Di antara banyaknya paradoks ada satu yang cukup berbahaya karena membawa-bawa kepercayaan terhadap Tuhan. Paradoks ini mempertanyakan salah satu sifat Tuhan yakni Maha Kuasa. Begini pertanyaannya, apakah Tuhan sanggup menciptakan sebuah batu yang tidak sanggup Dia angkat?

Jawaban pertama, sanggup. Jika Tuhan sanggup maka itu artinya Tuhan telah mengingkari sifat maha kuasaNya karena dia tidak bisa mengangkat batu yang telah Dia ciptakan.

Jawaban kedua, tidak bisa. Masa Tuhan punya sesuatu yang tidak bisa Dia lakukan? Jika begitu bukan maha kuasa namanya.

Dari satu paradox ini pertanyaan-pertanyaan baru seputar Tuhan pun berkembang. Apakah Tuhan sanggup membunuh diriNya sendiri? Jika Tuhan maha kuasa maka kenapa Tuhan tidak lenyapkan saja kejahatan? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu pun muncul dan sering dibawa dalam argumen antara Theis dan Atheis.



Pertanyaan ini seolah muncul untuk menjadi argumen bahwa Tuhan tidaklah maha kuasa, padahal pertanyaan itu sendiri terlalu kontradiksi. Contoh, bisakah Anda membuat bola berbentuk kotak? Pertanyaan yang tidak masuk akal bukan? Bola disebut bola karena mengambil lingkaran sebagai bentuk dua dimensinya sedangkan kotak disebut kotak karena berdasarkan pada persegi. Bola yang berbentuk kotak jelas menyalahi makna dari bola itu sendiri.

Tapi jika dipikirkan secara terpisah, mungkin ada cara untuk berdamai dengan paradoks yang satu ini. Coba Anda fokus pada syarat 'bisakah Tuhan membuat'. Yang menjadi pertanyaan pertama adalah 'bisa' atau 'tidak bisa', mari kita pilih jawaban 'bisa'. Tuhan sudah menciptakan sebuah batu yang tidak bisa dia angkat, dengan begini kemampuannya untuk mencipta tidak diragukan lagi, kondisi pertama selesai.

Kondisi kedua, mengangkat batu. Apakah Tuhan sanggup mengangkat batu yang sedemikian berat sampai-sampai Tuhan tak mampu mengangkatnya? Jawabannya bisa. Tuhan hanya perlu meringangkan batu tersebut agar tidak terlalu berat sehingga bisa diangkat. Dengan begini Tuhan sudah mengangkat 'batu yang tidak bisa Dia angkat'.



Saya tahu Anda bingung, kenyataannya pertanyaan ini memang sangat membuat bingung. Jika permasalahannya dipisah maka paradoks ini bisa selesai tapi jika dipikirkan sebagai sebuah kesatuan maka jawabannya tak akan pernah ketemu. Bingung? Bingung? Kalau iya artinya paradoks ini benar-benar sukses menjadi sebuah paradoks.

Seian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya