Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Rusia Keok Eropa Terbelalak, Jepang pun Naik Tangga
Rusia Keok Eropa Terbelalak, Jepang pun Naik Tangga

Kisah Perang Jepang-Rusia 1904-1905 yang berhasil mengubah pandangan superioritas ras ke berbagai penjuru dunia.

Rusia Keok Eropa Terbelalak, Jepang pun Naik Tangga
Pasukan Jepang memasuki Chinchow. (id.rbth.com)

Modernisasi yang dilakukan Meiji sejak tahun 1868 sukses menghantarkan Jepang menjadi negara super power baru di benua Asia dengan sifatnya yang imperialis.

Sifat tersebutlah yang menyebabkan Jepang melakukan perluasan wilayah untuk menguasai Korea dan Manchuria guna menanamkan kepentinganya di bidang politik dan ekonomi.

Setelah perang Cina-Jepang I (1894-1895) Jepang berhasil menang dan mengadakan Perjanjian Shimonoseki pada 17 April 1895. Jepang berhasil mendesak pemerintahan Manchu untuk menyerahkan sebagian wilayah-wilayahnya seperti Taiwan, Kepulauan Pescadores, dan Semenanjung Lioutung. Akan tetapi, Rusia tidak senang atas kemenangan Jepang.

Alasan Rusia karena Jepang dirasa menghalangi sekaligus membahayakan kepentingan "politik air hangat" di perairan Korea dan Manchuria. Selain itu, Rusia juga khawatir kehilangan pengaruhnya di Manchuria karena negeri tersebut kaya sekali akan sumber daya alam.

Rusia kemudian menggandeng negara-negara yang tidak suka terhadap penguasaan yang dilakukan oleh Jepang. Dengan demikian terciptalah Aliansi atas Rusia-Jerman-Prancis untuk membendung pengaruh Jepang di Manchuria.

Aksi protes yang dilayangkan aliansi ketiga negara tersebut pada akhirnya berhasil membuat Jepang menyingkir dari Semenanjung Liaotung (Minardi, 2020)

Atas jasa tersebut, pihak aliansi mendapat hak sewa di Semanjung Liaotung, khususnya bagi pihak Rusia yang berhasil mendapat wilayah Port Arthur dan Dairen di bagian semenanjung.

Di sinilah awal mula ketidaksukaan Jepang terhadap Rusia. Di tahun 1901, pemberontakan Boxer berhasil dipadamkan. Rusia berkesempatan untuk mengirimkan pasukannya ke wilayah Manchuria dengan dalih keamanan dan bersifat sementara.

Akan tetapi, pasukan yang dikirim oleh Rusia ini tetap saja berada di sana. Setelah protes dilakukan oleh negara-negara Barat dan juga Jepang, pihak Rusia masih saja tidak mau menerima tuntutan tersebut.

Langkah Rusia ini dianggap tinggal selangkah lagi berhasil dalam menanamkan pengaruhnya di Korea mengingat kedekatan perbatasan kedua negeri tersebut. Pemerintah Jepang kemudian secara Resmi mengumumkan Perang kepada Rusia pada 10 Februari 1904

Langkah Taktis Jepang

Dikutip dari buku Leo Agung dengan judul Sejarah Asia Timur jilid pertama (2012), Jepang memblokir wilayah Port Arthur dengan segera. Setelah itu Jenderal Kuroki memobilisasi tentara Jepang untuk menduduki wilayah Korea dan kemudian Dairen.

Di Port Arthur, kapal-kapal militer milik angkatan laut Rusia berhasil dikalahkan oleh angkatan laut Jepang di bawah kepemimpinan Jenderal Nogi.

Selanjutnya Jepang berhasil menduduki wilayah Rusia di Vladivostok. Kekalahan-kekalahan tersebut juga diiringi dengan mental tentara Rusia yang terus tergerus. Di bawah pimpinan Jenderal Stossel Rusia pada akhirnya menyerah kepada Jepang.

Jepang tahu jika konflik dengan Rusia di kemudian hari bisa pecah sewaktu-waktu mengingat ketegangan yang dialami oleh kedua negara ini tidak pernah surut.

Untuk itu, Jepang menyiapkan strategi-strategi baik sebelum maupun ketika perang meletus dengan Rusia agar menciptakan peluang kemenangan yang lebih besar.

Sebelum perang berkecamuk Jepang sudah terlebih dahulu menggandeng Inggris untuk melakukan perjanjian aliansi di tahun 1902. Jika perang meletus, sikap yang diambil oleh negara Inggris agar tidak menguntungkan Rusia.

Secara politik Inggris di beberapa tahun terakhir memang memiliki hubungan politik yang kurang mengenakkan dengan Rusia dan ketika Jepang menyodorkan sebuah aliansi, maka Inggris pun menyambutnya dengan tangan terbuka.

Selain itu, Jepang mulai melakukan kampanye untuk memberikan citra positif kepada negara-negara Barat. Jepang berusaha mengurangi narasi-narasi yang beredar di Eropa mengenai kebengisan yang dilakukan oleh militer Jepang selama perang Cina-Jepang I (1894-1895) dengan diiringi pembantaian dan juga tindak kekerasan terhadap penduduk sipil di wilayah Port Arthur.

Di mata bangsa Eropa, Jepang pada saat itu dianggap sebagai bahaya orang-orang kuning Asia. Pada tahun 1903 Jepang melakukan manuver hubungan luar negeri dengan mengirimkan Suematsu Kencho di Eropa dan Kaneko Kentaro di Amerika Serikat untuk menempatkan wajah positif pada tindakan Jepang.

Saat perang berlangsung, para pimpinan militer Jepang menerapkan protokol-protokol internasional yang telah disepakati di tahun-tahun sebelumnya.

Saat perang berlangsung bahkan penerapanya melebihi dari apa yang diharapkan isi dari protokol tersebut. Contohnya adalah dalam pelayanan medis. Jepang tidak membedakan baik lawan maupun di pihak sendiri.

Ketika medan pertempuran berhasil dikuasai oleh Jepang, para tentara Rusia yang terluka parah dirawat dengan sebaik mungkin hingga pemberlakuan tahanan militer yang lebih manusiawi. Hal ini mendulang sikap respect di mata bangsa Barat.

Pemberitaan yang tersiar mengenai Jepang selama masa perang berlangsung berhasil mengubah pikiran bangsa Barat. Keefektifan dari strategi yang diterapkan dalam memobilisasi tentara, penguasaan kondisi geografis di medan perang, dan juga kekuatan militer Jepang terutama angkatan lautnya, mendapat pengakuan di mata orang-orang Eropa (Kownwer, 2001)

Dampak Perang

Dampak dari kemenangan Jepang sangat mendongkrak pamor Jepang sebagai negara super power di Asia bahkan berhasil mempengaruhi semangat nasionalisme penduduk Asia, karena berhasil menginspirasi bahwa bangsa Asia dapat menang atas dominasi bangsa Eropa.

Dampak nahas dari adanya perang ini lebih banyak menimpa Rusia sebagai pihak yang mengalami kekalahan. Ketika perang berakhir, Perjanjian Portsmouth ditandatangani pada 5 September 1905.

Isi perjanjian secara garis besar Jepang berhasil mengurangi hak-hak ekonomi-politik Rusia di Manchuria dan Korea, penarikan tentara Rusia dari Manchuria, hilangnya wilayah Rusia dengan diserahkannya Sakhalin Selatan kepada Jepang.

Kekalahan perang juga menjadi bibit awal dari lahirnya revolusi Bholshevik yang terjadi di kemudian hari pada bulan Oktober 1917 (Afandi, dkk, 2018)

https://www.netralnews.com/rusia-keo...1WTmFqQVMxZz09
Diubah oleh dragonroar 02-06-2022 03:30
dr.octopussy
skuteris76
skuteris76 dan dr.octopussy memberi reputasi
2
752
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.