cattleyaonlyAvatar border
TS
cattleyaonly
Blokir Sosmed Teman, Kejam atau Solusi?
Konten Sensitif


Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, berkembang pula cara manusia berinteraksi. Dulu, pada zaman Majapahit, orang-orang mendapatkan berita dari telik sandi atau para pengembara yang datang. Bisa juga dari orang yang bepergian dan kebetulan menyaksikan sendiri peristiwa itu. Karena itu, tak jarang terkadang ada miskomunikasi. Atau bisa juga malah sebuah berita fitnah dianggap sebagai sebuah kebenaran hanya dengan melihat siapa yang menyampaikan. Karena komunikasi yang cenderung searah ini, terciptalah berbagai kesalahpahaman hingga menimbulkan perang.

Contohnya adalah perang antar pembesar Majapahit di awal mulai berdirinya kerajaan itu. Tak kurang peristiwa terbunuhnya Ranggalawe, Kebo Anabrang, Lembu Sora, dan Nambi. Semua tak lain karena pengaduan Mahapati kepada Raden Wijaya yang ternyata hanya kebohongan belaka. Mahapati takut bahwa dia tidak kebagian jabatan penting di Majapahit dan Raden Wijaya tidak melakukan crossceck.



Zaman semakin maju. Manusia mula-mula mengirimkan kabar melalui surat, selebaran, telegram, atau menghayutkan informasi di sungai dengan memasukkan kertas dalam botol. Namun, begitu masuk era telepon, komunikasi menjadi dua arah. Miskomunikasi bisa dikurangi dengan komunikasi ini. Namun, harga untuk memakai teknologi itu di zaman dulu amatlah tinggi. Sehingga belum banyak masyarakat yang mampu memilikinya.

Sekarang, saat produksi ponsel bagai jamur di musim hujan, dan harga paket internet begitu terjangkau, orang-orang telah meninggalkan komunikasi cara lama. Aplikasi sosial media pun menjamur. Di sana kita mengenal teman-teman baru di dunia maya, baik dari Indonesia maupun belahan dunia mana pun. Teman-teman itu sering kita sebut teman Dumay (teman dunia maya).



Karena mudahnya interaksi dalam dunia maya yang tak ada sekat, terkadang kita justrU lebih banyak berkomunikasi dengan teman dumay dibanding dengan teman-teman dalam dunia nyata. Namun juga tak jarang komunikasi dengan teman dunia nyata pun banyak melalui aplikasi-aplikasi.

Seperti umumnya sebuah hubungan pertemanan, terkadang kita mengalami tumbukan. Entah karena perbedaan kepentingan, perbedaan sudut pandang, keegoisan masing-masing, atau hanya kesalahpahaman. Tak jarang jika masalah sudah mulai meruncing dan kita sudah dalam batas kesabaran, jemari kita dengan mudahnya menekan tombol unfriend atau malah langsung blokir. Apakah wajar dan sudah benar keputusan yang kita ambil?

Terkadang perang status di dunia maya begitu melelahkan dan berefek dalam kenyataan atau dalam dunia nyata. Kesehatan mental bahkan konon bisa terganggu karena masalah di dunia maya. Jika sudah seperti ini, apakah kita terus mempertahankan teman yang toxic dan memberikan efek negatif kepada psikologi kita?



Tombol unfollow, unfriend, dan blokir memang disediakan oleh aplikasi. Kita bisa memakainya di saat yang kita rasa perlu menggunakannya. Namun, tentu saja kita harus menggunakannya secara bijak.

Apa tindakan Agan dan Sista jika menjumpai teman di sosial media yang status-satusnya membuat kita jadi naik darah? Pertahankan, unfollow, unfriend, atau blokir?

Terima kasih sudah membaca thread ini.



Salam literasi.

@cattleyaonly

Sumber opini pribadi
Sumber gambar: Pixabay
Sumber
asamboigan
penthol81
emineminna
emineminna dan 12 lainnya memberi reputasi
11
3.6K
79
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.