Wanita yang pernah bekerja di industri "film dewasa" di Jepang banyak mengalami trauma fisik dan psikis. Mereka berkata jika mereka adalah korban eksploitasi seksual yang saat ini membutuhkan dukungan.

Salah satu wanita memberanikan diri untuk menceritakan kejahatan yang dialami saat aktif dalam industri pornografi. Dan ia juga berharap pemerintah Jepang dapat mengakhiri eksploitasi seksual di industri porno di Jepang.

Artis pornografi wanita dijuluki dengan Maiko kalau di +62 disebut dengan PSK (Pekerja Seks Komersial), rata-rata wanita Jepang yang ikut terjerumus kedalam pornografi mengalami kesulitan ekonomi dimana sebelumnya mereka dijebak.

Para wanita ini akan ditawari kencan dan tidur bareng dengan harga yang sangat menarik oleh pria hidung belang dan pastinya tampan (sebagai jebakan Batman). Saat si wanita ini mengiyakan tawaran tersebut, kemudian para wanita akan di mabukkan dan terkadang ada yang dibius agar adegan sesuai permintaan sutradara.



Wanita yang diboking pria tersebut akan di bawa ke hotel atau rumah yang sudah di perlengkapi dengan peralatan kamera shooting saat si wanita dalam keadaan tidak sadar diri. Semua aksi dilakukan sesuai permintaan sutradara, jika kebetulan wanita tersebut masih perawan ini adalah jackpot bagi si pria dan sutradara karena nilai jual yang tinggi.

Dan saat itu maiko bercerita jika dirinya terjebak saat itu ternyata ada kamera tersembunyi di dalam hotel yang sudah dipersiapkan mereka, dan saat itu Maiko mengakui jika dirinya memang tidak perawan lagi. Maiko bercerita, jika saat itu pria teman kencanya menghubunginya kembali untuk berkencan dan cerita panjang lebar akhirnya ia ditawari bermain film dewasa dengan menunjukkan video yang mereka rekam secara diam-diam.

Ini merupakan kejahatan sutradara dan si pria yang melakukan penipuan terhadap dirinya, dengan berat hati Maiko pun menyetujui tawaran sutradara tersebut dan setuju untuk berpartisipasi dalam pemotretan foto telanjang dan dijanjikan satu juta yen ( $ 7.500 ). Saat sesi pemotretan selesai mereka tidak langsung membayarnya dan mereka juga memaksa agar saya bermain film dewasa baru upahnya dibayar.

Ini merupakan jebakan keji yang dialami Maiko yang satu ini, meskipun setelah itu di bayar semuanya oleh sutradara ia tidak bisa lagi lepas dari film dewasa karena wajahnya sudah terpublikasi. Dan mau tak mau ia harus terjebak di drama film dewasa dan kemudian memberanikan diri untuk kembali ke kehidupan normal seperti yang di lakukan Mia Khalifah dan Miyabi.

Meskipun mengalami trauma mental akibat kekerasan seksual di masa lalu, Maiko berkata jika dia bermain di film porno tidak hanya karena tekanan ekonomi melainkan karena terjebak, mungkin saya bisa mengubah apa yang terjadi pada diri saya tapi yang menjadi masalah saya sudah di cap buruk di masyarakat, ungkap Maiko. Jadi Maiko mulai berpikir untuk bermain film dewasa dan bersembunyi dari kehidupan sosial.



Dan sisi gelap para wanita-wanita yang berperan di film dewasa ini sebenarnya adalah keterpaksaan karena jebakan, para pekerja sek komersial yang bekerja individu pada umumnya menjadi sasaran empuk mereka karena setelah di jebak mereka tidak bisa berkutik lagi karena profesi mereka sebelumnya.

Di film dewasa Jepang banyak menggunakan manipulasi darah perawan, jadi seakan-akan perempuan tersebut adalah benar perawan padahal tidak.



Penulis: Sambelterasi052
Referensi: zingnews.vn - Trik 'predator' industri porno di Jepang