Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

athoxzoemantaAvatar border
TS
athoxzoemanta
SEANDAINYA TUHAN MENGIZINKAN [COC SFTH 2022]
Quote:


LINK PUISI DISINI

Warunggunung, Mei 2009
Pukul 07.00 - SMPT MULIA HATI INSANI

Mentari pagi bersinar diiringi angin sepoi-sepoi menebarkan hawa segar. Hari ini adalah awal dibukanya semester baru di sekolah SMP Terpadu Mulia Hati Insani. Tampak dihalaman sekolah, kepala sekolah tengah memberikan sambutan dihadapan para siswa yang khidmat mendengarkan. Sekolah itu hanya memiliki sedikit siswa, karena termasuk sekolah baru yang didirikan oleh bupati Kabupaten Lebak kala itu.

“Selamat bergabung disekolah SMP Terpadu Mulia Hati Insani, bapak harap anak-anak dapat belajar dengan giat dan menorehkan prestasi yang gemilang untuk sekolah kita”. Ucap Kepala Sekolah dalam sambutannya.

“Sum, tahun ini katanya akan ada beberapa anak pindahan di kelas VIII, ada ceweknya juga gak yah?”. Bisik Irsan sambil menepak bagian belakang pundakku.

“Enggak tahu, San. Nanti saja ngobrolnya, masih upacara nih”. Balasku dengan nada berbisik pula.

 

Namaku Sumanta bukan Sumanto, karena Sumanta itu SUka MAkaNTAhu sedangkan Sumanto SUka MAkaN Tubuh Orang. Aku salah satu murid kelas VIII yang terbilang cukup pintar dibandingkan murid lainnya. Hanya bermodal itu pula, aku dapat merasakan duduk di bangku sekolah SMP, karena aku berasal dari keluarga tidak mampu. Jangankan untuk mengejar pendidikan tinggi, untuk beli mobil pun keluargaku tak mampu. Aku tinggal di asrama sekolah,  karena selain meringankan beban orang tua juga karena lokasi sekolahku yang jauh dari rumah.

 

KRING.. KRING..

Bel pelajaran pertama berbunyi dengan nyaring, para murid pun berhamburan pergi menuju kelas masing-masing. Tampak di depan kelas VIII berdiri beberapa murid pindahan yang diperkenalkan oleh wali kelas. Pandanganku tertuju pada satu-satunya perempuan murid pindahan yang berdiri bersama murid pindahan lainnya.
“Perkenalkan, Nama Saya Mayang Nuranggraeni , Pindahan dari MTs Malingping”. Ucap perempuan itu saat mendapat giliran perkenalan.

“Oh, Namanya Mayang, Zodiaknya apa yah?”. Ucapku dalam hati.

Entah mengapa hatiku kala itu terus bergetar tak biasa, seolah ada benang tak kasat mata yang terhubung dengan perempuan itu. Hasrat kelakianku berkecamuk, dan dalam hati aku bertekad untuk memilikinya.

“Nama saya Hafi, saya berasal dari Jawa Tengah”. Ucap seorang murid pindahan lagid yang berasal dari Jawa Tengah.

Setelah perkenalan selesai, Hafi duduk bersamaku karena bangku sebelahku kosong.

Seminggu berlalu, aku tidak punya kesempatan sedikit pun untuk mendekati Mayang. Mayang sosok yang anggun, tentunya populer dikalangan murid lainnya. Ini membuat nyaliku sedikit ciut, ditambah Irsan teman sekelasku juga tengah gencar mendekati Mayang. Aku mulai hilang harapan, dan berusaha untuk tidak mencoba untuk mendekatinya lagi. Hari ini pun, aku hanya duduk termenung di bangku kelas ditemani Hafi.

 

“Sum, kamu kenal adik kelas yang Namanya Aulia?”. Tanya Hafi membuyarkan lamunanku.

“Iya, Kenal. Rumahnya tak jauh dari rumahku dikampung”. Jawabku pada Hafi.

“Kita taruhan, Yuk. Kamu pilih siswi mana saja yang akan kamu jadikan pacar, siapa yang duluan dapat, dia akan ditraktir jajan selama satu minggu”. Ucap Hafi dengan nada semangat.

“Memangnya kamu akan pilih siapa ?”. Tanyaku pada Hafi.

“Si Aulia, adik kelas kita”. Jawab Hafi dengan percaya diri.

“Hahahaha, ini serius?”. Tanyaku lagi memastikan.

“Serius lah, tapi harus janji traktir, Yah”. Jawab Hafi lagi.

Merasa tertantang, aku pun menyetujui tantangan dari Hafi dan aku memilih Uun Unaeni , siswi kelas VIII yang masih satu kelas denganku. Tantangan itupun berakhir dengan kemenanganku mendapatkan Uun Unaeni. Namun ternyata tantangan itu semakin menjauhkanku dari Mayang, sosok yang aku kagumi sejak awal pertemuan. Hubunganku dengan Uun Unaeni terasa hambar karena hanya sebatas memenangkan tantangan saja.

 

Warunggunung, 2009

Pukul 09.00 – Kelas VIII

“Anak-anak, sebelum pelajaran berakhir bapak ingin mengumumkan, bahwa tiga hari kedepan akan diadakan lomba pidato untuk memperingati Hari Besar Islam. Semua murid kecuali Sumanta, boleh mendaftar di lomba”. Ucap Pak Deni, guru Pendidikan Agama Islam.

Pengumuman itu sontak membuat para murid  menoleh ke arahku. Aku pun dibuat kaget dengan pengumuman itu. Aku menjadi salah tingkah ketika semua murid mengarahkan padangannya padaku. Sekilas terlihat, Mayang memandangku juga dengan rasa kagum, dan itu membuatku bangga yang tidak terkira. Aku memang beberapa kali menjuarai lomba pidato, sehingga sekolah tidak mengijinkanku untuk mengikuti lomba kali ini. Memang sangat disayangkan, padahal lomba seperti ini adalah ajang untuk menggaet hati murid-murid perempuan, apalagi  mengingat parasku yang pas-pasan.

“KRING.. KRING..”

Bel akhir pelajaran berbunyi, para murid kelas VIII berhamburan ke area kebun depan sekolah untuk mengikuti Pelajaran Pertanian. Betapa senangnya hatiku kala itu, karena aku berada satu kelompok dengan Mayang. Disela-sela pelajaran, akhirnya kami mendapat kesempatan untuk berbincang santai.

“Ciee.. yang gak boleh ikut lomba”. Ucap Mayang.

Aku hanya tersipu malu tak mampu membalas ucapannya, dan tak terlewat sedetik pun aku terus memandangi paras cantiknya Mayang. Dari penampilannya, Mayang terlihat seperti seorang anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan, sehingga itu sedikit membuatku canggung, dan tak berani untuk mengobrol lebih serius.

“Hehehe.. Iya. Ada angin apa nih mau ngobrol sama aku?”. Tanyaku pada Mayang.

“Namanya juga teman sekelas, lagian kamu juga kalau dikelas fokus sama Si Uun terus”. Jawab Mayang dengan wajah datar.

Jawaban itu membuatku tertegun dan tak mampu berkilah. Ingin rasanya aku menejelaskan tentang hubunganku dengan Uun Unaeni hanyalah sebatas tantangan. Namun aku kembali berfikir, bagaimana nanti tanggapan Mayang setelah mendengar penjelasanku. Aku takut Mayang berfikir bahwa aku hanya sosok laki-laki yang mempermainkan hati perempuan.

“Eh.. Jam tanganmu bagus, Yah. Pasti mahal, Yah?”. Ucapku mengalihkan topik pembicaraan.

“Enggak, Kok. Cuma jam warisan dari almarhum nenekku”. Jawab Mayang Lagi.

“Coba sini aku lihat”. Ucapku lagi sambil menarik tanganya dengan sedikit memaksa.

“Jangan, Sum”. Ucap Mayang Singkat.

TESS…

Tali jam tangan yang dikenakan Mayang putus, akibat tak sengaja tertarik olehku. Terlihat Mayang langsung menjauhiku dengan wajah ketus. Aku pun terdiam, sambil memandangi Mayang berlalu menjauhiku.

“Mayang, Maaf aku tak sengaja”. Teriakku pada Mayang, namun Mayang tak menoleh sedikitpun.

Sejak kejadian itu, kedekatan kami semakin renggang, dan lebih parahnya lagi, aku melatih kakak kelas diasrama Bernama Adit untuk ikut lomba pidato dan memenangkan juara 2, yang ternyata itu membuat Mayang jatuh cinta kepada Adit dan resmi berpacaran. Namun aku tetap tak berhenti mengejar sosok Mayang yang seolah satu-satunya dambaan hati. Sampai masuk jenjang SMK pun, aku semakin jauh dan hampir tidak pernah bertemu karena berbeda jurusan yang diambil, Aku mengambil jurusan Teknik Komputer Jaringan sedangkan Mayang mengambil Jurusan Multimedia. Ditambah lagi, Mayang memutuskan untuk sekolah SMK dengan pulang-pergi dari rumah, tidak lagi menginap di asrama.

Sampai suatu ketika aku rela menerima gadaian HP, dengan mengorbankan seluruh jatah uang jajan untuk satu bulan  yang dikirimkan oleh orang tuaku, hanya untuk bisa berkomunikasi dengan Mayang. Aku yang berasal dari keluarga tidak mampu, biasa dikirimkan Rp. 50.000,- untuk satu bulan di asrama. Aku mendapat nomor telepon Mayang dari teman sekelas waktu SMP dulu. Aku terus berusaha mendekatinya, tak peduli dia masih memiliki hubungan dengan Adit. Usaha itu membuahkan hasil, Mayang pun sedikit membuka hati, walaupun hanya sekedar balasan pesan singkat yang tak pernah bisa kulupakan saat itu.

“Terima kasih Yah, Sum. Walaupun kamu bukan siapa-siapanya aku, kamu tetap ada dan mencoba memahami aku. I LOVE YOU”.

Pesan itu sangat berkesan bagiku, sampai-sampai aku menyimpannya di pesan konsep di HP Nokia jadul gadaian. Namun sayang, hubungan  ini pun tetap harus berakhir karena gadaian HP yang ditebus pemiliknya.

Jakarta, Maret 2018

Teriknya kota Jakarta dan hiruk pikuknya orang berlalu lalang, membuatku sedikit mengeluh. Aku saat itu bekerja di salah satu perusahaan manufaktur di daerah Tangerang sebagai IT Staff, dan tengah dinas luar ke kantor cabang di daerah Jakarta. Ku buka Facebook, dan meluahkan keluh kesahku soal Jakarta dalam status. Tak lama berselang ada seseorang yang berkomentar di status Facebook ku, yang tak lain adalah Mayang. Komentar dari orang yang menjadi pujaan hati sejak SMP, dan hampir 10 tahun tidak bertemu, tentunya membangkitkan kembali harapan cinta yang sebelumnya telah pudar ditelan waktu. Kami pun saling membalas komentar dan memutuskan untuk bertemu di jam pulang, karena ternyata saat ini Mayang bekerja di salah satu perusahaan Ekspedisi di daerah Jakarta. 

Karena hanya dinas luar sebentar, setelah jam makan siang aku pergi ke Stasiun Angke tempat kami akan bertemu. aku menyempatkan membeli jam tangan di dekat stasiun Angke, sambil menunggu Mayang pulang kerja jam 17.00. Aku menunggu dengan sabar pertemuan kembali dengan pujaan hatiku, tak peduli menunggu berjam-jam lamanya. Sampai akhirnya kami dipertemukan kembali, dan ini menjadi momen awal yang merubah hubungan kami ke jenjang yang lebih serius.

Pada September 2018, kami memutuskan untuk menikah dan alhamdulillah saat ini kami dikaruniai seorang anak laki-laki. Semoga keluarga kami tetap rukun dan bahagia hingga maut menjemput.

SEANDAINYA TUHAN MENGIZINKAN [COC SFTH 2022]

SELESAI
Diubah oleh athoxzoemanta 25-06-2022 07:33
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
11
1.2K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.