Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Lelah Jadi Budak Korporat? Temukan Jalanmu ( Yang Mungkin ) di Dunia Usaha

wukuwuyeAvatar border
TS
wukuwuye
Lelah Jadi Budak Korporat? Temukan Jalanmu ( Yang Mungkin ) di Dunia Usaha
#HowWeStarted
#4



Berwirausaha? pernahkah terbesit pemikiran untuk berada di dunia ini? Setelah kelelahan yang bertubi-tubi sebelumnya.

Oke, mari kita telisik.

Pertama-tama, selamat akhir pekan lagi emoticon-army.

Sebenarnya tulisan ini akan sangat dibutuhkan bagi mereka yang saat ini tengah bimbang di perjalanan hidunya, tepat diantara ruang pengasingan antara ekspektasi dan realita, kedua hal itu kini saling mengungkap satu sama lain. Tempat yang berada jauh di dalam benak pribadi masing-masing.

Tatkala suatu ketika di perjalanan kehidupan, di waktu menjelang tutupnya hari. Saat ribuan orang di suatu kota telah mulai untuk bergegas merapikan barang bawaannya, insan yang tengah bingung ini terkadang berpikir,

" waktu untuk hari ini sudah -akan berakhir lagi ya? "

sebuah besitan pertanyaan yang terulang di dalam pikirannya, tepat di waktu yang sama ini, tiba-tiba kembali menyapanya di dunia menjelang malam ini.

Quote:


Ia bergegas merapikan semua peralatan dan perlengkapan pekerjaannya. Salah satu dari mereka mungkin ada yang menentukan untuk tidak membereskan perlengkapannya.

Ya, insan yang memilih untuk menambah waktu, persekian hari lagi? -ya, untuk mendapatkan target tertentu dalam pecapaian karirnya.

Apakah itu sebuah kesalahan untuk mengejar target dalam karir? Tentu saja tidak.

Karena realita kehidupan setiap orang berbeda, memiliki fase dan ritmenya sendiri, yang tidak akan pernah sama satu sama lain serta tidak perlu juga dibanding-bandingkan satu sama lain.

Di kala ia yang menentukan untuk tetap terjaga hingga malam, pasti ada sebuah jawaban yang menguatkannya di setiap waktu.

Terkadang ia disini adalah seorang bapak yang harap-harap cemas tentang nasib kehidupan anak-anak dan istrinya di waktu mendatang,

" apakah mereka di rumah sudah makan? Mungkin saat pulang aku akan menepi ke penjual makanan. "

bapak-bapak pekerja tetap memikirkan mereka yang dirumah selagi tetap terjaga dengan tumpukan target miliknya.

Quote:


Menepi kearah tempat lain, mungkin beberapa ia yang lain adalah seorang Ibu muda yang harus menghidupi anak-anaknya seorang diri. Banyak kemungkinan realita yang dapat terjadi, untuk menjawab mengapa ia harus menghadapi keadaan menjadi seorang single mother.

Namun, yang pasti, ia tahu mengapa ia mesti terjaga di tiap menjelang bergantinya suatu hari,

" anak-ku tidak perlu merasakan menjadi, aku. ", besit seorang ibu yang tengah berjuang di heningnya malam,

hanya agar anaknya kelak menjadi seorang yang dapat dibanggakan, walaupun perlu dibayar dengan darah, atau bahkan nyawanya sendiri.

Quote:


Nan jauh di luar padatnya kota ataupun di tengah pusat kota,

mungkin ia yang satu lagi tengah terjaga di tengah gempuran realita awal kehidupan, di tengah perjalanan karir yang masih ranum.



Ya, seorang pria

Quote:



maupun wanita

Quote:




yang sama-sama baru mentas dari perjalanan panjang pendidikan nan melelahkan, sekarang tengah berjuang menata masa dapan dan meraba arah jalan yang akan iabangun.

Kedua insan itu memiliki bisikan pemikiran yang sama,

" -bapak.. -Ibu.. sekarang giliranku, kan? ",

ataupun pria yang sedang memiliki keinginan untuk segera melamar pasangannya namun masih ragu, sebuah ragu yang bukan karena kekosongan rasa,

" dek, kamu ga apa, kah? m-mungkin aku- ",

sebuah keadaan yang kadang berakhir dengan penentuan jalan yang berbeda dari masing-masing pihak.

Semua pemikiran itu terkadang terbesit oleh mereka, entah dari seorang bapak, ibu, maupun anak muda.

Mereka yang memilih meninggalkan hiruk pikuk gemerlap kesenangan duniawi, untuk sebuah pencapaian keinginan, yang ingin segera mereka realisasikan.

Tadi itulah, beberapa realita dari ia yang harus merelakan waktunya untuk bekerja lebih dari orang-orang biasanya, target yang akan mereka berikan kepada perusahaan atau korporasi yang menaungi mereka saat ini.


Para pejuang kehidupan.



*************



Trit ini dibuat setelah terjadi selingan pembicaraan dengan seorang yang pernah dalam naungan suatu unit usaha, seorang pekerja. Bapak itu berkata,

" pak, mungkin saya.. Setelah ini ingin rehat dulu.. ", sebuah perkataan yang mau tidak mau akan dibalas,

" iya bapak, ga apa. setelah ini memang sudah banyak yang selesai targetnya. Jadi bisa break sejenak. " perkataan yang sebenarnya, diawal tak dimengerti maksutnya.

" bukan, pak. saya lagi bingung, sudah lama saya tak bertemu anak dan keluarga. sepertinya saya izin untuk mengundurkan diri seusai project satu ini. saya kangen mereka pak. mungkin saya mau buka warung sama sembako di kota saya. agar bisa siaga setiap saat buat anak-istri. "

Jauh sebelum ini juga, hal sama juga terjadi, suatu ketika seorang muda baru lulus sma yang tergiur dengan projeksi bisnis franchise minuman yang ditawarkan temannya melalui media sosial.

ia sangat tergiur konsep omzet yang ditawarkan para marketer ladang usaha tersebut, dengan gigih ia berkata,

" mas, saya dapet tawaran buat buka usaha jual es, mantep pokoknya, unik dan kekinian. Jadi, kesempatan kali ini saya izin resign. "

waktu itu hanya bisa jawab, " ya tidak apa, selagi itu memang kemauan dari dalem hatimu. Tapi inget, pilihan itu ga ada tombol baliknya di dunia nyata. Jadi pastiin mateng-mateng sebelum neken tombolnya. -beda ama gta make cit polisi tak berkutik. "


*************



Beberapa kali menemui seseorang yang mengundurkan diri dari suatu korporasi untuk mulai menjalankan usaha atau merintis sebuah bisnis,

sebagian besar dari mereka nampak implisit memberikan pernyataan seperti halnya lelah untuk bekerja kepada orang, tidak ingin menjadi budak pemenuh target majikan, ingin menjadi bos dan lain sebagainya.

Semua hal itu, sebenarnya hanyalah sebuah pride semata yang terkobar karena kepedihan selama menjalani masa perintisan karir bagi yang menurutnya perjalanan karirnya tidak baik baik saja.

Yang bisa dijelaskan kepada khayalak, ketika seseorang mengatakan hal tersebut adalah hanya:

saat merintis sebuah usaha, kita pun sebenarnya juga bukan seorang bos secara mutlak, karena ada birokrasi tangga pula seperti seorang Investor, pelanggan, serta main-company yang disini terkadang kita hanya sebagi vendor, yaitu bagian kecil dari mata rantai usaha yang lebih besar.

Jadi, tidak ada bedanya, kita sesama pejuang kehidupan, tetap terkejar target dan tujuan yang sama, dengan limpahan tanggung jawab yang berbeda.

Sebab itu, tak peduli kau seorang pekerja maupun pemilik usaha, masing-masing memiliki tugas sama pentingnya dan saling terikat satu sama lain untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

Jika menganggap seorang yang memilih membangun usaha dan meninggalkan karirnya (-o-) karena ingin dipanggil bos, tidak ingin berurusan dengan korporat bahkan benci, ingin berdagang dan ingin mengatur waktu semaunya. Itu salah besar.


Ada sebuah perbedaan mendasar dalam seni berwirausaha, ada yang namanya tingkat :


1) Pedagang

Quote:



2) Pengusaha

Quote:



3) Korporasi

Quote:



Di tingkat pertama adalah tingkat Pedagang, ini adalah waktu dimana sebagai pemenuhan hasrat berkobarnya (-o-) pride seseorang setelah muak dengan perjalanan karirnya, ia merasa menjadi manusia yang bebas dan merasa strata sosialnya menjadi lebih keren.

Sama seperti remaja pubertas, yang ingin diketahui dan diingat namanya di seluruh penjuru sekolah. Namun, di tingkat awal ini, seseorang hanya melaksanakan unit usaha barter, yaitu memindahkan barang ke tangan orang lain dengan timbal balik uang.

Di tingkat ini memang waktu bukan musuh. Dan beberapa waktu ia mengerti bahwa beban yang dipunya tetap sama saja.

Lambat laun, unit bisnis pun perlu scaling up atau terpaksa scale up karena meningkatnya penjualan dan omset,

secara otomatis untuk sekarang anda perlu mempelajari hal-hal manajerial untuk mengatur sebuah usaha, yang kini menjadi lebih kompleks.

Quote:


Disinilah anda masuk ke tingkat yang kedua yaitu menjadi : Pengusaha. Disini ternyata, perlu ada penambahan pegawai, ataupun penambahan divisi serta pembenahan sistem operasional.

Semisal dulu yang menjual bakso hanya dengan menunggu distributor atau agen untuk mengirimkan bahan baku. Sekarang ternyata dengan meningkatnya jumlah pelanggan, unit divisi pembuatan bahan baku bakso secara mandiri pun perlu dimulai, pertama-tama dengan ala rumahan di belakang rumah.

Waktu yang dulu dianggap musuh dan dianggap telah bebas darinya setelah berwirausaha, ternyata villain yang bernama waktu mendatangimu kembali dengan tenggat yang tak terprediksi sperti halnya 9-16 namun menjadi 24/7.

Semakin berkembangnya usaha, brand usahamu pun telah dikenal masyarakat luas.

Kali ini, orang kota lain menginginkan produkmu berada di kotanya, tidak lagi hanya pengiriman paket olshop saja dan tenant lokal.

Disini, ternyata kau harus menemui kembali, hal yang kau anggap buruk selama ini.

Ya, sistem usahamu sudah diwajibkan untuk menjadi bentuk korporasi jika ingin ekspansi dan scale up secara luas.

Sekarang, kau masuk di tingkat Korporasi.

Perjalanan awal membentuk korporasi, atau perusahaan akan benar-benar menguras otak, tenaga dan mentalmu. Banyak bos-bos datang, kali ini menjadi bosmu.

Ya, yang kali ini menjadi atasan unit usahamu. Sekali lagi dalam kehidupan, kau akan menemukan ternyata harus menerima memiliki bos lain dalam bentuk :

investor, holding company, pendana dan segala macam.

Dan kau harus menemui sekali lagi, bahwasanya 'umpatan' serta 'makian' terkadang didapatkan pula di dunia wirausaha,

apalagi yang langsung berhadapangan dengan unit usaha jalanan atau lapangan, walau sesekali unit bisnis umum juga tidak jarang adanya perselisihan yang berujung hukum.

Jadi, pilihan meninggalkan karir yang telah tertata rapi sekian tahun untuk melanglang buana di dunia usaha juga perlu pertimbangan yang sangat-sangat matang. Pastikan ada banyak variabel yang dipikirkan dan dipelajari sebelum memasukinya.

Tidak perlu memusingkan siapa bos dan bawahan, karena di dunia ini, semuanya berada dalam mata rantainya masing-masing, seperti di  dalam pusaran sistem tata mandala di zaman era 1200an, tentang semua makhluk hidup memiliki peran masing-masing yang sama-sama penting.

Quote:



*************



Keadaan diatas, antara bapak-bapak dan anak muda yang mengundurkan diri karena ingin mencoba peruntungan di dunia berwirausaha tetap berlanjut. Disebabkan keinginannya yang kuat, dipastikan mereka sudah mempertimbangkan secara matang.

Pada saat itu, pembicaraan pun tidak sadar sudah melewati tengah malam. Pembicaraan tentang hal awal apa saja untuk mempersiapkan sebelum benar ingin berwirausaha terjadi.

Hal-hal poin di pembicaraan dengan mereka, yang akan ts gubah dan jabarkan menjadi sebuah tulisan di bawah ini sebagai catatan :

( Poin-poin yang perlu diperhatikan sebelum memulai bisnis / usaha, dari pengalaman ts, agar everlasting tak hanya ajang ikut-ikutan )



1. Pastikan Kau Memiliki Hasrat dan Keinginan Besar Saat Menjalankan

Quote:


Original statement : " You are passionate about -this things "

Spoiler for buka aja, biar rapi.:




2. Tak Perlu Membayangkan Modal Hingga Triliyunan Rupiah

Quote:


Original statement : " Doesn’t take a much rupiah to fund "

Spoiler for buka aja, biar rapi.:




3. Kau Harus Punya Dasar Pengetahuan Sebelum Memilih

Quote:


Original statement : " You have some experience in this things -avoiding the problem of u don’t know what u don’t know ”

Spoiler for buka aja, biar rapi.:

-

-

-
Lanjut Post Bawah

emoticon-Ngacir2
siloh
emineminna
ueki19
ueki19 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.3K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.