Quote:
Terletak di bagian Selatan Pulau Lombok, KEK Mandalika ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 untuk menjadi KEK Pariwisata.
Dengan luas area sebesar 1.035,67 Ha dan menghadap Samudera Hindia, KEK Mandalika diharapkan dapat mengakselerasi sektor pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sangat potensial.
KEK Mandalika menawarkan wisata bahari dengan pesona pantai dan bawah laut yang memukau. Mandalika berasal dari nama seorang tokoh legenda, yaitu Putri Mandalika yang dikenal dengan parasnya yang cantik. Setiap tahunnya, masyarakat Lombok Tengah merayakan upacara Bau Nyale, yaitu ritual mencari cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan dari Putri Mandalika. Perayaan ini merupakan budaya yang unik dan menarik wisatawan baik lokal maupun internasional.
https://kek.go.id/kawasan/kek-Mandalika
Kalau bicara Kota Mandalika pasti agan dan sista langsung mengingat perhelatan MotoGP kemarin kan.
Nah padahal pembangunan disana bukan hanya sirkuit saja tapi juga kawasan wisatanya pun sejak awal sudah di rancang dan di bangun dengan anggaran triliun rupiah.
Trit ane kali ini akan membicarakan kisah kasihnya pembangunan kawasan wisata di kota Mandalika ini.
Bahwasannya ide kawasan pariwisata di Mandalika tersebut berawal dari ide Presiden Soeharto tahun 1988.
Namun karena faktor apalah, jadinya tidak terealisasikan di era Beliau.
Kemudian di era Presiden SBY barulah ada yang namanya groundbreaking pembangunan kawasan wisata di sana.
Quote:
Quote:
Area KEK Mandalika adalah dataran rendah semi-kering dengan pantai yang datar dan memanjang. Mandalika juga memiliki pantai berpasir putih dengan gelombang lautan yang cocok digunakan untuk berselancar. Vegetasi pantai berpasir relatif tidak banyak. Petak-petak pohon bakau ditemukan di beberapa daerah berlumpur untuk melindungi pantai dari erosi.
Tak heran apabila banyak yang mengatakan bahwa Mandalika bisa menjadi ‘The New Bali’. Apalagi pemerintah juga sudah banyak mengeluarkan uang untuk pengembangan Mandalika. Salah satunya adalah modal Rp250 miliar untuk infrastruktur dasar.
29 Tahun KEK Mandalika
KEK Mandalika sesungguhnya proyek lama. Ia dirancang di era Soeharto, saat Joop Ave menjabat Dirjen Pariwisata. Pada 1989, pemerintah menunjuk BUMN Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) sebagai pelaksana proyek. Proyek pengembangan KEK Mandalika mencakup area seluas 1.175 hektar di pantai selatan Pulau Lombok dengan garis pantai sepanjang 9 kilometer di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam perjalanannya, LTDC tidak banyak melakukan pembangunan berarti. Ia terlilit persoalan pendanaan. Alhasil, pada 1998, LTDC dinyatakan bangkrut. Aset LTDC lalu diambil PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, pengembangan Mandalika berlanjut lagi.
Pada 2011, SBY meresmikan proyek kawasan pariwisata Mandalika senilai Rp27 triliun dengan masa pembangunan 10 tahun.
Bahkan, investor nasional kala itu juga ingin berpartisipasi di Mandalika. MNC Grup melalui PT Global Land Development misalnya. Mereka berencana membangun taman terpadu, sirkuit Formula 1, dan lain sebagainya.
Ada pula Gobel Group yang berniat membangun fasilitas-fasilitas berteknologi ramah lingkungan seperti pengolahan air, pengelolaan air limbah, dan solar system. Bahkan, Gobel juga berniat membangun resor premium disana.
Investor nasional lainnya datang dari Rajawali Group melalui PT Canvas Development. Diberitakan Antara, mereka berencana membangun hotel dan vila, termasuk resort premium di Tanjung Ann.
Sayangnya, peresmian pada Oktober 2011 itu tidak berbekas. Mandalika masih menghadapi sejumlah kendala, termasuk terkait pembebasan lahan. Namun, SBY keukeuh membangun pariwisata di Mandalika.
Bahkan, SBY pada 2014 menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 52/2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Ia berharap dengan beleid itu, pengembangan Mandalika tetap berjalan.
Pada 2015, pembangunan Mandalika berada di pundak Joko Widodo. Kali ini, pemerintah bergerak cepat. Persoalan pembebasan lahan langsung diantisipasi presiden melalui sebuah instruksi presiden (Inpres).
Fase pembangunan KEK Mandalika kembali berlanjut, ditandai dengan diresmikannya kawasan itu oleh presiden. Dalam peresmian itu, presiden meminta pengelola Mandalika membuat aturan main dan kontrak yang jelas dengan investor.
“Kalau investor dalam 6 bulan membiarkan lahan miliknya tanpa ada aktivitas pembangunan, maka izin harus dicabut. Karena banyak yang tertarik berinvestasi di KEK Mandalika ini," kata Jokowi pada Oktober 2017.
Di KEK Mandalika, sedikitnya sudah ada aliran investasi mencapai Rp13 triliun. Hotel-hotel berbintang pun sudah mulai banyak dibangun di antaranya seperti Hotel Pullman, Hotel Club Med, Hotel Royal Tulip, Hotel X2, dan Hotel Paramount.
Tak ketinggalan, infrastruktur dasar juga sudah mulai dibangun. Di antaranya instalasi pengolahan air bersih Batu Jai Praya 200 L/detik, Bandara Lombok, Gardu Induk Kuta 150 Kv, Pelabuhan Lembar hingga jalan.
Pemerintah juga menyiapkan insentif perpajakan bagi para investor, mulai dari pemberian tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk dan lain sebagainya. Bahkan, pemerintah juga mempermudah kepemilikan properti bagi orang asing di KEK Mandalika.
Menjadikan KEK Mandalika sebagai Bali baru memang tidak mudah. Namun, proses yang berjalan tampaknya masih on track. Kehadiran event MotoGP bisa menambah faktor penunjang Mandalika sebagai tujuan wisata unggulan.
https://tirto.id/mandalika-sirkuit-u...-soeharto-dhHJ
Jadi pada saat kita di suguhkan berita tentang kasus pembebasan lahan yang belum terselesaikan dengan sempurna, yang merupakan hal utama, yang membuat pembangunan kawasan wisata di Kota Mandalika agak tersendat.
Kita harus maklum memang kalau bicara lahan apalagi menyangkut proyek negara pasti serba serbi kesulitannya pasti ada.
Dari harga yang tiba-tiba melonjak sangat tinggi dan carut marutnya legalitas tanah yang akan di gusur.
Pokoknya pemandangan biasalah dan sering terjadi.
Kemudian entah bagaimana, cara jitu era Presiden Jokowi yang membuat kawasan tersebut di era beliau,
Pembangunan kawasan wisata beserta sirkuit Mandalikanya mulai bergerak maju tuk menuju titik finish.
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika tidak selesai dalam 29 tahun. Hal ini disampaikan Jokowi dalam video blog-nya usai meresmikan KEK Mandalika pada Sabtu (21/10/2017).
"Saya senang sekali ini adalah kawasan yang 29 tahun belum selesai-selesai. Dan hari ini sudah selesai," kata Jokowi dalam vlog
https://nasional.kompas.com/read/201...lesai?page=all
Nah ini salah satu kisah yang cukup hangat di tahun 2017.
Dimana Presiden Jokowi mengatakan pembangunan kawasan wisata Kota Mandalika telah selesai setelah 29 tahun tak kunjung selesai progresnya.
Para netizen...
Tau kan pola netizen...?
Selalu ada pro dan kontra bila membahas sesuatu di media sosial.
Terlepas dari kubu-kubuan yang kini makin marak.
Hemat ane, kita harus meletakan satu per satu menyesuaikan porsinya.
Jangan semua di masukin dalam satu keranjang.
Soeharto jelas punya peran penting dalam kasus ini.
SBY pun juga sama.
Namun jelas JKW punya peran yang lebih penting karena di era JKW semua prosesnya hampir rampung dari sebuah gagasan Soeharto kemudian di lanjutkan di era SBY.
Bila di katakan pembangunan oleh Presiden sebelumnya tersendat ke arah mangkrak, yaa jangan langsung emosi.
Pelajari mengapa bisa mangkrak alias tersendat.
Seperti kutipan berita di atas mengatakan bahwasannya kasus pembebasan lahan merupakan hal yang membuat pembangunan tersebut tersendat.
Ini ane berpikir lurus saja dengan berprasangka baik.
Namun bila bicara statemen JKW salah yaa kagak juga.
Karena memang faktanya kan selama 29 tahun pembangunan disana tidak berjalan dengan baik alias tak kunjung selesai.
Jadi bisa di bilang porsinya JKW soal pembangunan disana menjadi jauh lebih banyak yang di kerjakan dan terselesaikan alias punya peran yang lebih penting.
Lain ceritanya bila sebuah proyek multiyears yang on progress.
Lalu sang penerusnya hanya kebagian gunting pita saat peresmiannya, yaa jelas orang tersebut tidak bisa di bilang penting apalagi di bilang sangat penting.
Karena orang tersebut bukan yang punya gagasan, bukan pula yang mencoba membangun dan buka pula yang membangun hingga tahap selesai.
Dia hanya ada karena dia hadir sebagai pihak berwenang terpilih saat itu saja.
Kalau dia ngeklaim ada kerjanya, yaa maap kurang tepat pake banget pula.
Jadi kisah kasih soal statemen JKW harusnya selesai.
Karena Soeharto, SBY dan JKW adalah tokoh sentral terbangunnya kawasan wisata di Kota Mandalika, tentu kita kembalikan lagi sesuai porsinya saja.
Termasuk para gubenur NTB yang terlibat dalam pembangunan tersebut juga tokoh sentral lainnya.
Bila JKW klaim ini hasil kerja kerasnya yaa wajar.
Bila Soeharto klaim ini hasil visi misinya yaa wajar.
Bila SBY klaim bahwa dia yang melakukan groundbreakingnya yaa wajar karna faktanya begitu.
Namun tidak wajar bila ingin klaim semuanya dengan hasil yang sekarang terliat adalah hasil individualnya semata.
Namanya kagak ingat diri yaa agan sista.
Kini biarlah kisah kasih tersebut kita simpan rapi di laci wawasan kita.
Mari kita berdoa semoga apa yang di cita-citakan oleh Beliau bertiga sesuai harapan kedepannya.
Membuat kawasan wisata Bali ke dua.
Kita tau bahwa Kota Bali sangat terkenal di luar negeri bahkan mengalahkan tenarnya negaranya sendiri.
Semoga kawasan wisata Mandalika akan bisa seperti Bali sebagai penerusnya.