CFW : Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Dikerjain

Yang kaya makin kaya. Yang miskin makin dikerjain. Rekayasa kesempatan bisnis baru di tengah situasi krisis. Jebak si miskin untuk menghindari kenyataan krisis dengan pola aktualisasi diri basis Fashion, Fun And Food yg memiskinkan. Dan parahnya, anak-anak muda yang sebenarnya kreatif ini tidak menyadari kalau mereka sebenarnya sedang "dikerjain habis-habisan" oleh para konglomerat yang memanfaatkan situasi trendingnya pagelaran Fashion Jalanan ini. Mungkin bukan salah mereka juga sih. Harusnya mereka diwadahi oleh Pemerintah yang katanya sangat peduli terhadap industri kreatif itu. Nyatanya, mereka tak dipedulikan. Bahkan kegiatan ini malah dijadikan ladang bagi para influencer dan konten kreator yang memiliki kemampuan finansial yang kuat untuk mengeruk pundi-pundi rupiah. Alih-alih peduli, Pemerintah malah ikutan pansos juga akhirnya.

Mereka yang seharusnya punya andil besar terhadap berkembangnya kreatifitas generasi muda ini. Malah turut merekayasa perubahan hal-hal yg tidak normal menjadi normal. Merusak agama, moral dan pola pikir anak muda. Dipaksa tampil layaknya badut-badut modern.

Sejarah mengkonfirmasi, norma, budaya, moral, etika selalu dinamis. Perjalanannya selalu diwarnai pertarungan ideologi. Jangan sampai kita kalah dan kehilangan harga diri sebagai bangsa yang katanya Pancasilais. Apa yang dipertontonkan oleh para influencer dan publik figur yang ramai-ramai mengeruk keuntungan dari ajang ini justru tidak mencerminkan nilai Kemanusiaan dan Keadilan Sosial.

Catatan pentingnya, Kecurigaan rekayasa bisnis oligarki dibalik viralnya Citayam Fashion Week (CFW) mulai terlihat.

Sejak 20 Juli lalu, brand CFW sudah mulai mengalami "hostile takeover". Di awal ini, sudah ada dua perusahaan yg sedang berusaha mengambil alih brand CFW.

Dikutip dari laman Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham, dua perusahaan yg mendaftarkan CFW ke Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham, yakni PT Tiger Wong Entertainment, perusahaan milik aktor Baim Wong, dan Indigo Aditya Nugroho, perusahan konten creator. Setelah ini perusahan milik oligarki mana lagi yg akan ambil alih brand CFW ? Walaupun pihak Kemenkumham menyatakan bahwa pendaftaran tersebut bisa ditolak jika ada pihak yang merasa keberatan tetapi siapa yang kuat melawan kuasa uang dan popularitas? Anak-anak muda yang tampil di catwalk jalanan inimah gak bakalan kuat kali. Lagian mereka juga bodoh amat, selagi mereka senang fine-fine aja. Di sinilah sisi yang dijadikan celah oleh para publik figur untuk dieksploitasi.

Ini baru permulaan. Proses hostile takeover brand CFW oleh oligarki bakal makin meriah. Kasian. Created by the poor. Stolen by the rich. Orang miskin akan selalu jadi objek yang dijadikan eksploitasi demi syahwat bisnis yang jauh dari kata memanusiakan manusia.

***
Sumber Pendukung :

https://www.google.com/amp/s/amp.kom...nan-batal-jika