- Beranda
- The Lounge
Generasi Kini : Antara Isu Politik dan Pargoy
...
TS
albyabby91
Generasi Kini : Antara Isu Politik dan Pargoy
Generasi Kini : Antara Isu Politik dan Pargoy
Hai, aku adalah seorang pegiat media sosial (bisa dibilang gitu karena emang giat banget main sosmed saking giatnya kadang baru sadar saat azan subuh berkumandang) yang sangat konsern pada hal-hal berbau sastra, politik dan sejarah. Gak tau kenapa aku senang bengat gitu saat nontonin konten yang isinya tiga hal itu di hampir semua platform (kecuali yang isinya joget-joget pargoy karena menurutku banyak unfaedahnya dan cuma media buat pansos tanpa isi) dan kadang-kadang ikut beropini dan mengomentarinya. Tau sendirilah, isu-isu yang berkenaan dengan politik memang lagi hangat buat didiskusikan sekarang, apalagi banyak kalangan milenial yang makin kesini sepertinya minta politik mereka bak jamur di musim hujan, sangat signifikan perkembangannya.
Bicara tentang politik, mungkin hal ini bakal dianggap kurang menarik bagi sebagian orang. Apalagi di rentang usia yang masih muda, which is sebagian hidup mereka (maybe most of their life) di spending buat hal-hal yang bikin mereka having fun. Alih-alih ngomongin politik, mereka bahkan sama sekali tak pernah terbayang akan hal ini. Mendengar kata "politik" saja mereka sudah mual-mual dan geger otak, apalagi melakoninya. Tetapi hal ini tidak selalu negatif, maksud aku ini bisa di liat dari dua sudut pandang.
Pertama, politik bagi mereka menjadi tidak menarik karena disebabkan oleh habit para politicians yang sungguh jauh dari kata "baik", bahkan mungkin sebagian kasus kelihatannya sangat awkward dan bikin geleng-geleng kepala. Lihat saja kualitas para politicians yang duduk di Senayan itu sekarang. Mereka yang di panggil dengan sebutan "Yang Mulia Anggota Dewan" itu (beberapa yaa gak semua maksud aku) bahkan lebih pantas di gelari "makelar". Aktivitas mereka yang paling produktif adalah tidur saat sidang, pamer barang mewah, pamer gaji, pamer jalan-jalan ke luar negeri dengan dalih studi banding dan ada juga yang malah pamer otot dan volume suara doang saat ribut-ribut dan bahkan adu jotos di ruang sidang. Kita bahkan gak tau, substansi yang bikin mereka "bising" dan "adu jotos itu apa"? Katanya sih atas nama rakyat, atau paling populer "demi bangsa dan negara". Bullshit lah semua itu. Paling juga demi kerakusan akan kuasa dan harta benda. Semua pemandangan itu bikin anak-anak muda yang menyaksikan jadi mules dan malas buat membahas soal politik, bahkan tidak tertarik untuk dimasukan dalam list oborolan. Dengan begitu, wajar aja kalau pada akhirnya sebagian anak muda ini malah memilih interest lain, semisal joget-joget pargoy atau menjadi crazy rich dadakan.
Kedua, pendidikan politik di negara ini belum berjalan dengan baik. Ruang-ruang publik yang harusnya diisi dengan diskursus-diskursus akal sehat yang mana partai politik harusnya menyediakan wadah itu karena mereka punya power dan resources yang memadai (semisal kanal-kanal media dan ruang-ruang diskusi di kafe-kafe), tetapi hal ini bahkan terpikir sekalipun mungkin tidak pernah. Memang ada sih partai yang konsern nya menggaet anak muda dengan menggelar acara-acara yang berbau milenial, tetapi hal itu tidak cukup sebab kebanyakan dari partai politik yang menggelar hal ini adalah partai-partai politik yang baru tumbuh tunasnya dan lagi belum pernah mengikuti pemilu yang jelas secara power dan resources di lingkaran kekuasaan tidak sesignifikan partai-partai "tua" yang sudah malang melintang baik di lembaga eksekutif maupun legislatif. Kalau dibilang gak efektif mungkin gak juga. Lebih tepatnya mungkin kurang greget dan kurang power aja. Seandainya hal ini di lakukan oleh mereka yang udah lebih dulu mandiri dan besar, tentu saja akan melahirkan dampak yang luar biasa besar. Dan tentu saja, ruang-ruang publik anak-anak muda ini akan banyak di isi dengan kegiatan-kegiatan positif semisal diskursus yang memicu mereka agar bisa berpikir secara rasional dan logis dan tentu saja, semakin sering kegiatan seperti ini dilakukan, semakin signifikan pula kontribusi anak-anak muda ini untuk bangsa dan negara kedepan. Yang tentu saja, hal ini diawali terlebih dahulu dengan signifikansi minat mereka untuk tertarik dan terlibat dalam membahas isu-isu politik.
Hai, aku adalah seorang pegiat media sosial (bisa dibilang gitu karena emang giat banget main sosmed saking giatnya kadang baru sadar saat azan subuh berkumandang) yang sangat konsern pada hal-hal berbau sastra, politik dan sejarah. Gak tau kenapa aku senang bengat gitu saat nontonin konten yang isinya tiga hal itu di hampir semua platform (kecuali yang isinya joget-joget pargoy karena menurutku banyak unfaedahnya dan cuma media buat pansos tanpa isi) dan kadang-kadang ikut beropini dan mengomentarinya. Tau sendirilah, isu-isu yang berkenaan dengan politik memang lagi hangat buat didiskusikan sekarang, apalagi banyak kalangan milenial yang makin kesini sepertinya minta politik mereka bak jamur di musim hujan, sangat signifikan perkembangannya.
Bicara tentang politik, mungkin hal ini bakal dianggap kurang menarik bagi sebagian orang. Apalagi di rentang usia yang masih muda, which is sebagian hidup mereka (maybe most of their life) di spending buat hal-hal yang bikin mereka having fun. Alih-alih ngomongin politik, mereka bahkan sama sekali tak pernah terbayang akan hal ini. Mendengar kata "politik" saja mereka sudah mual-mual dan geger otak, apalagi melakoninya. Tetapi hal ini tidak selalu negatif, maksud aku ini bisa di liat dari dua sudut pandang.
Pertama, politik bagi mereka menjadi tidak menarik karena disebabkan oleh habit para politicians yang sungguh jauh dari kata "baik", bahkan mungkin sebagian kasus kelihatannya sangat awkward dan bikin geleng-geleng kepala. Lihat saja kualitas para politicians yang duduk di Senayan itu sekarang. Mereka yang di panggil dengan sebutan "Yang Mulia Anggota Dewan" itu (beberapa yaa gak semua maksud aku) bahkan lebih pantas di gelari "makelar". Aktivitas mereka yang paling produktif adalah tidur saat sidang, pamer barang mewah, pamer gaji, pamer jalan-jalan ke luar negeri dengan dalih studi banding dan ada juga yang malah pamer otot dan volume suara doang saat ribut-ribut dan bahkan adu jotos di ruang sidang. Kita bahkan gak tau, substansi yang bikin mereka "bising" dan "adu jotos itu apa"? Katanya sih atas nama rakyat, atau paling populer "demi bangsa dan negara". Bullshit lah semua itu. Paling juga demi kerakusan akan kuasa dan harta benda. Semua pemandangan itu bikin anak-anak muda yang menyaksikan jadi mules dan malas buat membahas soal politik, bahkan tidak tertarik untuk dimasukan dalam list oborolan. Dengan begitu, wajar aja kalau pada akhirnya sebagian anak muda ini malah memilih interest lain, semisal joget-joget pargoy atau menjadi crazy rich dadakan.
Kedua, pendidikan politik di negara ini belum berjalan dengan baik. Ruang-ruang publik yang harusnya diisi dengan diskursus-diskursus akal sehat yang mana partai politik harusnya menyediakan wadah itu karena mereka punya power dan resources yang memadai (semisal kanal-kanal media dan ruang-ruang diskusi di kafe-kafe), tetapi hal ini bahkan terpikir sekalipun mungkin tidak pernah. Memang ada sih partai yang konsern nya menggaet anak muda dengan menggelar acara-acara yang berbau milenial, tetapi hal itu tidak cukup sebab kebanyakan dari partai politik yang menggelar hal ini adalah partai-partai politik yang baru tumbuh tunasnya dan lagi belum pernah mengikuti pemilu yang jelas secara power dan resources di lingkaran kekuasaan tidak sesignifikan partai-partai "tua" yang sudah malang melintang baik di lembaga eksekutif maupun legislatif. Kalau dibilang gak efektif mungkin gak juga. Lebih tepatnya mungkin kurang greget dan kurang power aja. Seandainya hal ini di lakukan oleh mereka yang udah lebih dulu mandiri dan besar, tentu saja akan melahirkan dampak yang luar biasa besar. Dan tentu saja, ruang-ruang publik anak-anak muda ini akan banyak di isi dengan kegiatan-kegiatan positif semisal diskursus yang memicu mereka agar bisa berpikir secara rasional dan logis dan tentu saja, semakin sering kegiatan seperti ini dilakukan, semakin signifikan pula kontribusi anak-anak muda ini untuk bangsa dan negara kedepan. Yang tentu saja, hal ini diawali terlebih dahulu dengan signifikansi minat mereka untuk tertarik dan terlibat dalam membahas isu-isu politik.
tumiskecap dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.2K
43
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.1KThread•91KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya