Demikianlah seperti judul trit di atas, kesan yang TS dapatkan setelah mendengarkan (atau lebih tepatnya membaca) isi pidato yang disampaikan presiden kebanggaan kita, Bapak Joko Widodo.

Beliau tidak tuli pada suara-suara yang berkembang di tengah masyarakat. Beliau tidak abai pada keluh kesah rakyatnya.

Dengan gamblang, dalam pidatonya Presiden Jokowi menekankan situasi dunia yang saat ini memang berada di bawah tekanan ekonomi. Bagaimana situasi itu berimbas pada negara kita dan yang paling merasakan tentunya adalah rakyat kecil. Naiknya harga minyak goreng dan kegagalan pemerintah untuk menyampaikan jawaban. Naiknya harga Pertamax dan kurangnya penjelasan dari pihak pemerintah.

Pak Jokowi dengan terang-terangan mengkritik sikap mereka yang tidak menunjukkan adanya empati terhadap penderitaan rakyat kecil.


Pak Jokowi juga tidak lupa untuk mengingatkan para menterinya, untuk memastikan ketersediaan kebutuhan rakyat, apalagi di bulan Ramadhan ini. Perlu juga kesiapan untuk menghadapi arus mudik, yang mungkin akan lebih dari biasanya.

Setelah panjang lebar mengingatkan dan menegur menteri-menterinya. Pak Jokowi juga tidak lupa untuk menegaskan sikapnya mengenai isu yang sedang berkembang dan menimbulkan polemik.

Yaitu, isu mengenai perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu.

Dengan tegas beliau berkata, "... Dan jangan menimbulkan polemik di masyarakat. Fokus pada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan, ndak."

Melihat ketegasan beliau ini, TS pun teringat dengan sikap tegas beliau saat masih memegang amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta.


Semoga ketegasan sikap Pak Jokowi ini, dipahami dengan baik oleh para pembantu dan pendukungnya.

Tidak lucu, kalau sampai UUD diamandemen, hanya demi memuaskan keinginan atau kepentingan segelintir kelompok yang sedang berkuasa.

Salam ....





Sumber referensi
1. https://setkab.go.id/presiden-jokowi...i-pada-rakyat/