Sebuah foto yang diunggah oleh akun @UAWeapons melalui media sosial Twitter menunjukkan tank T-62 sedang diangkut menggunakan kereta api menuju Ukraina, foto tersebut diambil di stasiun kereta api Melitopol di sebelah tenggara Ukraina. Masih belum jelas apa tujuan Rusia mengirim tank tua ini ke Ukraina, apakah akan didonasikan untuk pasukan pro Rusia atau digunakan oleh pasukan Rusia sendiri.

Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis atau CSIS, Rusia memiliki 10.000 tank dan 8.500 kendaraan lapis baja di gudang penyimpanan; dengan sekitar 2.500 di antaranya adalah T-62 seperti yang diperkirakan oleh analis militer. Karena pasukan Rusia menggunakan varian T-72A/B yang lebih tua di Ukraina dan bahwa beberapa dari 10.000 tank yang diklaim dalam penyimpanan cenderung lebih modern daripada T-62.

Sementara itu jumlah tank Rusia memang semakin berkurang. Menurut perkiraan media lokal The Kyiv Independent tentang kerugian Rusia, lebih dari 1.300 tank telah dihancurkan oleh pasukan Ukraina pada 25 Mei 2022. Sementara analis open-source independen Oryx telah menyebutkan jumlahnya adalah 700 tank yang dikonfirmasi secara visual. Jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Selain kehilangan banyak tank, kemampuan Rusia untuk mempertahankan kesiapan tank yang setelah tiga bulan perang yang brutal juga dipertanyakan, terutama karena sanksi embargo telah memutus pasokan beberapa komponen teknologi utama untuk persenjataan Rusia. Hal ini bisa menjadi alasan lain untuk kehadiran T-62 di Ukraina





Sekilas tentang T-62, pertama kali diperkenalkan pada awal 1960-an untuk bersaing dengan tank FV4201 Chieftain Inggris dan tank tempur utama M60 Patton Amerika Serikat. Dikembangkan dari seri T-55, tank baru ini kemudian diberi nama T-62. Tank baru ini dimaksudkan untuk menggantikan tank yang lebih berat dan lebih lambat dengan opsi yang lebih mobile dan bermanuver. T-62 dirancang dengan meriam utama yang lebih kuat, perlindungan lapis baja yang ditingkatkan, dan mesin yang lebih kecil dan lebih efisien daripada pendahulunya.

Setelah produksi awal yang dimulai pada tahun 1962, Uni Soviet diperkirakan telah membangun 20.000 T-62 selama delapan tahun. Namun, kemampuan T-62 tidak seperti yang diharapkan oleh pabrikan Soviet. Tingkat tembakan yang lambat dan kesulitan untuk mengarahkan meriam utamanya adalah dua masalah pada T-62, Uni Soviet kemudian berhenti memproduksi T-62 pada tahun 1975 

Singkat cerita pada aawal 1980-an, Uni Soviet memulai program modernisasi untuk T-62 yang menampilkan paket armor yang ditingkatkan, mesin yang lebih kuat, dan sistem pengendalian tembakan yang ditingkatkan dengan lebih baik untuk medan perang modern. Versi upgrade ini disebut sebagai T-62M yang sekarang dilaporkan berada di Ukraina. 

Varian lain T-62 adalah T-62MV yang juga terlihat hampir identik dengan T-62M, versi T-62MV dilengkapi paket pelindung reaktif (ERA) Kontakt-1 yang berbeda dari paket pelindung BDD yang dipasang pada T-62M. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa Kontakt-1 ERA menggunakan bahan peledak C4 yang diapit di antara dua pelat armor, dan akan meledak jika terkena senjata anti tank. Prmasangan armor ERA akan mengurangi kerusakan yang diderita T-62, sementara armor BDD menggunakan dua atau lebih pelat yang berjarak terpisah.





Kehadiran T-62 dalam sebuah konflik juga bukan pertama kalinya, Rusia sebelumnya juga telah membawa T-62 kembali dari kubur. Salah satu debut T-62 adalah di Afghanistan, waktu itu T-62 memainkan peran besar dalam invasi Soviet ke Afghanistan pada 1980-an. Kemudian dalam konflik Chechnya-Rusia pada 1990-an, T-62 juga kembali diterjunkan. Pada tahun 2008, Rusia membawa kembali T-62 untuk digunakan selama konflik singkat di Georgia. Terakhir kali T-62 keluar dalam jumlah besar dari gudang Rusia adalah ketika mereka mengirimnya ke Suriah pada tahun 2020, waku itu T-62 juga dicat sangat mirip dengan tank yang dilaporkan berada di Ukraina sekarang.

Sejarah mencatat bahwa Rusia sering mengandalkan kuantitas daripada kualitas. Serhiy Nikiforov, juru bicara Presiden Volodymyr Zlenskyy, baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan Rusia melebihi jumlah pasukan Ukraina. Dengan tujuh banding satu di bagian timur Ukraina. Pengiriman tank dalam jumlah banyak tersebut juga menyiratkan bahwa Rusia membutuhkan lebih banyak tank untuk melakukan serangan besar-besaran guna merebut bagian timur Ukraina.

Menurut artikel TheDrive.comsangat mungkin bahwa T-62 mungkin bakal digunakan pasukan separatis, yang biasanya menerima senjata yang jauh lebih kuno dari Rusia. Kelompok separatis telah terlihat selama bertahun-tahun menggunakan beragam tank yang dipasok Rusia dan berbagai kendaraan lapis baja lainnya, termasuk beberapa desain yang lebih kuno. Senjata tua itu juga kemungkinan berguna untuk mengamankan wilayah belakang yang telah direbut Rusia.

Jika Rusia merebut lebih banyak wilayah, mengamankannya hanya akan menjadi lebih sulit. T-62 dapat membantu misi yang menantang ini, terutama karena tank Rusia yang lebih canggih dibutuhkan di garis depan. Karena jumlahnya yang terus berkurang karena gesekan pertempuran, dan kemungkinan mengalami penurunan besar dalam kesiapan. Menerjunkan kembali T-62 adalah salah satu langkah yang harus diambil untuk mengamankan wilayah yang berhasil direbut.

Mengaktifkan kembali T-62 sepertinya tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah pada kendaraan lapis baja berat untuk Rusia, yang rentan terhadap senjata anti tank yang dipanggul. Tetapi pengiriman itu akan sedikit memberi mereka kemajuan yang signifikan untuk lebih mengamankan area belakang yang telah mereka kuasai sekarang.






Referensi Tulisan: TheDrive.com& CSIS
Sumber Foto: sudah tertera di atas