Saat ini Indonesia sedang diguncang banyak kejaadian yang melibatkan profesi dari orang berseragam, di kalangan Polri ada Brigadir J yang saat ini masih dalam proses membuktikan kejadian sesungguhnya.

Di tubuh TNI yang sedang di usut adalah Kopda Muslimin yang ketahuan sebagai dalang dari penembakan terhadap istrinya sendiri.

Penembakan yang terjadi kepada Rini Wulandari, istri TNI di Jalan Cemara III Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah saat ini sudah mulai terkuak semua.

Ketika para eksekutor semuanya telah ditangkap, maka terbukalah siapa dalang sebenarnya dari penembakan yang dilakukan. Ternyata adalah Kopda Muslimin suaminya sendiri.

Menurut catatan media Kopral Dua Muslimin bekerja di Batalyon Artileri Pertahanan Udara atau biasa dikenal Yonarhanud 15/DBY, Semarang, Jawa Tengah. Namun kita akan bahas sisi lain dari sang Kopda.

S E N S O R



Sebagai Tamtama TNI, yang berpangkat Kopral Dua tentu agak bingung karena dapat membayar eksekutor sebesar Rp 120 juta plus mobil Yaris. Sedangkan kalau sukses nanti akan ada bonusnya, sekitar Rp 80 juta. Kalau di total, uang dan mobil sekitar Rp 400 juta, tentu dana yang tidak sedikit.

Tentu akan ada pertanyaan ini duit darimana?

Nah, menurut Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudussy setelah ditelusuri ternyata mengelola tempat judi atau kita sebut sebagai S E N S O R.

Dari sini juga ia berkenalan dengan salah satu eksekutor bernama Sugiono. Kalau ada profesi sampingan sebagai S E N S O R, akan masuk akal.

Bayar Eksekutor uang mertua



Yang menariknya sang Kopda meminta uang kepada mertuanya sebesar Rp 120 juta untuk membayar biaya rumah sakit, sedangkan setelah itu dirinya juga meminta uang Rp 90 juta kembali kepada mertua untuk kabur melarikan diri.

Jadi total uang mertua yang telah ia pakai Rp 210 juta. Duh, kok bisa gitu ya! Berarti terlihat yang dari golongan berada ini adalah dari orang tua istrinya.

Motif Penembakan



Motifnya dari cerita eksekutor yang tertangkap didapatkan titik terang yaitu terlalu dikekang istrinya, jadi begini kalau ane ambil kesimpulan mertuanya yang kaya sedangkan gaji kopda tidaklah sebesar perwira.

Tentu dengan istri yang lebih mampu maka sang suami akan memuruti kehendak istri, ini sudah hukum alam siapa yang kuat akan berada diatas, siapa yang punya uang dia juga akan bisa berkuasa. Hal inilah yang membuat sang Kopda tidak nyaman mungkin saja motif sebelumnya ada pacar itu bisa saja benar, karena kalau terkekang akan mencari pelampiasan.

Namun bagainana caranya lepas dari istri tapi kekayaan tetap jaya, maka skenarionya adalah pembegalan yang marak terjadi dengan senpi.

Kopda Muslimin Bunuh Diri



Karena skenario gagal, Tuhan tidak menerima kalau si korban meninggal. Bahkan eksekutorpun ditangkap, maka yang terjadi selanjutnya Kopda Muslimin meminta maaf kepada kedua orang tuanya.

Lalu setelahnya ia tidur dan tergeletak tak bernyawa, diduga sang kopral meminum racun namun perlu di autopsy biar jelas.

Menurut Irjen Pol Ahmad Lutfi petugas Inafis telah mengamankan bekas muntahan untuk meneliti lebih lanjut. 

***

Jadi, dalam kasus ini kalau memang sudah tak sepaham dengan pasangan dalam rumah tangga maka perceraian jalan terbaik.

Tapi kalau masih ada motif ingin harta, ingin kekayaan maka sikap licik akan dijalankan ini tentu tidak dibenarkan.

Setidaknya perilaku buruk akan ketahuan walaupun di skenariokan sebaik mungkin, maka kasus yang menimpa oknum TNI sudah finish dengan meninggalnya sang dalang.

Kita menunggu kasus besar lainnya yang menimpa oknum Polisi, akankah setelah autopsi kedua akan terang benderang?

Semoga yang menjadi korban mendapatkan keadilan.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3, 4
Pic : google