Sebagai seorang muslim, menunaikan salat lima waktu adalah sebuah kewajiban bagi kita semua. Setiap umat muslim di seluruh dunia wajib melakukan salat dengan berkiblat ke arah Ka'bah dan hal ini sudah dilakukan selama ribuan tahun dan mungkin akan terus dilakukan untuk seribu tahun ke depan.

Tapi coba kita berpikir lebih jauh, maksud saya jauuuuuuhhhhh ke masa depan. Suatu hari nanti manusia akan menjelajahi luar angkasa dan jika manusia sudah tidak berada dalam lingkup medan magnet Bumi, bagaimana caranya manusia melakukan salat?



Dengan teknologi masa depan, salat mungkin bisa dilakukan di luar angkasa secara bebas. Namun, ke arah mana seseorang harus melakukan salat di luar angkasa?

Seperti yang kita tahu, Bumi selalu berotasi dan berevolusi (kecuali Anda merupakan penganut konsep bumi datar). Jika kita melakukan salat di luar angkasa dan entah bagaimana bisa tahu arah Ka'bah, posisi Ka'bah tetap akan berubah dalam hitungan menit sehingga salat yang Anda lakukan tak lagi sesuai kiblat.



Tentunya problem salat di luar angkasa tak pernah terjadi di jaman Nabi. Namun, para ulama telah mencapai kesepakatan dan menganggap salat di luar angkasa sebagai kasus spesial. Para astronot tetap bisa melakukan salat dengan kondisi minimum harus menghadap ke arah Bumi, dan jika itu pun tidak bisa maka astronot boleh melakukan salat menghadap ke mana saja.

Namun itu baru di stasiun luar angkasa, bagaimana jika suatu saat nanti manusia membangun koloni di Mars atau bahkan tempat yang lebih jauh? Atau, bagaimana jika suatu saat manusia akan meninggalkan Bumi? Apakah salat berkiblat ke arah Ka'bah masih relevan dengan kehidupan baru manusia?



Tampaknya pikiran manusia masih belum sampai ke arah sana, atau belum ingin memikirkan masa depan seperti itu. Jika suatu hari manusia harus mencari planet baru mungkin Ka'bah akan diangkat dan ikut dibawa menuju planet tersebut, tapi apakah itu benar-benar tindakan yang tepat? Hmm, kita lihat saja.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumur