Ternyata, Negara Ini dan Pengusahanya Selalu Berlomba Menurunkan Harga Demi Rakyatnya

Beranda

...

The Lounge
Ternyata, Negara Ini dan Pengusahanya Selalu Berlomba Menurunkan Harga Demi Rakyatnya

iskrim

05-04-2022 03:02

Ternyata, Negara Ini dan Pengusahanya Selalu Berlomba Menurunkan Harga Demi Rakyatnya

[ HT# 1003 ]

Sebuah fenomena umum terjadi pada negara-negara yang tergabung dalam sebuah organisasi, selain membentuk kelompok tentu akan terjalin kerjasama saling tolong dan saling melindungi. Karena satu 'geng'.

Ketergantungan satu sama lain tentu sangat menguntungkan karena saling melengkapi dan saling memakmurkan. Tapi ketergantungan itu juga membawa dampak negatif pada satu negara karena harus mengikuti 'permainan' dan 'aturan main' kelompok lain. Jika nekat maka negara itu akan kena sanksi atau dikeluarkan dari kelompok itu.

Ini yang terjadi pada negara dipenghujung bumi, dikedalamam yang paling dalam lautan bumi. Setelah dikeluarkan dan memilih mandiri negara ini bersama rakyat seutuhnya 'moksa' dan tinggal disebuah pulau baru yang tidak tercantum di peta dunia dan tidak terdeteksi radar tercanggih macam YLC-8E sekalipun.

Meski awalnya rakyat harus bekerja keras tapi kini mereka bisa menikmati hasilnya. Mereka juga punya pekerjaan, punya budaya dan agama seperti kebanyakan manusia pada umumnya. Rakyat mereka juga majemuk, meski kadang terjadi selisih paham tapi mereka tetap bisa menjaga ketentraman, dan tetap saling menghormati. Mereka sadar kalau mereka adalah bersaudara.

Suatu ketika negaranya dilanda penyakit yang belum diketahui sebab musababnya. Pemerintahnya tidak mungkin mencari pertolongan ke negara lain, tapi mereka lebih percaya dengan temuan 'anak bangsa'.

Ketika negara lain dimuka bumi tergantung dengan bantuan negara lain bahkan rela menukar kekayaan alamnya demi sebuah keuntungan pribadi, di negara ini terus mencari solusi, rakyatnya bergotong royong dan percaya karena pemerintahannya benar-benar tulus dan iklash membantu rakyat. Semua transparan, semua rakyat bisa mengawalnya.

Asal tahu saja, dinegara ini sulit sekali menduduki jabatan meski sekelas RT apalagi kelas pemerintahan dan presiden! Mereka yang terpilih menduduki jabatan sampai harus 'dipaksa' rakyatnya, bukan melacurkan diri, bakar uang, sampai meninggalkan agama dan keluarganya demi jabatan atau keduniawian semata.

Rakyatnya sungguh alergi dengan sebuah jabatan. Pada akhirnya mereka yang terpilih (itu pun mereka yang menduduki jabatan kadang masih malu atau tidak mengakui jabatannya), mereka sadar harus bekerja dari hatinuraninya dengan tujuan memakmurkan negeri dan menolong rakyatnya, tidak ada kelompok yang mementingkan kelompoknya tapi kelompok itu justru mempercepat hasil kerja mereka diterima rakyat; murah, mudah, praktis, dan berkualitas.

Sebuah fenomena langka, ketika dinegara muka bumi berlomba-lomba ikut menaikkan harga, justeru dinegara ini pemerintah dan pengusahanya berusaha berlomba-lomba menurunkan harga, menjual barang semurah-murahnya sampai rakyatnya bingung mau disimpan dimana lagi barang yang dibelinya.

Rakyatnya sangat beruntung karena memiliki pemerintah yang bekerja untuk rakyat, nyaris tidak mau digaji dan alergi dengan jabatannya sendiri. Tapi setiap kali bekerja sangat nyata dan hasilnya cepat dirasakan rakyatnya, tidak ada istilah politisir dan organisir.

Akankah itu akan terjadi dinegera ini? Jawabannya mulai pada dirikita sendiri dan generasi mendatang dengan pola asuh dan pendidikan yang bersimpati, empati kepada sesama dan berkedaulatan.