Mungkin thread tentang Ade Armando sudah banyak yang buat, tapi disini saya akan membahas dari sisi yang berbeda.

Di bulan puasa, yang katanya bulan penuh berkah, bulan penuh ibadah. Tetapi terjadi kekerasan, hinaan, bahkan menganiaya seseorang di depan gedung DPR.

Orang itu ada penggiat media sosial yang cukup terkenal, dan juga seorang dosen Universitas Indonesia yaitu Ade Armando.



Melihat video diatas, Ade Armando sempat diteriaki oleh beberapa emak-emak dan dianggap buzzer, dianggap munafik, entahlah dari kacamata ini terlihat yang melakukan aksi ini bukan mahasiswa.

Demo yang dilakukan mahasiswa ini memang sempat ricuh, tapi berjalan aman. Namun, melihat dari banyaknya massa terlihat dari masyarakat yang tak puas dengan kepemimpinan Jokowi sepertinya juga hadir.



Entah kalau melihat literasi media semua sepakat bukan dari mereka yang melakukan pengeroyokan. Namun menariknya, mereka yang menghajar Ade terlihat beringas hingga melucuti celananya.

Ada kemungkinan hal ini terjadi karena ulah oknum massa politik yang tak suka melihat aksi berjalan damai, ingin memulai aksi kerusuhan, dan juga apakah mereka ini simpatisan dari ormas yang sudah dibubarkan.



Polisi mengaku sudah ada beberapa yang ditangkap, namun perlu pendalaman lanjutan.

Jadi, kalau mau dilihat dari segala sisi juga penganiayaan ini salah. Jangan sampai perbedaan pendapat malah membuat seseorang menjadi beringas, tidak taat aturan hukum, bahkan dengan adanya kejadian ini membuka mata kita bahwa masyarakat yang demo sebenarnya punya kepentingan masing-masing.



Padahal Ade Armando saat itu mendukung aksi, tapi dianggap munafik, bahkan dianiaya hingga nyaris mati bila Polisi tidak berusaha melindungi.

Disini seperti ada kekuatan lain yang tak ingin demo berjalan dengan tertib, tapi kelompok yang memukul Ade ini bisa menjadi siapa saja.



Atau Plot twist nya bisa saja buzzer yang ingin menjatuhkan aksi demo mahasiswa, agar demo mereka tercoreng tak kondusif. Efeknya keramaian yang muncul akan memberikan efek kasus covid yang kembali meningkat. Untuk menahan gelombang demo yang lebih besar.

Maka, mudik pun dilarang. Wisma atlet kembali dinyatakan penuh, permainan politik ini bisa menjadi akan dijalankan kalau masyarakat tetap tidak tertib.



Apa ini yang kita mau? Setidaknya tetap waspada disaat seperti ini kita harus tutup mata dengan politik, apalagi ada wacana ini dan itu. Ingat hanya sebatas wacana, jangan mudah terprovokasi kalau wacana itu menjadi nyata mau terjadi pemberontakan revolusi ya silahkan saja.

Tapi ingat siapapun yang memberontak sudah siap mati, sudah banyak tumbal mahasiswa ketika melakukan perlawanan. Semoga hal seperti ini sudan tahu resikonya.



https://kabar24.bisnis.com/read/2022...laku-ditangkap

https://ambon.antaranews.com/berita/...i-kronologinya