Negara di Asia Tenggara namun lolos dari penjajahan, negara apakah itu?

Thailand.

Ketika banyak wilayah tetangganya yang dijajah, ternyata Siam nama Thailand dulu yang masih diperintah oleh Raja Rama IV sudah mulai berbenah menjadi lebih modern.

Modernisasi yang dilakukan Thailand bisa dibilang ada salah satu cara meredam kebodohan terhadap masyarakat disana agar mudah berinteraksi dengan ras asing, pada dasarnya Thailand terbuka dengan gaya hidup masyarakat Eropa.



Maka, sejak tahu 1852 pendidikan Thailand sudah bergaya eropa. Yang pertama ada adalah geografi dan astronomi modern, ketika belajar geografi maka masyarakat dapat mengenal wilayah orang asing yang singgah ke negerinya.

Tak hanya itu Raja Rama IV juga memanfaatkan misionaris Kristen untuk mengajarkan bahasa asing, yang saat itu bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar mereka.

Raja Rama IV memang merubah kerajaan Siam lebih modern, mereka juga tak segan untuk memperkuat pasukannya dengan banyak menyewa tentara asing. Bahkan tentara dari negeri barat, ikut menbantu keamanan di kerajaan Siam.



Coba deh ente bayangin gimana Thailand saat itu memperkerjakan bule-bule untuk menjaga kerajaannya! Dan juga sebagai pelatih pasukan kerajaan, tentunya dengan gaji dan bayaran yang lumayan. Bisa, dipastikan negara bule yang lain juga males nyerang, kekuatan dan senjatanya bisa seimbang akan banyak makan korban nantinya.

Terlebih ada perjanjian Browing, disini sebenarnya menguntungkan pihak Inggris tapi kalau tidak dilakukan Thailand bisa diserang.





Lalu Thailand juga sebagai wilayah buffer state, disini ada dua kekuatan besar antara kolonial Inggris dan juga Prancis. Maka terciptalah perjanjian yang ditandatangani pada 1896 dengan tujuan menjaga kemerdekaan Siam dan Siam akan menjadi buffer state antara Prancis dengan Inggris.



Lantas yang menariknya lagi pada tahun 1917, Siam menyatakan perang terhadap kekaisaran Jerman dan Austria Hongaria. Demi meraih simpati Inggris dan Prancis, sudah pasti sejak saat itu Thailand sejajar dengan negara Barat lainnya.

Inilah yang menyebabkan mereka lolos dari penjajahan, dimulai dari pendidikan. Ini membuktikan kerajaan yang masyarakatnya berpendidikan tinggi akan susah untuk dibodohi, bahkan bisa melakukan adu domba.

Lalu harus memihak salah satu blok terkuat saat itu, alias menjadi sekutu walau merugikan tapi untuk jangka panjang akan lebih baik hasilnya.



Mirip dengan Ukraina yang ingin gabung blok Nato, sayang seharusnya Ukraina gabung ke blok Rusia agar lebih aman walau secara hitungan rugi. Tapi sebagai negara buffer state Rusia, akan lebih aman pro ke Rusia dibandingkan Nato.

Andai negara Siam pro ke Prancis, bisa saja negara Inggris marah besar dan menjajah Thailand. Jadi harus berfikir smart, mana yang menguntungkan saat itu untuk dijadikan sekutu agar negaranya aman.



Sedangkan Indonesia? Pada tahun 1800an Indonesia masih berupa kerajaan, dan pro ke pihak Belanda. Terlebih dari banyaknya bantuan yang diminta kepada VOC saat itu, disana Belanda sudah menguasai tanah di Batavia yang diberikan oleh Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulqadir (1596-1647) mengizinkan VOC melabuhkan kapal serta membangun dermaga, kantor administrasi, benteng kecil, dan gudang di wilayahnya.

Namun akhirnya pasukan VOC di Maluku, malah melakukan pergerakan dan menghancurkan Jayakarta pada 30 Mei 1619. Ini kesalahan terbesar karena tidak memberikan masyarakat ilmu pendidikan setara eropa, hingga membayar tentara asal eropa untuk mengajari pasukan lokal.



Saat itu kalau mau kerjasama dengan Inggris, atau Prancis akan memiliki kekuatan yang lebih baik.

Restorasi Meiji, juga melakukan hal yang sama tak heran Jepang menjadi kuat ketika membuka diri dan bersekutu dengan bangsa barat saat itu.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1,klik
Pic : google