Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NinaahmadAvatar border
TS
Ninaahmad
Martini Layu Sebelum Berkembang
Martini Layu Sebelum Berkembang


Rona merah yang terpancar dari wajahnya dengan lesung pipi menghiasi kedua pipinya.  Rambut hitam pekat, mata bak bola pimpong dan alis bak semut beriring.  Martini adalah seorang gadis belia,  gadis polos nan imut yang begitu cepat tergilas roda kehidupan yang begitu kejam. Jatuh cinta pada seorang pemuda asing, memperdayanya hingga menanamkan benih-benih cinta di rahimnya, lalu meninggalkan tanpa jejak.  Martini, tak seorang pun peduli padanya.  Kelahiran bayi perempuan mungil tanpa ikatan pernikahan dianggap aib oleh ayah ibunya dan berujung  riuhnya warga perkampungan yang menginginkan Martini menjauh dari kampung halaman.


Tanpa alas kaki membungkus kaki mungilnya, dengan langkah terseok-seok, rambut yang acak-acakan, mata yang sembab, air matanya terus saja mengalir dari kedua pipinya. Berlahan menjauh, lambat laun riuhnya warga tak lagi terdengar, tertelan malam yang mulai menyelimuti perkampungan.  Sesekali ia meringis menahan sakit.  Buntalan kain hitam di tangan kiri, seorang bayi mungil dalam dekapan tangan kanan dan buntalan putih di atas kepalanya. Sesekali terdengar tangisan kecil dari bibir mungil sang bayi yang masih memerah.  Gerimis mulai turun, lambat laun semakin deras, memaksanya untuk sejenak melepaskan penat di sebuah pos kamling perkampungan.  Tubuh sang bayi mulai menggigil kedinginan, tangisannya lambat laun terdengar semakin menyayat hati.  Diraihnya selembar kain dari buntalan hitam dan membungkus tubuh mungil itu, lalu mendekapnya makin erat.  Hingga tangisan itu menghilang dan berubah menjadi dengkuran halus.


Beralaskan buntalan kain hitam, Martini dengan hati-hati meletakkan bayi mungilnya lalu dengan berlahan ia merebahkan tubuh di samping sang bayi mungil, memejamkan mata, sejenak melepaskan segala beban yang menderanya, dan berharap larut dalam mimpi indah. 


Martini, adalah satu dari potret kehidupan yang begitu kejam.  Memaksanya untuk tumbuh dewasa dan menjalani kerasnya kehidupan yang semestinya belum saatnya ia rasakan. Memaksa untuk layu sebelum kuncupnya mekar.  Saat sebayanya asyik dengan gendongan tas ransel di punggung, dengan riangnya berlarian menuju tempat menuntut ilmu. Saat seusianya tertawa riang memamerkan gadget baru keteman-teman sebayanya. Namun, berbeda halnya dengan Martini, benih cinta yang begitu cepat tumbuh di hatinya, melabuhkan raganya dalam dekapan sang pemuda asing.  Peluh bercampur menjadi satu,  lalu cairan kental terus mengalir dalam aliran darahnya, bersemayam, dan terus tumbuh membesar.  Hingga waktu mengantarkan sang jambang bayi terus meronta menutut haknya untuk mengenal kehidupan baru di dunia.  Lalu dengan entengnya sang penabur benih berpaling, menjauh, dan akhirnya hilang dari pandangan.  Tinggalah Martini dengan ribuan cibiran yang terus mendera, menyiksa batin, mengoyak luka di hati, dan mengantarkannya pada perjalanan yang tak berujung dan tak berarah.  Genggamam jemari mungil nan lembut memaksa Martini untuk terus kuat menghadapi pekatnya dunia.


Martini, belum saja sempat merasakan manisnya masa membingkai cerita  lewat jendela SMP.  Martini, belum pernah memahami betapa bangganya saat hari pertama seragam putih biru membalut di tubuh, saat sepasang sepatu baru menghiasi kaki indahnya.  Martini, belum paham rasanya deg-degan saat menanti gebetan di gerbang sekolah.  Martini, teruslah berjuang melawan pekatnya dunia.  Martini, tularkan semangat hidupmu pada benih cintamu, hembuskan napas kehidupan sampai kelak ketika engkau sudah di ujung napas.  Ajarkan ia tentang kehidupan, ajarkan ia memiliki apa yang menjadi haknya, hingga kelak engkau menutup mata untuk selamanya.  Ajarkan ia mengenal cinta pada Tuhannya sebelum ia mengenal cinta pada mahluk-Nya.  Agar kelak saat waktunya tiba ketika kuncupnya mekar, di petik tangan kokoh dan mendekapnya dalam cinta sepenuh jiwa. Ajarkan ia untuk terus tumbuh dengan tangguh agar tak ada yang mampu menorehkan luka di hatinya, agar tak ada lagi Martini Martini cilik sepertimu.


Sepenggal kisah fiksi, tetapi tidak dapat dipungkiri di era modern saat ini Martini-Martini tumbuh di mana-mana.  Bukan hanya terjadi di perkotaan besar, faktanya hal serupa juga melanda sampai pelosok pedesaan yang notabene akses informasi masih minim.  Budaya siri’ tak lagi mengakar dan mendarah daging pada generasi saat ini.  Gempuran tekhnologi dan minimnya pengawasan orang tua serta kurangnya pengetahuan orang tua akan arti pentingnya penanaman nilai-nilai religi sejak masih dini menjadi faktor penyebab rusaknya pergaulan anak ABG zaman sekarang, terjadi pergeseran moral dan minimnya etika.  Miris menyaksikan pergaulan ala anak ABG, dengan bangganya mempertontonkan adegan-adegan yang tak seharusnya mereka lakukan diusia masih dini.
   

Akhir kata semoga keturunan kita senantiasa dijauhkan dari hal-hal buruk dan terus tumbuh berkembang sesuai usianya serta semoga Tuhan senantiasa melindungi kemanapun mereka melangkah. 
 
Diubah oleh Ninaahmad 24-03-2022 14:42
erina79purba
suciasdhan
makola
makola dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.6K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.