Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sarrrohh411Avatar border
TS
sarrrohh411
Sejarah Sastra 1900-1933
Tahun 1948 pemerintah jajahan Belanda mendapat kekuasaan dari Raja untuk mempergunakan uang sebesar F 25.000, setiap tahun untuk keperluan sekolah-sekolah. Dengan didirikannya sekolah-sekolah itu meningkatlah pendidikan dan timbullah kegemaran akan membaca, dan melalui bacaan-bacaan dalam bahasa Belanda.

Bangsa Indonesia pun mulai mengerti akan kedudukan dirinya sebagai bangsa yang dijajah. Beberapa orang yang berbakat yang menyadari akan hal itu lalu mulai menulis macam-macam karangan, baik itu berbentuk uraian maupun berbentuk cerita yang sifatnya memberi penerangan kepada rakyat.

Banyak surat kabar yang dicetak, surat kabar tersebut tidak hanya tersebar di Melayu dan Jakarta saja, tetapi tersebar di berbagai kota lain. Misalnya pada abad ke-19, di Surabaya terbit surat kabar Bintang Timoer (1862), di Padang terbit Pelita Ketjil (1882), dan di Jakarta terbit Bianglala (1867), dan lain-lain.

Pada tahun 1900 terdapat surat kabar yang berisi karangan yang bersifat sastra atau masuk dalam golongan karya sastra. Misalnya, pada abad ke-20 di Bandung ada surat kabar Medan Prijaji yang berisi cerita berbentuk roman yang ditulis menggunakan bahasa Melayu serta mengusahkan tentang kehidupan masyarakat pada masa itu.

Roman yang menarik ialah roman yang ditulis oleh H. Moekti (Hikayat Siti Mariah). Selain itu, Raden Mas (Djokonomo) Tirto Adhisurjo (1875-1916) yang merupakan pemimpin redaksi surat kabar Medan Prijaji, menulis dua buku cerita roman, berjudul "Busano" (1910) dan "Nyai Permana" (1912).

Semaun menulis sebuah karangan berbentuk roman yang langsung dilarang untuk beredar oleh pemerintah yaitu Hikayat Kadiroen (1924). Pengarang-pengarang itu kebanyakan berpaham kiri, misalnya Semaun saat itu ia menjadi salah seorang pemimpin Partai Komunis Indonesia.

Pada tahun 1962 saat gagal melaksanakan pemberontakan, Semaun pun melarikan diri ke Rusia lalu baru kembali ke Indonesia setelah Indonesia merdeka. Sifat-sifat dan isi karangan semacam itu banyak menghasut rakyat untuk berontak, maka dari itu karangan itu disebut "bacaan liar" dan para penulisnya dinamakan "pengarang liar".

Kaum terpelajar Indonesia yang telah menguasai bahasa Belanda dapat membaca buku dari pengarang Belanda yang membela kemerdekaan bangsa Indonesia. Buku-buku hasil Multatuli, misalnya dalam buku Max Havelaar memiliki pengaruh yang besar untuk membangkitkan kesadaran dan keinginan merdeka bangsa Indonesia.

Pada tahun 1908, didirikanlah Komisi Bacaan Rakyat yang memiliki tujuan untuk membendung bangkitnya kesadaran nasional. Pada tahun 1817, Komisi Bacaan Rakyat berubah menjadi Kantor Bacaan Rakyat atau Balai Pustaka.

Pada tahun 1914, komisi tersebut menerbitkan roman pertama yang menggunakan bahasa Sunda. Roman tersebut karya D.K. Arfiwinata (1866-1947) berjudul Baruang Ka Nu Ngarora (Racun Bagi Para Pemuda). Tahun 1918, terbit Ceruta Si Jamin dan Si Johan yang disadur Merari Siregar dari Jan Smees karangan J. Van Maurik.

Dua tahun kemudian terbit roman pertama dalam bahasa Indonesia di Balai Pustaka, karangan roman tersebut ditulis oleh Merari Siregar (Azab dan Sengsara Seorang Anak Gadis (1920)). Kemudian setelah itu terbit pula karangan Muhammad Kasim (Muda Taruna (1922)).

Berikut adalah beberapa pengarang beserta karya sastranya pada periode 1900-1933:

1. Nur Sutan Iskandar

Nur Sutan Iskandar pada 3 November 1893 di Sungai Batang, Sumatra Barat dengan nama Muhammad Nur. Nur Sutan Iskandar wafat di Jakarta pada 28 November 1975. Setelah beristri, ia diberi gelar yaitu Sutan Iskandar. Di Balai Pustaka, Sutan Iskandar menjadi redaktur kelapa yang mulanya hanya seorang korektor.

Sutan Iskandar juga menulis beberapa karangan, antara lain novel Apa Dayaku karena Akoe Perempoean (1922), Salah Pilih (1928), Neraka Doenia (1937), Hoeloebalang Radja (1934), Membawa Maoet (1926, ditulis bersama Abd. Ager), Tjinta dan Lewadjiban (1940, ditulis bersama L. Wairata), Tjobaan (1946), dan Moetiara (1946).

2. Marah Rusli

Marah Rusli lahir pada 7 Agustus 1889 di Padang dan merupakan keturunan bangsawan. Ayahnya merupakan seorang demang dan memiliki gelar Sutan Pangeran, ia bernama Sutan Abu Bakar. Ibunya berasal dari Jawa dan masih keturunan Sbaik Alibasyah, yang merupakan panglima perang Pangeran Diponegoro.

Novel karangan Marah Rusli yang populer berjudul Sitti Nurbaya. Setelah novel tersebut diterbitkan, Marah Rusli dianggap sebagai pelopor kesusastraan Indonesia modern.

3. Merari Siregar

Merari Siregar lahir pada 13 Juli 1896 di Sipirok, Sumatra Utara dan wafat pada 23 April 1941 di Kalianget Madura, Jawa Timur. Novel Azab dan Sengsara merupakan roman karangan dari Merari Siregar yang pertama diterbitkan oleh Balai Pustaka. Adapun karya atau karangan Merari Siregar yang lainnya, seperti Cinta dan Hawa Nafsu, Binasa Karena Gadis Priangan (1931), dan Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi (1924).

4. Roestam Efendi

Roestam Efendi lahir pada 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat dan wafat pada 24 Mei 1979 di Jakarta. Roestam Efendi adalah sastrawan yang berasal dari Minangkabau. Karya sastra yang ditulisnya bersifat metaforik serta menjadi pembaharu dalam gaya.

Roestam Efendi menulis beberapa karya sastra, misalnya Revolusi Nasional (1947), Diktatur Proletar (1948), Demokrasi dan Demokrasi (1949), Soal-Soal mengenai Sistem Kapitalis (1947), Soal-Soal di Sekitar Krisis Kapitalis (1947), dan lain-lain.

5. Abdul Muis

Abdul Muis pada 3 Juli 1886 di Sumatra Barat dan wafat pada 17 Juni 1959 di Bandung, Jawa Barat. Abdul Muis merupakan sastrawan yang berasal dari Minangkabau dan ayahnya ialah seorang demang yang keras dalam menentang kebijakan di datara tinggi Agam yang dilakukan oleh Belanda.

Abdul menulis beberapa karya, di antaranya Salah Asuhan (1928) merupakan novel yang diangkat menjadi film dengan sutradara Asrul Sani. Selain itu, Abdul Muis pun menulis novel lain, seperti Surapati (1950), Pertemuan Jodoh (1933), Robert Anak Surapati (1953).
0
1.3K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.