“Akan datang tahun-tahun penuh kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang jujur didustakan, pengkhianatan terhadap amanah yang diberi, orang yang jujur dikhianati, dan ruwaibidhah ikut berkomentar. Lalu ditanya, apa itu ruwaibidhah? Beliau menjawab: orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.”

Ahhhh.....

Sekarang di Indonesia sedang hangat-hangatnya, beberapa kelompok yang kini sibuk menuding orang-orang yang berbeda pendapat maupun paham sebagai islamphobia.

Mungkin gorengan kusminis dah mulai kagak laku kalii yaaa....

Seperti yang ane posting di atas bahwasannya istilah ini sudah ada di era 1980an.
Mulai reda di era 2000an awal dan kini mulai di gaungkan lagi termasuk di Indonesia.

Ane tidak akan mengambil sisi di luar Indonesia karena bukan urusan ane dan situasinya berbeda jauh dengan keadaan Indonesia yang mayoritas rakyatnya adalah muslim.
Sedangkan di benua eropa dan amerika, kita sama-sama tau agama mayoritas disana.
Jadi hemat ane, islamphobia disana sangat mungkin terjadi dan tidak berbeda jauh juga dengan kasus ras alias perbedaan warna kulit.

Sementara di Indonesia sendiri.
Islamphobia hanyalah bentuk propaganda.
Dimana sekelompok orang mencoba membungkam opini publik tentang ulah beberapa orang yang melakukan perbuatan tak pantas yang bertamengkan agama islam.

Mungkin juga salah satu cara membungkam pandangan publik tentang agenda mereka yang di era Jokowi berhenti melaju karena pos-pos mereka di bubarkan oleh rezim Jokowi.

Contohnya....

Maraknya penangkapan para terduga teroris.
Mereka yang mungkin...mungkin satu kubu langsung bereaksi dengan membela terduga teroris tersebut dengan alasan-alasan absurd.

Ini hanya satu contoh saja bahwa yang teriak-teriak menuduh orang lain islamphobia hanyalah teknik pembungkaman opini dan play victim.
Seolah-olah di Indonesia banyak yang islamphobia.

Faktanya....

Di banyak wilayah di Indonesia.

Mesjid-mesjid sangat mudah di temui.

Kaum muslim bebas beribadah bahkan bila bulan Ramadhan tiba, segenap rakyat Indonesia ikut meramaikan bulan ini.
Segenap rakyat yang ane maksud adalah mereka yang non muslim pun sibuk pula dalam bulan mulia ini.

Bikin makanan dan minuman tuk di jual buat buka puasa kaum muslim.

Banyak hal yang membuktikan bahwa di Indonesia yang namanya islamphobia itu omong kosong.

Lalu mengapa ada yang suka mengolok beberapa ulama.

Begini yaaa...

Ulama itu juga manusia yang punya banyak kekurangan.

Beberapa ulama sangat tersorot prilakunya karena ulama sejatinya adalah seorang influencer elit lah.

Konotasi influencer jangan di anggap negatif loh yakk.
Banyak pula yang memberikan hawa positif bagi orang banyak.

Nah...ulama yang rajin tampil di medsos dan media berita tanpa mereka sadari bahwa mereka sudah seperti selebriti.
Jadi tak heran ada opini yang jelek maupun yang bagus terhadap mereka.

Ini resikonya jadi orang terkenal di jagat maya.
Ada hujatan, cacian, pujian dan sanjungan yang kapanpun bisa menghampirinya dengan tiba-tiba.
Semua kembali ke adab dan prilaku masing-masing.

So....

Bila salah satu ulama kena kritik dsb maka harus di kaitkan dengan agama yang dia anut sehingga di cap islamphobia.

Ini sebuah opini sesat, ulama adalah manusia yang juga hidup sama kaya manusia lainnya.
Mereka pasti sering berbuat salah, sama dengan manusia lainnya.
Mereka juga pasti pernah tersulut amarah, sama dengan manusia lainnya.
Yang membedakannya hanya dari segi ilmu yang mereka punya.

Kita punya guru di sekolah yang wajib kita hormati karena mereka mengajarkan kita ilmu pengetahuan umum.
Kita punya ulama(pendeta,biksu dsb) yang wajib kita hormati karena mereka mengajarkan kita ilmu agama.

Itulah porsi mereka.....

Jangan serta merta bila mereka yang bermasalah sedangkan yang lainnya aman-aman aja langsung mau di generalisir bahwa ini adalah perasaan ketakutan dan kebencian lalu membawa-bawa agama ke ranah ini.

Seperti yang ane posting sebelumnya...

Bila guru, ulama, Pendeta dan biksu sudah ada porsinya bila mereka melenceng dari profil kemuliaan mereka sebagai pendidik, yaa jangan di tambah-tambah porsinya hingga melebar kemana-mana kecuali anda sedang menghasut.

Mari kita berpikir sehat agar kita tidak mudah di jadikan domba yang akan di adu domba oleh kepentingan-kepentingan yang tidak membawa manfaat bagi kita dan hanya bermanfaat bagi yang ingin memancing di air keruh.

Islamphobia tidak akan terjadi di Indonesia.
Karena dari Presidennya yang selalu beragama islam.
Dari wakil rakyatnya yang di dominasi penganut agama islam.
Dari Tentara dan Kepolisiannya yang di dominasi penganut agama islam.
Dari rakyatnya yang di dominasi penganut agama islam.

So....

Mari kita berpikir sehat dan smart.

Jangan mudah tertipu narasi islamphobia.
Karena kita semua dari lubuk hati yang paling dalam ingin Indonesia selalu damai dalam perbedaan suku, agama dan budayanya.

Kita juga tau di negara timur tengah yang satu agama pun ada beberapa negaranya tercerai berai.
Jadi bukan persamaan SARA yang kita cari tapi perbedaan yang indah yang kita inginkan yang jelas berujung saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa.li


Salam sehat.... @vizum78