk kemajuan dan pemulihan bangsa ini kedepan. Berhenti saling hujat, berhenti saling caci. Mari saling merangkul dan menyingsingkan lengan untuk kerja-kerja kemanusiaan dan kebangsaan.

Dirgahayu Republik Indonesia yang Ke -77, PULIH LEBIH CEPAT, BANGKIT LEBIH KUAT. ALLAHU AKBAR!! MERDEKA!!!

Author :
Ali Marwan, Kaskus Contributing Writer.

***

Sumber Pendukung :

https://bit.ly/3w9ueXs
https://bit.ly/3PpxiFn
Diubah oleh albyabby91 17-08-2022 05:01
ekastn07
sukhoipakfa
penikmatbucin
penikmatbucin dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.2K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.