- Beranda
- The Lounge
Muslim Simbol Keramahan Bukan Kemarahan
...
TS
albyabby91
Muslim Simbol Keramahan Bukan Kemarahan
Muslim Simbol Keramahan Bukan Kemarahan
Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin. Ungkapan ini adalah definisi yang relevan untuk menggambarkan agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam ini. Betapa tidak, agama yang membawa kitab suci yang merupakan penyempurna dari seluruh kitab suci yang pernah diturunkan pada nabi-nabi samawi ini diajarkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan hanya manusia tetapi semua makhluk yang berdiam dimuka bumi ini. Oleh karena itu, salah satu ciri khas dari agama Islam adalah kasih sayang dan keramahtamahan, bukan sebaliknya kekerasan dan kemarahan.
Sebagai sebuah agama, Islam memenuhi semua aspek yang menggambarkan perlindungan dan naungan bagi seluruh habitat dimuka bumi. Hal ini sejalan dengan bunyi salah satu ayat dalam Al Qur'an Surah Al-Anbiyah ayat 107 yang kurang lebih jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”. Surat ini tidak hanya memiliki makna soal bagaimana Tuhan memberikan rasa empati dan kasih sayang diantara sesama manusia. Tetapi juga lebih jauh memberikan sinyal yang sangat jelas akan ciri khas seorang Muslim yang harus penuh dengan kelemah lembutan dan keramahan. Perlakuan ini tidak hanya bagi sesama Muslim tetapi juga kepada mereka yang tidak bergama Islam, kepada mereka yang tidak beragama, kepada hewan, kepada tumbuhan bahkan kepada alam sekalian yang bukan makhluk hidup.
Dalam Qur'an semua petunjuk soal keramahan dan kasih sayang sudah sangat jelas dan tak ada perdebatan di dalamnya. Namun dalam praktek keseharian umat Muslim, sering kali hal tersebut bak kata pepatah "jauh panggang dari api". Kebanyakan umat Muslim hanya mengamalkan Islam lewat simbol-simbol dan ritual semata. Sehingga esensi rahmat bagi seluruh alam kerap kali hanya sebagai slogan. Banyak tindakan-tindakan yang mengatasnamakan bela agama Islam yang mengedepankan kekerasan. Baik itu berupa pengerahan massa dalam jumlah yang banyak untuk mengintimidasi bahkan mempersekusi kelompok lain yang bertentangan. Tidak jarang beberapa kelompok ini meneriakkan takbir "Allahu Akbar" untuk membubarkan pengajian kelompok lain yang tidak sepaham, bahkan ketika mempersekusi seorang pendakwah yang notabene bukan seorang teroris tetapi seorang guru yang akan memberikan ilmu dan pencerahan kepada umat.
Di sisi lain, fenomena fanatisme berlebihan terhadap organisasi dan perkumpulan keagamaan ini menjadikan umat Islam terpecah-pecah. Keadaan ini adalah sasaran empuk yang dimainkan oleh para pemangku kepentingan semisal para elit politik untuk menggunakan isu-isu keagamaan sebagai pemantik bagi meraup suara dalam kontestasi politik. Alhasil, perpecahan kelompok Islam ini terus dipelihara agar dapat dijadikan komoditas jangka panjang bagi mereka.
Sebagai umat yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan etika yang luhur, sebaiknya kita kembali pada anjuran kitab suci Al Quran dan menjalankan Islam yang ramah dan penuh dengan kasih sayang. Tanggalkan sejenak atribut kelompok dan kepentingan golongan serta mari rajut kebersamaan demi kemajuan bangsa dan negara.
Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin. Ungkapan ini adalah definisi yang relevan untuk menggambarkan agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam ini. Betapa tidak, agama yang membawa kitab suci yang merupakan penyempurna dari seluruh kitab suci yang pernah diturunkan pada nabi-nabi samawi ini diajarkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan hanya manusia tetapi semua makhluk yang berdiam dimuka bumi ini. Oleh karena itu, salah satu ciri khas dari agama Islam adalah kasih sayang dan keramahtamahan, bukan sebaliknya kekerasan dan kemarahan.
Sebagai sebuah agama, Islam memenuhi semua aspek yang menggambarkan perlindungan dan naungan bagi seluruh habitat dimuka bumi. Hal ini sejalan dengan bunyi salah satu ayat dalam Al Qur'an Surah Al-Anbiyah ayat 107 yang kurang lebih jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”. Surat ini tidak hanya memiliki makna soal bagaimana Tuhan memberikan rasa empati dan kasih sayang diantara sesama manusia. Tetapi juga lebih jauh memberikan sinyal yang sangat jelas akan ciri khas seorang Muslim yang harus penuh dengan kelemah lembutan dan keramahan. Perlakuan ini tidak hanya bagi sesama Muslim tetapi juga kepada mereka yang tidak bergama Islam, kepada mereka yang tidak beragama, kepada hewan, kepada tumbuhan bahkan kepada alam sekalian yang bukan makhluk hidup.
Dalam Qur'an semua petunjuk soal keramahan dan kasih sayang sudah sangat jelas dan tak ada perdebatan di dalamnya. Namun dalam praktek keseharian umat Muslim, sering kali hal tersebut bak kata pepatah "jauh panggang dari api". Kebanyakan umat Muslim hanya mengamalkan Islam lewat simbol-simbol dan ritual semata. Sehingga esensi rahmat bagi seluruh alam kerap kali hanya sebagai slogan. Banyak tindakan-tindakan yang mengatasnamakan bela agama Islam yang mengedepankan kekerasan. Baik itu berupa pengerahan massa dalam jumlah yang banyak untuk mengintimidasi bahkan mempersekusi kelompok lain yang bertentangan. Tidak jarang beberapa kelompok ini meneriakkan takbir "Allahu Akbar" untuk membubarkan pengajian kelompok lain yang tidak sepaham, bahkan ketika mempersekusi seorang pendakwah yang notabene bukan seorang teroris tetapi seorang guru yang akan memberikan ilmu dan pencerahan kepada umat.
Di sisi lain, fenomena fanatisme berlebihan terhadap organisasi dan perkumpulan keagamaan ini menjadikan umat Islam terpecah-pecah. Keadaan ini adalah sasaran empuk yang dimainkan oleh para pemangku kepentingan semisal para elit politik untuk menggunakan isu-isu keagamaan sebagai pemantik bagi meraup suara dalam kontestasi politik. Alhasil, perpecahan kelompok Islam ini terus dipelihara agar dapat dijadikan komoditas jangka panjang bagi mereka.
Sebagai umat yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan etika yang luhur, sebaiknya kita kembali pada anjuran kitab suci Al Quran dan menjalankan Islam yang ramah dan penuh dengan kasih sayang. Tanggalkan sejenak atribut kelompok dan kepentingan golongan serta mari rajut kebersamaan demi kemajuan bangsa dan negara.
penikmatbucin dan iskrim memberi reputasi
11
2.1K
63
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.7KThread•89.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya