Es teh manis, menjadi pilihan minuman yang tepat saat kamu sedang santai di cafe, atau sedang menikmati hidangan warung makan pinggir jalan. Atau sedang bersantai dirumah teh manis, bisa menjadi teman untuk menghilangkan dahaga karena kaya kalori.

Maka bagi kamu yang menghindari kalori berlebih, memang nikmat juga memesan teh tawar. Karena aroma teh membuat nikmat hingga menusuk indera penciuman.



Terlebih teh manis, banyak dijual untuk minuman yang cukup murah. Jadi, tidak harus mengeluarkan kocek yang lumayan tebal.

Namun ada seseorang membagikan pengalamannya kalau ternyata harga teh manis di tempat restoran yang ia singgahi harganya mengalahkan spaghetti yang ia konsumsi. 1 gelasnya Rp 150 ribu, jadi ia memesan 3 gelas dan harus membayar Rp 450 ribu. Belum pajak yang harus dibayarkan, menariknya harga spaghetti lebih murah Rp 120 ribu dibandingkan teh manis.



Bukti struk pembelian yang diperlihatkan memang cukup mengejutkan, namun ada nettizen yang berfikiran ini settingan. Karena pada dasarnya kalau restoran besar, atau mewah selalu menampilkan daftar menu.

Tentu sudah tercantum juga harganya, dan otomatis pembeli bisa berhitung sesuai budget. Agak aneh kalau restoran tidak ada daftar menu, atau sang pembeli tidak melihat daftar menunya?



Tapi, apa tanggapan kamu melihat harga teh manis sebesar Rp 150 ribu pergelasnya? Apakah teh manis saat ini sudah naik kelas?

Kita tinggalkan harga teh manis diatas, kita masuk ke sejarah dimana teh manis saat ini menjadi kegemaran masyarakat di Indonesia.

Awalnya sekitar tahun 1600-an, Belanda membawa tanaman teh ke Batavia (Jawa) melalui Pantai Sukabumi. Di dataran Jawa Barat, inilah tanah yang subur sangat cocok untuk ditanami pohon teh.



Hingga akhirnya berdirilah 131 perkebunan teh, baik itu di pulau Jawa maupun di Sumatera. Disini masyarakat Indonesia menikmati air teh dari sisa buangan batangnya saja, sedangkan daunnya oleh Belanda di ekspor ke eropa.

Dimasa yang sama sekitar abad 17, masyarakat lebih kreatif dalam mengkonsumsi teh. Karena hanya ada batang teh, dan rasanya cukup pahit aromanya juga kuat. Maka ada yang mencampurkan dengan bunga melati, jadi terkesan teh itu lebih harum.



Lalu pabrik gula dari tanaman tebu juga banyak berdiri, masyarakat daerah Jawa saat itu mulai menggabungkan teh ekstrak melati dengan gula maka terciptalah teh manis seperti yang kita kenal saat ini. Dimana aroma teh lebih wangi, tidak pekat dan manis.

Setelah tidak dijajah Belanda barulah masyarakat Indonesia bisa menikmati teh dari daun yang terbaik. Bahkan olahan gula yang terbaik, karena dimasa itu konsumsi gula masyarakat lebih ke arah gula aren. Kalau gula pasir untuk maayarakat pribumi saat itu kualitasnya diberikan yang ketiga (terendah) dimana memiliki ciri butiran kecokelatan. 

Jadi, hal kecil ini membuktikan kenapa kita mau merdeka dari semua bentuk penjajahan. Jadi kalau harga sembako mahal, minyak tak terbeli, bukankah itu penjajahan oleh pengusaha dalam dunia kapitalis. Maka, diperlukan sistem sosialis seperti mengatur harga, mendirikan BUMN agar para kapitalis tidak menjajah negara ini secara halus, karena mereka ini bisa melakukan kartel kalau tidak diawasi.



(Contoh daftar menu)

Kalau harga teh manis tak masuk akal? Yah, salahkan pembelinya saja kenapa membeli tidak bertanya terlebih dahulu. Kalau sudah kejadian mewek di medsos, untuk pansos dan mendapat komenan netizen. Padahal logikanya salah sendiri, tapi ingin mengajak massa agar meminta perlindungan konsumen jalur netizen.

Tapi sebenarnya teh jenis premium juga bisa membuat harga segelas teh menjadi mahal, untuk mengetahui jenis-jenis teh bisa dilihat video dibawah ini,



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik, klik
Pic : google