trifatoyah
TS
trifatoyah
Perlukah Membuat Pesta Pernikahan Besar-besaran, Tapi Hasil Ngutang?


Menggelar hajatan atau Melangsungkan pernikahan besar-besaran sudah menjadi gaya hidup pada masyarakat sekarang ini. Mirisnya lagi dengan menggunakan uang hasil hutang sana hutang sini. Kalau bisa mengembalikan sesuai jatuh tempo sih nggak apa-apa, lha kalau sampai nggak bisa ngembalikan hutangnya apa nggak kasihan yang memberikan pinjaman.

Hajatan setelah lebaran, wow ternyata di mana-mana banyak sekali yang menggelar hajatan setelah lebaran, sehari kadang sampai double-double kondangan. Ada yang menggelar hajatan pernikahan, khitanan, Mitoni, bahkan ada juga yang menggelar hajatan karena membangun rumah. Iya beneran membangun rumah di daerah saya ada yang membangun rumah sengaja bikin hajatan, ya ada orang-orang kerja, tukang-tukang gitu, berbarengan dengan tuan rumah yang menggelar hajatan.

Kembali ke menggelar hajatan dengan modal hutang, apa iya sampai segitunya pengen menggelar hajatan, dengan maksud biar dapat laba gitu? Bukan karena mengharap keberkahan. Beberapa kasus yang dihadapi pemilik toko, ketika ada hajatan adalah orang belanja tapi membayarnya belakangan, setelah habis menggelar acara baik pernikahan atau khitanan. Kalau orang yang amanah biasanya setelah hajatan selesai langsung menemui pemilik toko untuk membayar hutangnya tersebut. Kalau yang seperti ini menurut saya nggak masalah wong ada niat buat ngebaiin hutangnya.

Akan tetapi orang yang tidak tahu malu, membiarkan hutangnya begitu saja, tanpa mempedulikan perasaan pemilik toko, bagaimana dia akan kembali berbelanja untuk mengisi tokonya kembali. Bahkan ada yang sampai berbulan-bulan dan bertahun-tahun membiarkan hutang tersebut, ketika ditagih sama pemilik toko juga bersikap santai saja. Yang lebih mengesalkan lagi sampai ada yang punya anak, tapi belum lunas juga biaya pernikahannya.



Sebenarnya, perlukah membuat pesta pernikahan besar-besaran tapi hasil ngutang? Kalau menurut pendapat saya sih nggak perlu, kita menggelar pernikahan sesuai dengan kemampuan kantong kita. Tidak perlu ingin mendapatkan sanjungan dari orang lain, supaya dianggap wah. Mendapatkan berbagai macam pujian, dari penata rias yang luar biasa, hidangan yang serba istimewa, semuanya itu nggak perlu kalau akan membuat kecewa orang lain.
Kalau memang mampunya sederhana ya mengapa tidak, bukankah yang penting adalah prosesnya menuju Halal, bukan kemewahannya. Untuk apa bermewah-mewah kalau akhirnya menyakiti orang lain.
Janganlah besar pasak dari pada tiang, pastilah akan ambruk.
Bukankah setiap pasangan yang melangsungkan pernikahan pastilah menginginkan rumah tangga yang bahagia, bagaimana bisa rumah tangga bahagia, bila diawalai dengan menyakiti perasaan orang lain?

Lebih baik sederhana tapi tidak menyakiti orang lain, karena perjalanan dalam mengarungi bahtera rumah tangga masih panjang jalannya.
Bagaimana pendapat Ahan Sista semuanya?

Okey deh Agan Sista semuanya, sampai si sini Thread saya kali ini, semoga bermanfaat, mari berdiskusi santai.

Sampai jumpa di Thread selanjutnya, tetap bahagia bersama keluarga dan orang-orang tercinta. Bye ... bye ...



Opini pribadi
Sumber dok.pri dan google
Diubah oleh trifatoyah 14-05-2022 04:32
shotgunBluescheria021diekri
diekri dan 26 lainnya memberi reputasi
25
9K
155
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.