Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Buah Hati : Sebuah Pengalaman Melahirkan Anak Pertama
Buah Hati

"Saya terima nikah dan kimpoinya Siti Supriyati binti H. Halimi dengan mas kimpoi tersebut, tunai."
Alhamdulillah, sah...
Setelah ijab kabul terucap, alhamdulilah, kami pun sah menjadi pasutri (pasangan suami istri). Saat itulah aku dan suamiku, Andi hidup bersama dalam sebuah rumah tangga.

Hari-hari kami lalui bersama, di awal pernikahan, kami saling mengenal. Ternyata setelah berumah tangga banyak hal yang tidak aku ketahui tentang suamiku, karena kami tidak selalu sama, pasti ada pemikiran yang berbeda. Disitu kami terus belajar, mengerti dan memahami satu sama lain.

Namun, sudah satu tahun pernikahan, kami belum juga dikaruniai keturunan. Padahal temanku yang baru saja menikah sudah mulai hamil. Setiap kali aku telat datang bulan, aku langsung melakukan tes kehamilan. Tapi, yang didapat hanya satu garis merah. Aku terus berdoa agar segera mendapatkan garis dua, yang artinya aku positif hamil.

Tahun kedua pernikahan, kami masih berusaha agar mendapatkan kepercayaan untuk menjadi orang tua. Segala macam cara kami lakukan, konsultasi dengan dokter, belum juga ada tanda kehamilan, ngurut dibagian peranakan sudah, makan kurma mentah dari Arab sudah (kebetulan waktu itu orang tua temanku baru pulang dari ibadah haji, beliau membawa kurma mentah yang kemudian dikasihkan ke saya) walaupun rasanya sepet, tidak enak tetap aku makan demi bisa mendapatkan buah hati.

Suatu hari, adik ipar ku menikah. Tidak lama kemudian, istrinya hamil. Sedangkan aku sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Banyak orang yang menanyakan kok belum hamil? Sudah ngisi belum? Punya anak berapa? Kapan punya anak? Adik kamu yang baru menikah, sudah hamil. Kamu kapan? Pertanyaan -pertanyaan yang hanya membuat hatiku sedih terluka. Aku hanya tersenyum menanggapi semuanya, dan berkata, "doakan saja semoga secepatnya. Aamiin..."

Setelah lama menanti kehamilan, aku sudah lebih tabah, ikhlas dengan semua keputusan yang Allah berikan kepada kami. Sambil terus berikhtiar dan berdoa kepada sang Khalik.

Tahun ketiga pernikahan, aku lulus sarjana. Ditemani suami tercinta, orang tua, dan keluarga yang selalu setia mendukung kami. Aku pun menjadi seorang ibu dari anak-anakku di sekolah. Ya, setidaknya aku bisa terhibur, mengisi waktuku bersama anak-anakku di PAUD.

Suatu hari, aku jalan-jalan sore bersama suami tersayang, sambil naik motor mengelilingi desa kami yang asri. Aku pun mengabadikan momen ini, tapi yang aku foto pemandangan langit di sore hari. Jeprat-jepret aku foto awan yang indah itu.

Sesampainya di rumah, aku melihat hasil jepretan foto, saat ku perhatikan salah satu foto, ternyata awan di dalam foto itu berbentuk wajah bayi yang mungil tersenyum seolah menyapaku, ibu... Langsung saja aku tunjukkan foto itu kepada suamiku.
"Sayang, lihat ini aku tidak sengaja mengambil foto saat kita jalan-jalan tadi. Perhatikan deh, awannya berbentuk wajah bayi. Iya kan?"
"Subhanallah, iya sayang. Semoga ini pertanda baik ya."
"Iya, aamiin."

Malam itu, sekitar pukul 00.30 WIB perutku terasa sakit, sakiiiit yang mencekam. Belum pernah aku merasakan sakit dibagian perutku yang seperti ini. Aku merintih kesakitan, hampir di setiap malam.
Saat memeriksakan diri ke dokter, katanya aku terkena penyakit usus buntu. Lalu, aku minum obat itu. Tapi, tak ada perubahan, perutku selalu terasa sakit saat pertengahan malam.

Keesokan harinya, aku periksakan diri ke klinik, tentunya ditemani sang suami. Di sini aku ditanya oleh bidan petugas klinik itu.
"Ibu, sudah datang bulan belum?"
"Belum, saya sudah telat datang bulan."
"Ibu sudah tes kehamilan?"
"Sudah, pas saya tahu telat datang bulan langsung saya tes dan hasilnya negatif."
"Coba, kita tes lagi ya. Silahkan ibu ke kamar kecil untuk tes urine."
"Ini ibu bidan, sudah."
"Sebentar ya, kita tunggu hasilnya."

Tak lama kemudian, ibu bidan menghampiri saya dan suami.
"Bapak, ibu, selamat ya..."
"Maksudnya, selamat apa?"
"Selamat karena hasilnya positif."
"Alhamdulillah..."
Mendengar jawaban itu, suamiku langsung memelukku dengan penuh rasa syukur.
Kami sangat bersyukur, akhirnya tes itu menunjukkan garis dua yang artinya aku positif hamil. Aku sangat bersyukur sekali, Allah telah menjawab doa dan harapanku selama ini. Allah memberikan buah hati untukku di saat yang tepat. Setelah aku menyelesaikan kuliahku, aku mendapatkan kepercayaan untuk menjadi seorang ibu. Mungkin kalau dulu aku hamil, kuliahku akan tertunda. Terima kasih ya Allah, Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.

Oh iya, Walaupun saat pertama kehamilan sempat minum obat usus buntu karena ketidaktahuan kami, alhamdulilah kehamilanku sangat baik, sampai aku melahirkan. Allah karuniakan kami bayi perempuan yang cantik yang kemudian kami beri nama ISMI DIHYA AWALIYAH yang berarti namaku cahaya pertama. Semoga kelak menjadi anak solehah yang memancarkan cahaya kebaikan di setiap langkahnya. Aamiin..
icajonatan437
penikmatbucin
penikmatbucin dan icajonatan437 memberi reputasi
7
756
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.