Masih ada yang ingat Gilang Endi? Well, tentu tidak. Sekedar mengingatkan, Gilang Endi adalah mahasiswa UNS yang tewas saat mengikuti diklat pada Oktober 2021 lalu. Penyebab kematiannya tidak jelas, namun ada dugaan kuat dia meninggal karena dianiaya oleh para seniornya saat mengikuti diklat.
Bagaimana kelanjutan kasus Gilang Endi? Entahlah, terlupakan seiring hilangnya rasa penasaran netizen. Sekarang nama Gilang Endi Saputra hanya satu dari catatan panjang pembullyan berkedok senioritas di negeri ini. Anda bisa cari sendiri contoh kasus lainnya, atau mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri.
![Dunia Terbalik! Junior Aniaya Senior Organisasi. Ditikam Sampai Masuk Rumah Sehat]()
Tapi tidak selamanya senior membully junior berakhir menjadi kisah tragis bagi si junior. Buktinya sekarang ada kasus junior menikam seniornya karena tak senang dengan sikap si senior dalam sebuah organisasi.
Kasus ini terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat pada hari minggu 7 Agustus 2022. Tercatat seorang mahasiswa berinisial GM ditangkap saat bersembunyi di semak-semak belakang rumah korban setelah melakukan penikaman pada seniornya RH. Tercatat GM menikam RH sebanyak empat kali menggunakan pisau dan ditinggalkan begitu saja.
Alasan GM melakukan itu sederhana yakni karena dia kesal terus disuruh-suruh oleh RH dalam kegiatan berorganisasi, tetapi tekad GM dalam melancarkan aksinya benar-benar patut diberi pujian. GM mengaku bahwa dia sudah memasuki rumah korban sejak hari Jumat dan bersembunyi di balkon menunggu kesempatan datang. Korban yang tinggal bersama orangtuanya ditikam pada Minggu pagi saat kedua orangtuanya pergi.
Singkat cerita GM pun ditahan dan nasibnya kini menunggu hasil dari persidangan sementara RH harus menjalani perawatan di rumah sehat. Well, saya tak yakin mana yang harus dibela dan dihina di sini, kita masih belum mendengar cerita dari pihak RH. Meski demikian akar masalahnya jelas, senioritas.
Tentunya tak ada junior yang suka ditindas oleh senior yang menyalahgunakan kuasanya. Senior juga tidak seharusnya semena-mena pada junior yang seharusnya dia bimbing, tetapi yang namanya kekuasaan seringkali mengkorupsi seseorang. Kekuasaan yang tidak diimbangi dengan pengawasan akhirnya berujung pada kekacauan yang tidak diharapkan.
Yeah, namanya juga anak-anak. Tak semua orang memiliki mental yang benar-benar dewasa saat masih kuliah dan karena itulah pengawasan dari banyak pihak benar-benar dibutuhkan. Tidak hanya orangtua atau dosen, sesama mahasiswa juga seharusnya mengingatkan jika ada temannya yang kelewatan. Jika semua orang mau bersikap peduli pada satu sama lain, dunia ini pasti akan benar-benar indah.
Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
sumur
Bagaimana kelanjutan kasus Gilang Endi? Entahlah, terlupakan seiring hilangnya rasa penasaran netizen. Sekarang nama Gilang Endi Saputra hanya satu dari catatan panjang pembullyan berkedok senioritas di negeri ini. Anda bisa cari sendiri contoh kasus lainnya, atau mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri.
Tapi tidak selamanya senior membully junior berakhir menjadi kisah tragis bagi si junior. Buktinya sekarang ada kasus junior menikam seniornya karena tak senang dengan sikap si senior dalam sebuah organisasi.
Kasus ini terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat pada hari minggu 7 Agustus 2022. Tercatat seorang mahasiswa berinisial GM ditangkap saat bersembunyi di semak-semak belakang rumah korban setelah melakukan penikaman pada seniornya RH. Tercatat GM menikam RH sebanyak empat kali menggunakan pisau dan ditinggalkan begitu saja.
Alasan GM melakukan itu sederhana yakni karena dia kesal terus disuruh-suruh oleh RH dalam kegiatan berorganisasi, tetapi tekad GM dalam melancarkan aksinya benar-benar patut diberi pujian. GM mengaku bahwa dia sudah memasuki rumah korban sejak hari Jumat dan bersembunyi di balkon menunggu kesempatan datang. Korban yang tinggal bersama orangtuanya ditikam pada Minggu pagi saat kedua orangtuanya pergi.
Singkat cerita GM pun ditahan dan nasibnya kini menunggu hasil dari persidangan sementara RH harus menjalani perawatan di rumah sehat. Well, saya tak yakin mana yang harus dibela dan dihina di sini, kita masih belum mendengar cerita dari pihak RH. Meski demikian akar masalahnya jelas, senioritas.
Tentunya tak ada junior yang suka ditindas oleh senior yang menyalahgunakan kuasanya. Senior juga tidak seharusnya semena-mena pada junior yang seharusnya dia bimbing, tetapi yang namanya kekuasaan seringkali mengkorupsi seseorang. Kekuasaan yang tidak diimbangi dengan pengawasan akhirnya berujung pada kekacauan yang tidak diharapkan.
Yeah, namanya juga anak-anak. Tak semua orang memiliki mental yang benar-benar dewasa saat masih kuliah dan karena itulah pengawasan dari banyak pihak benar-benar dibutuhkan. Tidak hanya orangtua atau dosen, sesama mahasiswa juga seharusnya mengingatkan jika ada temannya yang kelewatan. Jika semua orang mau bersikap peduli pada satu sama lain, dunia ini pasti akan benar-benar indah.
Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
sumur
