Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Fenomena Malam Takbiran; Pocong, Tuyul, Kuntilanak dan Hantu Lainnya Ikut Berkeliaran

KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Fenomena Malam Takbiran; Pocong, Tuyul, Kuntilanak dan Hantu Lainnya Ikut Berkeliaran

Masyarakat Indonesia menyambut lebaran pada malam hari 1 Syawal dengan pawai takbir keliling. Rombongan anak-anak dan remaja membawa obor bertakbir di jalan raya. Bedug dan alat pukul lainnya menjadi pengiring takbiran mereka. Hanya saja beberapa tahun terakhir, pocong, tuyul, kuntilanak dan berbagai hantu ikut serta juga dalam pawai takbiran.
 
Malam Takbiran di Berbagai Daerah Beda
 
Tiap daerah memiliki nama dan tradisi yang berbeda pada malam takbiran. Di Aceh misalnya, masyarakat Tanah Serambi Mekah itu membagikan masakan daging kepada orang-orang yang tidak mampu. Tujuannya untuk menjaga keharmonisan antar warga juga mempererat silaturahmi.
 
Di Pontianak, Kalimantan Barat beda lagi. Malam takbiran di kota khatulistiwa itu meriah dengan bunyi dentuman meriam karbit. Ukuran meriam tidak tanggung-tanggung. Panjangnya sekitar 5 – 6 meter dengan diameter 50 – 70 cm. Meriam terbuat dari kayu pohon mabang atau meranti. Bahan bakarnya karbit sehingga dinamakan meriam karbit.  


Di kota-kota besar yang masyarakatnya heterogen, malam takbiran cenderung ramai dengan pawai kendaraan atau rombongan anak dan remaja. Mereka berpakaian khas muslim dan membawa penerang. Anak-anak kecil hanya membawa senter atau obor.
 
Rombongan pawai biasaya perwakilan dari tiap RW atau kelurahan. Maka dari itu ada semacam persaingan. Ada peserta pawai yang menggunakan kostum unik dan kendaraan hias tertentu. Di sanalah biasanya hantu-hantuan muncul. Sebagian hantu terkesan lucu daripada menakutkan.
 

Hantu untuk Menarik Perhatian
 
Dua lebaran kemarin, pemerintah melarang keramaian seperti pawai takbiran. Tahun ini, pawai takbiran sepertinya bakal hadir kembali dengan sejumlah syarat prokes. Padahal takbiran sambil pakai masker itu tentu kurang nyaman.
 
Lebaran tahun 2019 lalu, saat badai Covid19 belum menyerang negara kita, ane menyaksikan sendiri pawai takbiran di satu desa Indramayu. Pesertanya kebanyakan anak-anak dan remaja. Mereka bukan hanya berpakaian ala santri dan santriwati. Terlihat juga anak-anak dan remaja menggunakan kostum pocong lengkap dengan keranda. Tuyul, kuntilanak dan lainnya menjadi pelengkap untuk menarik perhatian.
 
Konten Sensitif


Konten Sensitif



Tujuannya mulia. Supaya orang ingat dengan kematian. Namun beberapa konsep kostumnya absurd. Ada kostum ala Nyi Roro Kidul, naga, dan superhero segala. Pesan ingat mati sepertinya jadi kurang sampai kepada peserta lain dan penonton pawai. Kostum hantu jadinya untuk seru-seruan saja.
 
Ada baiknya peserta pawai diingatkan esensi dari malam takbiran: bersyukur kepada-Nya setelah sebulan berpuasa. Seru-seruan di malam takbiran boleh saja, asal tidak berlebihan. Apalagi diiringi dengan musik dan tarikan sambil mabuk-mabukan. Jangan sampai terjadi.


Sumber  123456
Diubah oleh Kokonata 28-04-2022 14:29
asamboigan
Aramina
emineminna
emineminna dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.9K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.