Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

palapanusaAvatar border
TS
palapanusa
Inilah Awal Mula Istilah "Lelaki Hidung Belang".
Hello GanSis selamat beraktivitas semoga GanSis selalu diberikan kesehatan dan panjang umur serta dilancarkan aktivitasnya hari ini, esok dan seterusnya ya GanSis. GanSis kali ini TS mau bawain thread mengenai asal usul penyebutan "Lelaki Hidung Belang", yang biasa menggambarkan laki-laki yang suka bermain dengan "kupu-kupu malam" ataupun menggoda wanita. Kira-kira kata Lelaki Hidung Belang ini kapan sih munculnya, dan bagaimana juga awal mula kata-kata ini menjadi eksis untuk penyebutan laki-laki yang berkonotasi negatif ini. Berikut ini kisah Awal Mula istilah "Lelaki Hidung Belang".


Sumber Gambar

Berawal semua ini berakar dari kolonialisme Belanda yang kala itu bukan hanya menyisakan luka yang timbul akibat tanam paksa, ekploitasi rempah, kemiskinan dan penderitaan lain bagi masyarakat pribumi. Masa kolonial juga meninggalkan sejumlah istilah yang akrab di telinga kita hingga kini, salah satunya adalah istilah Hidung belang. Ada tragedi kelam dibalik istilah ini. Berawal dari masa pergundikan di masa kolonial. Jika masa sekarang istilah hidung belang digunakan untuk menggambarkan laki-laki cabul yang suka mempermainkan wanita. Sebernarnya awal mula istilah ini menurut beberapa literasi mencatat, istilah ini sudah dikenal sejak ibukota jakarta masih bernama Batavia dan dikepalai oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yakni Jan Pieterszoon Coen. Pada abad 17, Batavoa telah menjadi daerah yang banyak dihuni oleh lelaki Eropa berkulit putih. Namun, saat itu hanya ada sedikit wanita berkulit putih. Bagi mereka yang memiliki pangkat tinggi boleh saja membawa istri beserta anak mereka dari Belanda ke negeri koloni. Namun, tidak bagi serdadu berpangkat rendah.

Saat itu para serdadu memenuhi hasrat mereka dengan melakukan perkimpoian campur yang kala itu amat tabu. Selain perkimpoian campur, mereka juga melakukan praktik pergundikan. Namun tak semuanya begitu. Vaandig (serdadu bawahan) 17 tahun berdarah campur pribumi dari sang ibu yang biasa menjaga Kasteel Batavia. Berawal dari kisah Pieter Cortenhoeff yang bernasib lebih beruntung pemuda kelahiran Arakan, Myanmar yang juga putra seorang pedagang Belanda yang memiliki paras tampan, hingga akhirnya parasnya menarik perhatian para wanita Istana termasuk Sara Speck. Sara adalah anak yang dititipkan kepada Coen dari koleganya Jacques Specx yang saat itu akan kembali ke Belanda. Jaques berkata kepada Coen. "Sementara aku kembali ke Belanda memenuhi permintaan Heren XVII, aku titipkan Sara, putriku, padamu. Aku percaya kau dapat mengasuhnya."


Sumber Gambar

Singkat cerita seperti cerita Roman yang pernah ditulis Tjoa Piet Bak dalam buku berjudul Sara Specx yang menceritakan percitaan Sara dengan Vaandig bernama Pieter Cortenhoeff ditahun 1629. Sara dan Pieter melakukan hubungan dibelakang pengawasan Coen. Hubungan keduanya pada awalnya lancar-lancar saja, hingga sampai pada satu ketika, orang kepercayaan Coen mendapati Sara dan Pieter sedang bermesraan disalah satu ruangan di Kastel Batavia. Coen yang mendengar info ini tentu saja langsung marah. Apalagi rekam jejaknya sebagai sosok yang jadi teladan masyarakat Eropa di Batavia tercoreng. Nama Coen memang kala itu dikenal harum sebagai orang yang memerangi sifat buruk kompeni bejat. Hukuman beratpun dijatuhkan pada kedua pezina itu pada 6 Juni 1629. Sara dan Pieter dieksekusi didepan halaman Balai Kota di kawasan yang saat ini disebut kota tua yang dikenal saat ini dengan nama taman fatahilah.

Si pemuda dipancung. Sementara sang gadis yakni Sara dihukum dengan cara diseret ke arah pintu gerbang Stadhuisplein untuk menyaksikan hukuman kekasihnya. Sebelum diseret. Pakaian Sara dilucuti. Tak ada yang memperdulikan jeritan wanita malang tersebut. Para algojo mulai menghujani anak dari sahabat Coen ini dengan cambukan berkali-kali. Pieter sebelum dipancung wajahnya sempat dicoreti dengan arang oleh Algojo sebagai penanda bagi pelaku pecabulan. Setelah pemancungan kepala Pieter yang bergelinding di tanah menjadi tontonan yang disaksikan ratusan orang. Mereka yang kemudian melihat bagian wajah, terutama bagian hidung seketika mengeluarkan kata-kata "hidung belang" yang sampai saat ini masih di ucapkan untuk melabeli pria yang berbuat mesum. Literasi menduga kuat peristiwa itulah yang menjadi asal muasal munculnya kata "hidung belang". Peristiwa ini juga menjadikan "hidung belang" sebagai streotype untuk melabeli lelaku cabul pada masa lalu dan menjadi streotype yang langgeng digunakan hingga saat ini.


Sumber Gambar

Soal nasib Sara, Ahmad Sunjayadi menjelaskan Sara akhirnya menikah dengan pendeta Georgius Candidius pada Mei 1632 di Batavia. Pendeta Georgius dikenal sebagai penyebar agama kristen di Formosa (Taiwan). Pendeta pertama di Kepulauan Maluku, serta kepala sekola Latin di Batavia. Setelah pernikahan Sara dengan pendeta Georgius mereka akhirnya pindah ke Formosa dan meninggal dalam usia yang masih belia yakni 19 tahun tidak diketahui apa yang menyebabkan kematian dirinya saat ikut suaminya ke Formosa. Tapi kejadian Pieter dan Sara menjadi cikal bakal awal mula kata Lelaki hidung belang disematkan kepada pria yang melakukan pezinahan dengan bukan sesama pasangannya hingga saat ini.

Nah GanSis itu dia sekelumit mengenai asal usul lelaki hidung belang yang menjadi Label bagi laki-laki yang suka bermain-main dengan wanita, semoga thread ini memberikan informasi yang memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kita ya GanSis. Terimakasih bagi Gansis yang sudah meramaikan thread TS kali ini dan sampai ketemu dithread lainnya.

emoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Hai

Spoiler for Sumber dan Referensi:



indrag057
tsubasagebok
fachri15
fachri15 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
5.4K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.