JAKARTA - Pembelian puluhan unit Rafale dan F-15 Eagle II oleh Indonesia membingungkan China.

Rafale dan F-15 Eagle II akan dijadikan Indonesia sebagai penempur garis depan apalagi bila harus melawan China di Natuna Utara.

Kemampuan dua jet tempur tersebut sudah diakui menjadi yang terbaik di dunia.

Memang Indonesia perlu jet tempur siluman untuk kedepannya.

Tapi saat ini cukup dengan Rafale dan F-15 Eagle II, Indonesia bisa berbicara banyak di kawasan Asia Tenggara.

Amerika Serikat (AS) selaku penjual F-15 Eagle II tak memungkiri bahwa mereka akan memberikan pelayanan terbaik kepada Indonesia.

AS sudah memberitahu China bahwa Indonesia akan mendapat F-15 untuk memperkuat pertahanannya.

Hal itu dilontarkan langsung oleh Menhan AS Lloyd Austin kepada Menhan China Wei Fenghe saat Dialog Shangri-La di Singapura pada 10 Juni 2022.

"Departemen Pertahanan AS merilis berita sebelum pertemuan bahwa Austin berharap dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara Indo-Pasifik selama perjalanan ini dan menjaga saluran komunikasi yang lancar dengan Tentara Pembebasan Rakyat untuk mencegah salah penilaian; dan menyebutkan bahwa China terus memprovokasi dan mengancam Taiwan di Laut China Timur dan Laut China Selatan," lapor Radio Free Asia.

Penjualan F-15 ke Indonesia merupakan bagian dari rencana strategis AS.

Sebab China juga sudah membangun pangkalan militer di Kamboja yang meningkatkan suhu di kawasan.

"Berita terbaru adalah diplomasi moneter China di Kepulauan Solomon, dan langkahnya untuk membangun pangkalan angkatan laut baru di Kamboja.

Hubungan dan latihan AS dengan negara-negara Asia Tenggara penting, dan Austin akan bertemu dengan 9 dari 10 negara ASEAN (kecuali Myanmar), selain bertemu dengan para pemimpin pertahanan dari Singapura, Vietnam, dan Indonesia, dan membantu mitra Asia Tenggara dalam meningkatkan modernisasi pertahanan, memastikan mereka memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk membela kepentingan nasional, termasuk penjualan jet tempur generasi kelima F-35 ke Singapura; Indonesia juga telah menyatakan minatnya pada jet tempur F-15," ujarnya.

Keluarga jet tempur F-15 tentu bukan kaleng-kaleng.

Bahkan dua pilot tempur AU Ukraina baru-baru ini mengunjungi AS.

Mereka menjadi perwakilan Ukraina dimana Kiev meminta bantuan pengiriman jet tempur semacam F-15.

Sebab dominasi udara Rusia sulit dipatahkan apabila Ukraina cuma mengandalkan senjata buatan blok Timur.

"Mereka mengirim jet dan helikopter serang mereka di ketinggian rendah melalui garis depan untuk menyerang pejuang perang kita di parit.

Kami perlu bereaksi. Kita perlu mencegat mereka.

Kita perlu menyelamatkan nyawa warga dan pasukan darat kita," kata salah satu pilot AU Ukraina kepada Eurasian Times, Selasa 5 Juli 2022.

Selain meminta F-15, Ukraina juga mengharapkan adanya bantuan sistem pertahanan udara.

Mereka berencana memadukan jet tempur dengan sistem pertahanan udara untuk memberikan opsi lebih bila Rusia menyerang lagi.

"Kami sudah menerima rudal Stinger. Ini adalah tingkat pertahanan udara terendah. Ini sangat efektif untuk perannya, tetapi kami membutuhkan pertahanan udara tingkat berikutnya yang sederhana," katanya.

Sementara itu pengamat militer dari China, Han Dong, mengakui bila Indonesia akan mendapat manfaat luar biasa dari pembelian F-15 Eagle II.

AU Indonesia akan menjadi kuat apabila F-15 segera bergabung dengan mereka.

"F-15EX dapat dikatakan sebagai pesawat tempur berat bermesin ganda tercanggih di dunia saat ini, dan efektivitas tempurnya secara keseluruhan sedikit lebih tinggi daripada Rafale Prancis.

Pembelian dua pesawat tempur generasi ketiga dan setengah tempur secara berturut-turut oleh Indonesia akan sangat meningkatkan kekuatan Angkatan Udara. Bersama dengan F-16 dan Su-27/30 yang dibeli sebelumnya, jumlah jet tempur horizontal generasi ketiga dari Angkatan Udara Indonesia akan melebihi 100, yang merupakan terbesar di antara negara-negara Asia Tenggara. Nomor satu," ujarnya dikutip dari thepaper.cn.

Indonesia sendiri membeli F-15 Eagle II selain karena faktor kekurangan Heavy Fighter juga ada sebab lain.

Indonesia membeli F-15 untuk mendapatkan transfer teknologi bagi KF-21 Boramae.

"Kebetulan atau tidak, F-15 telah dalam tahap persetujuan akhir selama dua bulan terakhir," ujar Asia Times pada 14 Januari 2022.

Asia Times melanjutkan jika ada seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya menjelaskan bila masalah transfer teknologi sudah diberi izin oleh pemerintah AS.

"Masalahnya bukanlah transfer teknologi," ujarnya.

AS memastikan F-15 Eagle II akan sampai di Indonesia.

"Tidak pernah menjadi masalah apakah akan memberikan F-15 ke Indonesia. Itu akan terjadi," ungkapnya.

Meski demikian media China, cannews.com pada 21 Februari 2022 mempertanyakan bagaimana cara Indonesia membayar tagihan senilai lebih dari Rp 300 triliun untuk Rafale dan F-15 Eagle II.

Sebab Indonesia jelas tak punya uang sedemikian banyak saat ini.

"Ambisius, tapi dari mana uangnya?

Tepat setelah menandatangani pesanan Rafale sebesar 8,1 miliar, Amerika Serikat datang ke pintu untuk menjual 13,9 miliar F-15 Eagle II, apakah Anda ingin membelinya?"

Jelas bahwa Indonesia saat ini tak punya uang untuk membeli keduanya.

"Meskipun tidak mungkin Indonesia mampu membayar 22 miliar dolar AS saat ini, sebagai kekuatan regional yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, ambisi militer Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah lama terungkap," ungkapnya.

Mau bagaimanapun Indonesia akan memperoleh Rafale dan F-15 Eagle II walau China kebingungan.

https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...uangnya?page=5

Mengapa bingung, Indonesia kan negara kaya raya