Trik Marketing Buka Usaha Makanan Ini Sering Gagal, Jangan Lakukan (Banyak Korbannya)

Beranda

...

The Lounge
Trik Marketing Buka Usaha Makanan Ini Sering Gagal, Jangan Lakukan (Banyak Korbannya)

iskrim

17-07-2022 09:58

Trik Marketing Buka Usaha Makanan Ini Sering Gagal, Jangan Lakukan (Banyak Korbannya)

Ini sebenarnya thread lanjutan atau bisa juga menjadi thread pembanding dari thread dimaksudkan yaitu :
Ternyata, Ini Cara BARU Mengetahui Penjual Pakai Penglaris Atau Tidak (Bawa Ini,Gan!). Namanya juga thread pembanding maka ini menjadi cara yang lebih disarankan tanpa embel-embel pesugihan dan pastinya berkah.

Ini hasil pengamatan saya pribadi di daerah saya banyak sekali rumah yang terasnya dijadikan tempat usaha, mulai dari kelas gerobakan sampai yang model ala-ala cafe. Mulai aneka makanan sampai minuman, ada.

Dari sekian banyak pedagang disana masing-masing punya cara agar usahanya eksis bertahan dan syukur-syukur selalu ramai. Mereka mengontrak membuka usaha silih berganti karena sepi, tapi ada juga yang bertahan tentu yang usahanya berhasil dan diminati pelanggannya.

Dari 2 tipe pedagang ini akan saya jelaskan yang usahanya gagal dulu. Pertamakali mereka buka secara tempat memang sudah memenuhi syarat untuk membuka usaha, tempatnya enak dan bersih tapi cuma bertahan beberapa bulan saja, habis itu meredup dan tutup.

Yang kedua, pedagang yang memang paasionnya berdagang meski tempatnya sederhana tapi bisa bertahan sampai saat ini, pembelinya ramai dan punya pelanggan, padahal jam buka usahanya pun lebih pendek.

Yang membedakan keduanya adalah, usaha yang pertama entah menggunakan istilah apa saya kurang paham. Intinya ketika mereka baru pertama buka mereka mengundang semua teman atau koleganya untuk datang dan menikmati gratis sampai beberapa hari padahal sesungguhnya penjualnya sedang bakar uang. Kesannya tempatnya selalu ramai seolah-olah makanan dan minumannya enak, padahal belum tentu.

Tapi sayang, teknik marketing seperti ini terlihat kurang natural dan pengunjungnya terlalu terlihat kalau mereka sebenarnya hanyalah teman 'satu tongkrongan' yang memang sengaja diundang untuk datang, bukan datang karena keinginan sendiri. Ditempat saya sering melihat pelaku usaha makanan pakai teknik marketing ini tapi sering gagal.

Seminggu-tiga minggu tempatnya memang selalu penuh dan ramai sampai pembeli 'natural' jadi enggan datang, parkir pun sulit karena tempat dan parkirnya sering dipenuhi teman-teman pemilik usaha yang cuma mau numpang 'makan gratis' itu. Tidak cuma sejam tapi 3-4 jam mereka betah 'haha-hihi' dimeja makan. Orang yang berniat membeli akhirnya jadi segan dan malas datang, pun soal rasa tidak istimewa.

Akhirnya setelah pelaku usaha kehabisan modal (karena terlalu loyal mentraktir teman-temannya) teman-temannya pun pergi, usahanya pun sepi, tiap hari sering terlihat banyak bangku kosong. Pembeli ada tapi targetnya tidak tercapai. Tutup lah pada akhirnya.

Beda dengan pemilik usaha yang kedua yang memang sungguh-sungguh berniat usaha yang memang memiliki resep makanan yang rasanya enak meski tempatnya biasa saja, bahkan jam bukanya pun lebih pendek dari pedagang pertama. Buka setiap sore jam 16.00 wib sampai jam 22.00wib.

Sejak pertama membuka usaha tidak ada upaya marketing yang mencolok, mereka hanya memajang spanduk banner dengan nama toko "Soto Kuali Pak XXX," dan menu harga yang jelas serta foto-foto menu yang menarik. Hanya itu.

Memang membuka usaha makanan itu harus benar-benar berniat seperti memiliki racikan bumbu yang harus enak. Pembeli sekarang udah lebih banyak pengalaman soal pembanding rasa dan harga, cukup klik hp makanan bisa datang sendiri.

Jadi kalau mau berhasil usahanya selain harus enak, pelayanan harus baik, harga masuk diakal, porsi mengenyangkan, dan tempatnya juga harus nyaman. Jadi nggak perlu lagi tuh yang namanya bakar uang terlalu banyak atau pake pesugihan segala.