Dar der dor, suara senjata akhirnya seorang Polisi harus ditembak oleh sesama Polisi, yang mau tidak mau mengangkat pistolnya ketika dirinya terancam oleh ulah komplotan pemeras yang salah satunya adalah Polisi aktif.

Sepak terjang yang dilakukan oleh oknum polisi asal Polres Wonogiri Bripda PS, harus berakhir di tangan anggota Resmob Polresta Surakarta. Kabarnya sang Polisi bermasalah ini sudah beraksi di 15 lokasi.



Komplotan pemeras ini beraksi dengan teroganisir, di beberapa tempat seperti Boyolali, Klaten, Solo hingga Semarang, mereka beraksi.

Seperti laporan korban pemerasan itu ke Polisi Surakarta, dimana komplotan itu memeras seorang warga harus membayar 14 juta karena diduga melakukan perselingkuhan di sebuah hotel, karena memang WP korban pemerasan check in ke hotel melati bersama seorang wanita.



Aksi Polisi tersebut dibantu bersama 4 orang temannya yang semuanya adalah warga sipil, masing-masing inisialnya adalah SNY (22) warga Kabupaten Semarang, ES (36) warga Pati, serta RB (43) dan TWA (39), warga Kota Surakarta.

Komplotan ini memang sengaja mengintai para pasangan yang datang check in ke hotel melati, setelah dilakukan pengintaian dan melakukan dokumentasi selanjutnya pelaku meminta uang dengan cara memaksa (memeras) kepada korbannya, kalau tidak diberikan akan dilaporkan ke pihak kepolisian.



Tentu target sepertinya sudah ditentukan, dan sudah diselidiki latar belakang si target. Karena aksi yang dilakukan tak hanya sekali namun beberapa kali, karena korban yang speak up ke Polisi hanya WP selebihnya menurut.

Karena pada dasarnya kalau hal ini terbongkar keluarganya juga malu, bahkan bisa merusak juga hubungan internal di rumah. Ini hipotesis saya, benar para korban pemerasan memang melakukan perselingkuhan.



Tapi namanya pemerasan juga tak bisa dibiarkan maka terjadilah pengejaran terhadap komplotan ini, aksi mereka seperti film action hingga saling kejar dan senggolan antar kendaraan terjadi.

Karena Polisi Surakarta merasakan warga sipil terancam dengan aksi ugal-ugalan sang oknum Polisi, maka tembakan peringatan dilepaskan tetapi pelaku tetap tak mau berhenti malah melawan.



Akhirnya sebutir timah panas bersarang di tubuh sang oknum pemerasan, tragedi Polisi menembak Polisi pun terjadi. Pertanyaannya kenapa banyak sekali oknum Polisi yang melakukan tindakan kejahatan?

Itu semua tak lepas dari masalah perekrutan, kalau merekrut Polisi dengan panduan yang mendahulukan moral bukan uang tentu banyak Polisi seperti Jendral Hoegeng yang lahir. Itu kata netizen, tapi kalau menurutmu bagaimana GanSis?



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik
Pic : google