Peraturan Undang-Undang tentu saja tidak melarang Non-Muslim untuk menjadi seorang Presiden Republik Indonesia. Tidak ada aturan yang seperti itu karena untuk menjadi seorang Presiden di negeri ini agamanya tidak harus Islam asalkan beragama agama yang diakui di Indonesia, memenuhi persyaratan lainnya dan memenangkan Pemilihan Presiden. Namun pada praktiknya setelah Indonesia merdeka lebih dari 75 tahun, belum ada satu pun Presiden Indonesia dari kalangan non-Muslim. Dari Presiden pertama sampai ketujuh di era Jokowi semua Presiden beragama Islam.

Lantas kenapa bisa demikian? Alasan yang paling mendasar tentu saja karena Indonesia adalah negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim yaitu sekitar 87% dan menjadi yang terbesar di dunia. Persentase pencalonan Presiden pun otomatis akan lebih banyak dari kalangan Muslim, begitu kalau kita berpikir memakai logika dan hitung-hitungan.

Tapi ada salah satu alasan lainnya adalah memang cukup sulit Indonesia untuk memiliki Presiden dari kalangan Non-Muslim mengingat masih besarnya kelompok yang bersikeras memegang teguh aturan kalau mencari pemimpin haruslah yang satu iman. Tentu saja tidak semua umat Muslim berpandangan demikian.

Meski demikian, memilih pemimpin memang bukan semata karena agamanya apa karena yang terpenting dia adalah orang yang punya kemampuan dan kredibilitas yang tinggi. Jadi bukan karena agamanya apa. Akan tetapi bagaimana jika suatu saat ada sosok figur non-Muslim yang benar-benar mempunyai kredibilitas yang sangat baik dalam memimpin, apakah dia mampu mendulang suara yang banyak di Pilpres dan menang?

Nyaris Mustahil

Meski tidak ada yang tidak mungkin, namun apabila kita berkaca pada keadaan sekarang, rasanya memang nyaris mustahil Indonesia memiliki pemimpin atau Presiden dari kalangan non-Muslim. Kelompok tertentu yang jumlahnya masih dominan merasa bahwa mereka tidak boleh memilih pemimpin yang bukan berasal dari agama mereka, sebenarnya itu adalah hak mereka. Tapi tentu saja menjadi masalah jika mereka ini mengajak dan memaksa orang lain untuk melakukan itu.

Masih ingat kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok? Ya, jika saja saat itu lidah Ahok tidak keseleo saya yakin Ahok tetap akan kalah di Pilgub DKI 2017. Itu baru level Gubernur, apalagi kalau levelnya Presiden.

Jika saja ada sosok non-Muslim yang ternyata kredibilitasnya sangat baik dan mencalonkan diri sebagai Presiden maka dia harus mendapatkan suara lebih dari 50% masyarakat Indonesia. Pertanyaannya, apakah masyarakat Indonesia yang siap dipimpin oleh non-Muslim akan bisa sebanyak itu?

Mungkin semuanya bisa terjadi di masa depan ketika sosok non-Muslim tersebut mampu menarik hati rakyat walaupun itu sangat berat. Karena katanya walaupun sehebat apapun dalam menjadi pemimpin tapi kalau tidak seiman dengan mayoritas pasti akan mendapatkan tantangan yang begitu besar.

Akan Mendapatkan Perlawanan yang Besar

Jika terdapat capres non-Muslim sudah pasti akan mendapatkan perlawanan besar dari kelompok tertentu yang berpendapat hukum memilih pemimpin non-Muslim adalah hal yang terlarang. Perlawanan itu bisa melalui demo yang berjilid-jilid sampai dengan cara-cara lainnya. Yang jelas tantangannya begitu berat. Akan tetapi justru bisa saja jadi mudah jika si kandidat ini walaupun non-Muslim tapi visi dan misinya sama dengan kelompok yang suka menentang tersebut. Ya, standar ganda sudah biasa kalau agama sudah masuk ke politik.

Nah, kalau menurut agan gimana nih, mungkinkah di masa depan, Indonesia memiliki Presiden Non-Muslim? Walaupun agak mustahil, tapi kalau kita sekarang melihat fenomena orang Indonesia yang menjadi Russophile dan memuja Vladimir Putin, sebenarnya bisa saja hal itu terjadi karea.



Referensi