- Beranda
- The Lounge
5 Orang Turut Berbahagia Saat Sekolah Dibuka Kembali, Anda Jugakah?
...
TS
nibrasulhaq
5 Orang Turut Berbahagia Saat Sekolah Dibuka Kembali, Anda Jugakah?
Covid Tiada Sekolah Dibuka Tiada Cuan Berputar
Bismillah
Dua tahun lebih telah dilalui bersama. Hidup dengan segala macam aturan, hidup dengan beragam batasan-batasan. Aturan-aturan di beberapa tempat dibuat sedemikian rupa sehingga hidup penuh seolah terkungkung.
Dari segala sendi kehidupan berubah total, ancaman-ancaman, ketakutan-ketakutan terpapar akan bahaya covid-19 selalu saja memenuhi minda orang di segenap lapisan. Kabar kematian pun seakan konsumsi harian.
Sekolah-sekolah juga beberapa tahun ini ditutup demi keamanan baik bagi guru juga peserta didik. Untuk tahun ini, dengan izin rabb semesta alam, covid-19 mereda, sehingga sekolah-sekolah mulai dibuka pada tahun ajaran sekolah kali ini.
Euforia kebahagiaan tergambar dari orang-orang, seperti:
1. Pihak Sekolah dan Guru
2. Pedagang Bensin
3. Penjual Jajanan Keliling
4. Toko ATK
5. Pemilik Warung Nasi
Tulisan: @nibrasulhaq
Narasi: oppri
Dua tahun lebih telah dilalui bersama. Hidup dengan segala macam aturan, hidup dengan beragam batasan-batasan. Aturan-aturan di beberapa tempat dibuat sedemikian rupa sehingga hidup penuh seolah terkungkung.
Dari segala sendi kehidupan berubah total, ancaman-ancaman, ketakutan-ketakutan terpapar akan bahaya covid-19 selalu saja memenuhi minda orang di segenap lapisan. Kabar kematian pun seakan konsumsi harian.
Sekolah-sekolah juga beberapa tahun ini ditutup demi keamanan baik bagi guru juga peserta didik. Untuk tahun ini, dengan izin rabb semesta alam, covid-19 mereda, sehingga sekolah-sekolah mulai dibuka pada tahun ajaran sekolah kali ini.
Euforia kebahagiaan tergambar dari orang-orang, seperti:
1. Pihak Sekolah dan Guru
Pada kondisi pandemi, pembelajaran dengan segala macam aturan dan pembatasan, praktis PBM tidak lagi berjalan normal dan hasil optimal.
Bagaimana bisa berhasil optimal, jika berada pada proses pembelajaran dengan segala keterbatasan dan kendala-kendala yang kerap muncul begitu saja.
Kini, saat sekolah diizinkan untuk dibuka kembali, kita dapat lihat bagaimana para guru juga pihak sekolah berbahagia mendapati murid-murid mereka kembali berangkat ke sekolah.
Bagaimana bisa berhasil optimal, jika berada pada proses pembelajaran dengan segala keterbatasan dan kendala-kendala yang kerap muncul begitu saja.
Kini, saat sekolah diizinkan untuk dibuka kembali, kita dapat lihat bagaimana para guru juga pihak sekolah berbahagia mendapati murid-murid mereka kembali berangkat ke sekolah.
2. Pedagang Bensin
Selain guru, murid juga pihak sekolah berbahagia, ada pedagang bensin atau bahan bakar mesin yang turut berbahagia. Bagaimana tidak bahagia?
Selama pandemi, guru, murid dan semua yang terlibat urusan sekolah harus berada di rumah saja. Jika ditetapkan seperti itu, tentu saja mereka tidak perlu keluar rumah yang pastinya juga tidak akan membutuhkan bahan bakar.
Kemudian, pastinya para murid, guru dan orang tua tidak memberikan pemasukan kepada penjual bensin. Hal itulah yang akhirnya menjadikan sebagian besar pedagang bensin terpaksa menutup kios bensinnya.
Selama pandemi, guru, murid dan semua yang terlibat urusan sekolah harus berada di rumah saja. Jika ditetapkan seperti itu, tentu saja mereka tidak perlu keluar rumah yang pastinya juga tidak akan membutuhkan bahan bakar.
Kemudian, pastinya para murid, guru dan orang tua tidak memberikan pemasukan kepada penjual bensin. Hal itulah yang akhirnya menjadikan sebagian besar pedagang bensin terpaksa menutup kios bensinnya.
3. Penjual Jajanan Keliling
Mungkin sebagian dari kita sering melihat bapak-bapak atau ibu2 yang berjualan di sekitar sekolah. Mereka berjualan jajanan anak-anak di sekitar sekolah.
Selama pandemi, lalu ketika sekolah-sekolah ditutup, nyaris mereka kehilangan konsumen dan berujung pada kehilangan penghasilan. Meski penghasilan dari dagangan mereka tidak banyak, tetapi cukup berpengaruh pada kehidupan perekonomian.
Semua sudah dilalui, meski dengan terseok, hidup harus tetap berjalan. Hari ini, senyum mereka sedikit melebar pasalnya sekolah kembali dibuka.
Selama pandemi, lalu ketika sekolah-sekolah ditutup, nyaris mereka kehilangan konsumen dan berujung pada kehilangan penghasilan. Meski penghasilan dari dagangan mereka tidak banyak, tetapi cukup berpengaruh pada kehidupan perekonomian.
Semua sudah dilalui, meski dengan terseok, hidup harus tetap berjalan. Hari ini, senyum mereka sedikit melebar pasalnya sekolah kembali dibuka.
4. Toko ATK
Selama pandemi, pembelajaran daring, praktis sarana pembelajaran lebih banyak menggunakan gadget. Tugas-tugas, pekerjaan sekolah lebih banyak hanya via ponsel, laptop dan elektronik sejenisnya.
Tentu saja hal itu berdampak pada toko ATK yang kebanyakan menjual segala hal keperluan saat sekolah, sementara sekolah ditutup, tentu penjualan menjadi menurun dikarenakannya. Bahkan mungkin tidak ada penjualan, karena murid-murid tidak membutuhkannya.
Hari ini, tahun ajaran kali ini, toko-toko ATK yang beberapa tahun berlalu sepi, kini kembali ramai pengunjung. Bahkan ada toko yang pengunjungnya harus rela berdesakan dan mengantri untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak mereka.
Tentu saja hal itu berdampak pada toko ATK yang kebanyakan menjual segala hal keperluan saat sekolah, sementara sekolah ditutup, tentu penjualan menjadi menurun dikarenakannya. Bahkan mungkin tidak ada penjualan, karena murid-murid tidak membutuhkannya.
Hari ini, tahun ajaran kali ini, toko-toko ATK yang beberapa tahun berlalu sepi, kini kembali ramai pengunjung. Bahkan ada toko yang pengunjungnya harus rela berdesakan dan mengantri untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak mereka.
5. Pemilik Warung Nasi
Selain empat orang tersebut, yang kelima adalah pemilik warung. Saat pandemi, tidak ada orang bekerja keluar, tidak juga ada pelajar yang berangkat ke sekolah atau kampus pada pagi hari, sehingga mereka tidak butuh sarapan, tentu berdampak pada pemilik warung yang menyediakan masakan atau sarapan.
Hal itulah yang akhirnya, ketika pandemi, sekolah ditutup, pemilik warung nasi pun terancam pailit.
Namun, kini, ketika sekolah kembali dibuka, senyum mereka pun kembali terbit. Meski lelah, mereka berbahagia, roda perekonomian menggeliat bangkit.
Wassalam
Hal itulah yang akhirnya, ketika pandemi, sekolah ditutup, pemilik warung nasi pun terancam pailit.
Namun, kini, ketika sekolah kembali dibuka, senyum mereka pun kembali terbit. Meski lelah, mereka berbahagia, roda perekonomian menggeliat bangkit.
Wassalam
Tulisan: @nibrasulhaq
Narasi: oppri
NovellaHikmiHas dan 3 lainnya memberi reputasi
4
880
9
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.8KThread•82.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru