TS
serbaserbi.com
The Midnight Library: Sebuah Perjalanan Fiksi dengan Pelajaran Hidup yang Nyata
Hai semua!
Selamat datang kembali di thread@serbaserbi.com dalam segmen Book Review. Ini adalah buku ketujuh yang aku review di Kaskus. Judulnya The Midnight Library, sebuah perjalanan fiksi fantasi dengan pengajaran hidup yang amat nyata, yang ditulis oleh Matt Haig yang berbakat. Jadi, tunggu apa lagi? Mari kita review bukunya!
Identitas Buku:
Judul: The Midnight Library
Penulis: Matt Haig
Genre: Fiksi fantasi
Penerjemah: Dharmawati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbitan ke-: Keenam, Januari 2022
Tebal Halaman: 368 halaman
Harga: Rp. 105.000
Blurb:
Di antara kehidupan dan kematian terdapat sebuah perpustakaan yang jumlah bukunya tak terhingga. Tiap-tiap buku menyediakan satu kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang bisa dijalani sehingga kau bisa melihat apa yang terjadi kalau kau mengambil keputusan-keputusan berbeda… Akankah kau melakukan kesempatan untuk membatalkan penyesalan-penyesalanmu? Benarkah kehidupan lain akan jauh lebih baik?
Nora Seed harus membuat keputusan. Ia dihadapkan pada kemungkinan bisa mengubah hidupnya, memiliki karier berbeda, tidak putus dari mantan kekasih, dan mewujudkan mimpinya sebagai glasiolog. Ia menjelajahi Perpustakaan Tengah Malam untuk memutuskan apa sebenarnya yang menjadikan hidup pantas dijalani. Setelah kehidupan yang diisi berbagai penyesalan dan kegagalan, akankah Nora Seed akhirnya mendapatkan kehidupan yang bisa memberinya kebahagiaan sejati?
Foto: dokpri
Buku ini aku beli akhir tahun lalu, di Gramedia Padang, waktu lagi ngedatedengan seorang teman. Sempat kubaca satu bab pertama beberapa hari setelah buku ini kubeli, tapi kuputuskan untuk berhenti karena pembahasannya cukup berat menurutku waktu itu. Mungkin karena stress memikirkan KTI sebagai syarat wisuda, jadi aku pinginnya baca yang ringan-ringan dan berwarna kayak komik manga atau komik online di Webtoon.
Barulah tiga hari belakangan aku tertarik lagi untuk membaca The Midnight Library. Benar kata temanku, jika mood mempengaruhi cara kita menilai suatu buku. Awalnya aku mengira buku ini lumayan berat untuk dicerna. Tetapi kemarin setelah kubaca ulang dari awal sampai tamat, buku ini sama sekali tidak berat ternyata. Aku saja yang sedang stress waktu itu sehingga enggan untuk melanjutkan membacanya. Faktanya, buku ini sangat menyenangkan dan menegangkan dan menakjubkan. Entahlah, aku sampe bingung menggunakan kata apa untuk mendeskripsikannya. Luar biasa mungkin? Ya! Luar biasa! Itu terdengar lebih cocok.
Hei, aku bukan mengagung-agungkan! Memang itulah faktanya. The Midnight Library memang karya yang luar biasa menurutku. Pertama, karena ini ditulis oleh Matt Haig yang berbakat yang karyanya sudah dialihbahasakan ke dalam empat puluh bahasa. Kedua, buku ini menyabet gelar sebagai Goodreads Choice Awards 2020 Best Fiction. Ketiga, ini yang paling penting, bahwa buku ini mengajarkan sangat banyak perihal hidup, perihal menentukan pilihan-pilihan sulit, perihal penyesalan-penyesalan yang jadi sesalan, perihal hidup bahagia, perihal bersyukur, dan perihal-perihal lainnya.
Makanya kubilang di kalimat pembuka, kalau The Midnight Library adalah sebuah perjalan fantasi dan fiksi dengan pengajaran hidup yang nyata.
Oke, mari kujelaskan sedikit isi buku ini menurut persepsiku.
Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa hidupnya penuh dengan kesialan-kesialan yang menjengkelkan. Atau kegagalan-kegagalan yang memalukan. Atau mimpi-mimpi yang tak terwujudkan. Semuanya terasa sangat tidak adil. Kamu tidak bahagia, juga merasa bersalah atas ketidakbahagian orang lain yang disebabkan oleh kesembronoanmu. Semuanya berjalan dengan tidak semestinya, tapi kamu sadar bahwa itulah yang semestinya terjadi. Lalu kemudian, kamu pun digerototi depresi karena banyak hal yang membuatmu tertekan. Bahkan antidepresan dan ibuprofen pun tak lagi mempan. Hingga pada situasi-situasi seperti ini, menyisihkan diri dari kehidupan tampak sebagai solusi paling menggiurkan. Kamu pun ingin mati.
Tapi, masihkah kamu berharap mati jika kamu diberi kesempatan untuk mencoba kehidupan-kehidupan lain dari dirimu versi lain untuk mengurangi bahkan menghapus penyesalan-penyesalan yang kamu bawa sebagai bekal mati?
Ya, lebih kurang begitulah isi bukunya, Kaskuser.
Aku rasa, kalian takkan rugi jika mengisi waktu luang dengan membaca The Midnight Library sambil ditemani musik relaksasi dan lilin aroma varian kopi. Aku sendiri sudah merasakannya. Padahal Nora Seed, si tokoh utama, yang sedang memecahkan pertanyaan-pertanyaan tentang hidupnya, fonttetapi malah aku yang menemukan jawaban dari segelintir pertanyaanku tentang hidup lewat novel ini. Itulah kenapa, aku merekomendasi buku ini dan berani memberi bintang 5/5 sebagai apresiasi.
Oh iya, buku ini juga bertabur kutipan-kutipan bijak, yang lumayan untuk mengisi postingan Instagram atau Facebook, hehe.
Jadi gimana? Kamu tertarik untuk baca?
“Selagi kita masih hidup, kita selalu memiliki masa depan dengan beribu kemungkinan.” - The Midnight Library, 352 -
Sekian
Diubah oleh serbaserbi.com 11-05-2022 07:30
liverd dan 14 lainnya memberi reputasi
15
4.4K
16
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
7.7KThread•4.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya