Hai, GanSist




Di era digital seperti sekarang ini, siapa sih yang nggak punya akun media sosial? Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, Line, hingga WhatsApp, dan lain-lain. Nyaris semua orang, mulai dari remaja sampai usia lanjut, memiliki akun media sosial, bahkan belakangan ini anak-anak pun banyak yang dibuatkan akun media sosial oleh orang tuanya.

Berbicara soal medi sosial, tidak lengkap rasanya jika tidak mengunggah foto atau video kita di akun milik pribadi ya, GanSist. Biar tampilan profilnya estetik, katanya. Hehehe ....

GanSist, siapa di sini yang hobi cekrek, upload? Sepertinya semua orang suka ya dengan satu hal ini. Apa pun yang dilihat, bakalan buru-buru difoto atau divideo, lalu diposting ke media sosial. Nggak cuma yang dilihat aja, apa yang dirasakan saat itu pun tak jarang bakalan dijadiin status juga. Iya, kan?

Sebenarnya nggak apa-apa sih ya, cuma jangan terlalu sering cekrek, upload ya, GanSist. Karena tahukah GanSist kalau kebiasaan cekrek, upload ini memiliki dampak negatif yang jarang kita sadari?

Hem ... yuk, kita ulas apa saja dampak negatif yang kita alami ketika terlalu sering cekrek, upload. Check this out >>>

Sumber Gambar

1. Tidak Punya Privasi

Dampak negatif pertama dari seringnya update di media sosial adalah tidak punya privasi atau seseorang akan kehilanhan privasi tanpa dia sadari. GanSist, kalau segala aktivitas diunggah ke media sosial, kita bakal kehilangan privasi, lho. Padahal semua orang itu wajib memiliki privasi, soalnya privasi itu sangat penting.

Bijaklah dalam bermedia sosial ya, GanSist. Mengunggah hal-hal yang kita anggap perlu untuk diunggah itu wajar-wajar aja kok. Tapi jangan terlalu sering, apalagi sampai jadi candu, ya. GanSist juga harus membatasi dan harus tahu mana yang perlu diunggah dan mana yang enggak, ya.

2. Hilangnya Simpati Terhadap Orang Lain

GanSist, di era digital ini segala apa pun yang dilihat pasti akan diunggah ke media sosial. Kadang, saking penginnya update bikin seseorang kehilangan rasa simpati pada orang lain.

Belakangan ini, sering kali kita lihat saat ada kecelakaan atau orang yang sedang kesusahan, beberapa orang yang berada di tempat kejadian bukannya menolong, tapi lebih memilih buat fotoin atau videoin terlebih dahulu, lalu diposting ke media sosial. Miris sekali, bukan?

"Tapi kan itu buat info biar orang-orang pada tahu."

Iya, itu juga penting. Tapi lebih penting lagi, dahulukan orang di depan kita yang sedang mengalami kesusahan, ya. Mereka lebih butuh bantuan dari kita.

3. Wasting Time

Wasting time atau membuang-buang waktu yang dimaksud di sini adalah seseorang menjadi lebih fokus pada dunia maya (postingannya) dibanding dengan dunia nyata. Biasanya, seseorang yang sudah candu dengan cekrek, upload akan bolak-balik mengecek postingannya. Melihat berapa banyak like dan komentar yang didapat. Atau hanya sekadar mengecek siapa saja yang sudah melihat unggahannya.

Padahal faktanya, orang-orang di dunia maya atau di sekeliling kita nggak terlalu peduli dengan kehidupan kita lho, GanSist. Mereka memilih fokus dengan kehidupannya masing-masing, sudah sibuk dengan problem masing-masing. Ya, meski masih ada beberapa yang kepo dan julid sih, hehehe.




GanSist, sebenarnya kita boleh kok mengunggah apa saja yang kita mau, toh itu akun milik pribadi. Tapi, alangkah baiknya jika kita lebih bijak dalam bermedia sosial, lebih memperhatikan lagi mana yang layak dan mana yang nggak layak untuk dijadikan konsumsi publik, agar kita tetap menjadi manusia yang memiliki privasi.

Media sosial ini merupakan sebuah hiburan saat dunia nyata terlalu memberatkan pikiran kita. Tapi, jangan sampai kita terlalu fokus sama dunia maya dan mengabaikan dunia nyata, ya. Karena bagaimana pun, kita tetap makhluk sosial, bukan makhluk media sosial.

Sekian dan terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di thread selanjutnya


Sumber: Opini Pribadi