Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Presiden Rusia Vladimir Putin Diprediksi Lengser pada 2023, Ini Alasannya
Presiden Rusia Vladimir Putin Diprediksi Lengser pada 2023, Ini Alasannya
Senin, 23 Mei 2022 14:25 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin Diprediksi Lengser pada 2023, Ini Alasannya

AFP

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu meninggalkan Lapangan Merah setelah parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang Dunia II. 


TRIBUNNEWS.COM, LONDON -  Presiden Rusia Vladimir Putin bakal lengser pada 2023.
Adalah mantan Kepala Intelijen Inggris MI6 Richard Dearlove yang memprediksi hal tersebut.
Menurut Dearlove hal itu diyakini karena kondisi kesehatan Putin yang menurun.
Bahkan Dearlove yang merupakan “C” di MI6 hingga 2004 mengatakan Putin bakal lengser karena dimasukkan ke sanatorium.
Isu mengenai kesehatan Putin terus berkembang setelah Rusia melakukan penyerangan ke Ukraina.
Putin sempat dikabarkan mengalami Parkinson, dan juga kanker, setelah laporan mengenai ahli kanker dan sejumlah dokter sering bertemu dengan Putin.

Apalagi, laporan menyebutkan bahwa penyerangan Rusia ke Ukraina diharapkan Putin sebagai bentuk warisannya untuk negara pecahan Uni Sovyet tersebut.
Tetapi, Dearlove menegaskan bahwa waktu Putin memimpin Rusia sudah tak lama lagi.
“Saya pikir ia akan tersingkir pada 2023, tetapi mungkin karena masuk ke sanatorium, yang mana membuatnya tak bisa memimpin Rusia,” katanya di podcast One Decision dikutip dari Daily Mail, Minggu (22/5/2022).

“Saya tak mengatakan bahwa ia tak akan muncul dari sanatorium, tetapi ia tak akan memimpin Rusia lagi. Itu adalah salah satu cara untuk menyelesaikan semuanya tanpa kudeta,” lanjutnya.
Pada April lalu, Putin dilaporkan mengalami kanker tiroid dan selama 24 jam diikuti oleh dokter spesialis.
Investigasi oleh media Proekt, yang diblok di Rusia, mendukung teori bahwa Putin memutuskan penyerangan ke Ukraina saat dirinya tengah mengalami masalah medis yang disembunyikan dari rakyat Rusia.
Sedangkan Badan Intelijen Five Eyes Maret 2022 lalu menyoroti sikap dan perilaku Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Mereka meyakini bahwa Putin mengidap penyakit roid rage.
Hal tersebut lantaran sikap dan perilaku Putin atas invasinya ke Ukraina semakin hari dinilai semakin tidak menentu.
Dikuti dari Daily Mail, Sabtu (12/3/2022), terdapat beberapa perubahan yang teridentifikasi dalam pengambilan keputusan Putin selama lima tahun terakhir, terutama terhadap invasinya ke Ukraina.

Gagal berpikir jernih
Perubahan itu terkait kegagalan untuk berpikir jernih yang dilakukan oleh Putin sehingga seolah-olah tidak memberikan arahan tentang elemen kegagalan dalam invasi yang dilakukannya.
Selain itu, Badan Intelijen Five Eyes yang terdiri dari Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat juga percaya bahwa penampilan fisiologis Putin berubah lebih gemuk dari hari ke hari.
Kegemukan Putin terutama di bagian wajah dan lehernya itu diduga akibat efek samping dari penggunaan stereoid yang berkepanjangan.
Badan Intelijen Five Eyes juga menduga Putin mengidap kanker, penyakit parkinson atau dimensia sehingga harus mengonsumsi obat tersebut.
Konsumsi steorid yang berkepanjangan inilah yang mengakibatkan terjadinya gangguan mental yang sering disebut roid rage.
Apa itu roid rage?
Dilansir dari CBS News, roid rage merupakan kondisi gangguan kesehatan berupa hilangnya kontrol impuls sehingga menghasilkan reaksi berlebihan melalui stimulus.
Sebagai contoh, seseorang yang mengidap penyakit roid rage akan memberikan reaksi yang berlebihan ketika menengar hal yang tidak disukainya. Misalnya reaksi yang ditimbulkan berupa menghantam dinding dengan kepalan tangannya.
Sekilas, reaksi tersebut seperti bentuk emosi kemarahan yang muncul. Namun emosi tersebut ternyata dipicu oleh sistem otak yang terganggu akibat mengonsumsi steroid anabolik.
Kendati demikian, belum ada data yang akurat tentang seberapa umum kondisi tersebut terjadi kepada mereka yang mengonsumsi steorid anabolik.
Namun, mereka yang mengonsumsi steorid anabolik kerap memiliki emosi yang mudah meluap.
Biasanya dari sikap yang ditimbulkan bertingkat, mulai dari agak lebih tegas, naik ke satu tingkat selanjutnya menjadi agresif, kemudian naik ke tingkat berikutnya yang menyebabkan roid rage.

https://www.tribunnews.com/internasi...annya?page=all


0
476
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.