l13skaAvatar border
TS
l13ska
Sebuah Introspeksi Diri: Apakah Orang Pintar Selalu Benar?
Memasuki 3 tahun sudah dunia dihebohkan dengan kehadiran tamu tak diundang (red. mungkin
sengaja diundang) Corona Virus 2019 atau kita menyebutnya sebagai covid 19. Seiring dengan ditetapkannya covid 10 sebagai pandemi hingga fenomena endemi, muncul banyak ahli yang berpendapat bahkan berspekulasi tentang situasi. Tak jarang mereka saling sikut menyikut bahkan terkait kebenaran klaim mereka.





Belum juga covid musnah dari bumi Pertiwi, heboh kasus kelangkaan minyak goreng dan kini harga minyak goreng yang meroket. Tentu saja, sebagai negara penghasil sawit terbesar kita sebagai rakyat kecil juga harus merasakan imbas tak wajarnya harga minyak goreng ini.

Yah apa daya, sebagai orang awam yang bisa dibilang buta ilmu kedokteran dan persawitan banyak dari kita termasuk saya hanya mengangguk-angguk mengiyakan apa kata pakar. Namun lama-kelamaan ditengah perang pro dan kontra saya jadi semakin bingung. Bingung akan kebijakan yang muncul dan bingung akan kenyataan hidup yang kian melilit hati sanubari.

Tak jarang komen pedas muncul dari para netizen dan aksi mencak-mencak para emak-emak yang harus pintar memasak tanpa minyak goreng.

Hingga kini, sebagai rakyat kecil yang tak mengerti apapun, timbul pertanyaan dalam diri saya tentang situasi yang sangat meresahkan akhir-akhir. Telah muncul varian baru virus yang bermutasi Si Omicron, lalu kelangkaan minyak goreng dan harga BBM yg ikutan naik.

Entahlah, sampai kapan rakyat kecil akan menderita karena ulah para orang-orang pintar yang lagi duduk di singgasana mereka.

Banyaknya orang pintar yang saling beropini dan mencoba membuktikan bahwa diri mereka benar. Hingga muncul pemikiran dalam diri saya bahwa sesungguhnya pendemi yang lalu adalah sebuah perang pemikiran antara kaum cendikiawan yang terdiri dari dua atau beberapa kubu. Pastinya kubu pertama adalah para cendekiawan jujur dan kubu lain adalah sekumpulan cendikiawan penipu. Maaf ya ini hanya sekedar opini.

Tak tanggung-tanggung beberapa kesempatan yang lalu kita melihat para orang pintar itu saling serang satu sama lain. "Kalau dia berani klaim harusnya ada bukti ilmiah dong!" Setidaknya itu yang diucapkan salah satu pihak orang pintar yang bilang mereka benar. Sehingga banyak orang awam terombang-ambing antara kebenaran dan kamuflase.

Sementara orang pintar lain yang tengah memperjuangkan kehidupan rakyat kecil berkata begini "Pakai masker itu gak masuk akal loh, kalau memang virus itu ditularkan lewat mata harusnya banyak jg yang kena bukan. Ini itu bukan pandemi tapi plandemi."

Dan dengan berat hati saya harus mengamini pernyataan tokoh satu ini. Dikarenakan hati nurani saya seperti tercobak-cabik dengan kenyataan di sekitar. Terlebih ketika ibadah di tempat umum tak diizinkan dan anak-anak tak diizinkan sekolah.

Dampak negatif anak tidak sekolah sudah banyak sekali ditemui.

Terkait minyak goreng pun banyak dari orang-orang atas yang saling sikut. Menteri perdagangan memberi janji namun tak ditepati dan ketua partai besar alih-alih menenangkan rakyat kecil justru berkomentar yang menyakiti hati para pedagang gorengan dan emak-emak berdaster.

Komentar Satu Orang Pintar Ini Justru Bikin Rakyat Kecil Mencak-mencak

Lantaskah timbul pertanyaan menggelitik dalam otak ini; benarkah jika kebenaran itu hanya milik mereka yang pintar dan si bodoh hanyalah orang yang selalu salah?! Si bodoh hanya layak jadi pengekor bagi orang-orang pintar yang berotak cemerlang.

Serangkain peristiwa yang tengah terjadi di negeri ini membuat saya menyimpulkan sesuatu. Bahwasanya menurut hemat saya orang pintar di negeri ini terbagi menjadi beberapa golongan, antara lain:
1. Pintar dari orok
2. Pintar karena pendidikan
3. Pintar karena keadaan
4. Pintar tak berakhlak
5. Pintar, berakhlak namun tak diberi ruang untuk mengabdi

Dan sepertinya sekarang banyak sekali orang yang tiba-tiba jadi pintar karena merasa dibutuhkan banyk orang. Tak jarang dari mereka memanfaatkan kondisi untuk menipu orang lain. Memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi.
Kondisi yang serba kekurangan membuat beberapaa cendikiawan memutar otak untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah atau bahkan dolar.

Dari merebaknya kasus
Bahkan banyaknya para dewan di kursi DPR dan DPRD tak sepenuhnya bisa membawa aspirasi masyarakat. Harus patuh dan tunduk, hahya itulah pilihan yang ada. Alih-alih membantu rakyat kecil tak sedikit anggota dewan yang gak punya rasa simpati akan kondisi. Seperti halnya salah satu selebritas tanah air yang jadi anggota dewan. Disaat banyak rakyat kecil menahan lapar karena gak bisa kerja dia malah posting foto lagi makan sate. Kemudian berbicara di salah satu acara tentang gaji dan tunjangan yang ia dapatkan saat menjabat anggota dewan.


Kontroversi Krisdayanti, Diva Pop Indonesia Yang Jadi Anggota Dewan


Yah tak heran negara ini terus jadi negara berkembang, karena buat anggaran para dewan selama setahun saja sudah menghabiskan banyak uang pajak. Belum lagi gaji dan tunjangan para pejabat pemerintah ditambah korupsi yang mereka ambil untuk kenyangin perut sendiri.

Faktanya yang terjadi sekarang orang-orang pintar yang saya maksud telah menyebabkan banyak kerusakan dan penderitaan banyak orang. Semakin mereka berbicara, semakin jelas kengawuran yang mereka pertontonkan.

Masih ingat dalam benak saya bagaimana orang-orang pintar itu menyetir media terkait covid 19. Kemudian membesar-besarkannya sehingga terjadi kepanikan dimana-mana. Iman dan imun puluhan juta orang turut terjun bebas layaknya batu yang dilemparkan ke jurang. Tingkat kematian diklaim menukik tajam. Seolah banyak yang meyakini bahwa apa yang dilontarkan orang-orang pintar itu adalah sebuah kebenaran absolut.

Kebenaran yang menyingkirkan logika dan perlahan menggeser kedudukan Tuhan. Maha benar mereka orang-orang yang tak lagi takut Tuhan asal pundi-pundi uang mengalir deras. Tepuk tangan buat para cendekiawan yang gak punya hati. Yang menempatkan rakyat kecil pada posisi terhimpit dan tertindas sepanjang hari.

Faktanya, kami sebagai rakyat kecil yang buta akan ilmu kesehatan dan kedokteran terlebih perminyakan telah berada dalam situasi tak mengenakan sepanjang 3 tahun terakhir. Tak hanya bergelut dengan kesehatan tapi kini kami terhimpit begitu banyak kesulitan hidup lainnya.

Belum lagi mereka yang harus hidup dan bertahan dari memakan uang hasil Pinjol. Terpaksa, itulah alasan mereka nekat mengambil pinjaman dari beberapa aplikasi pinjol nakal.

Efek pembagian BLT dirasa tak merata dan banyaknya karyawan yang tiba-tiba dirumahkan. Tak sedikit rakyat kecil yang memilih bunuh diri agar tak terjerat pinjaman online lagi. Sayangnya hingga kini belum ada titik terang dan ketegasan pemerintah dalam mengatasi maraknya pinjol ilegal dan nakal.

Jangankan pinjol ilegal, yang legal pun masih menerapkan sistem bunga yang benar-benar menyekik leher para peminjam. Bunga yang dibebankan benar-benar tak wajar. Ada keterlambatan pembayaran sehari bisa telpom berkali-kali. Belum lagi aksi mengancam dan menelpon kenalan atau kerabat yanb ada di kontak HP para nasabah. Riba, benar-benar riba.

Masalah ekonomi yang timbul sebagai imbas pandemi belum juga teratasi, kini kami harus mengencangkan ikat pinggang lagi demi terbelinya satu liter minyak goreng. Belum lagi orang-orang super pintar kebangetan yang mengklaim diri mereka sebagai crazy rich Indonesia. Tingkah mereka benar-benar membuat banyak mata iri demi melihat aksi pamer kekayaan mereka.


Misteri Crazy Rich Dadakan

Terlepas dari benar atau tidaknya kasus yang tengah dialami beberapa crazy rich Indonesia. Ini merupakan salah satu contoh orang pintar yang gak berakhlak dan gak patut ditiru. Kaya boleh, sombong jangan!😁

Agh, makin kesini negeri ini makin lucu dari hari ke hari. Tak hanya para tikus berdasi, negeri ini dipenuhi orang-orang yang pintar ngehalyu. Para badut juga bermunculan tiap waktu, membuat kita tertawa dan tak jarang mengelus dada. Negeri dimana para pejabat tak lagi memihak tapi memeras keringat rakyat kecil.

Akankah negeri ini sehat kembali? Akankan para pejabat itu sadar bahwa sejatinya hidup ini terlalu singkat hanya untuk mengurusi dunia dan isinya? Akankah esok hari kita semua bisa berbahagia menikmati gorengan tempe dan bakwan tanpa mikir harga minyak yang melambung tinggo?

Entahlah, semoga kita semua masih dalam kewarasan dan bisa hidup lebih bahagia tanpa merasa dijajah oleh siapapun lagi. Amiin

Quote:


Sekian dulu thread saya kali ini, terimakasih buat Agan Sista yang sudi mampir dan memberi sedikit opini akan carut-marutnya negeri ini. Salam sehat dan wasalamm
Diubah oleh l13ska 10-04-2022 23:52
Cahayahalimah
Aramina
alizazet
alizazet dan 17 lainnya memberi reputasi
18
3.9K
112
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.