Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

valkyr9Avatar border
TS
valkyr9
Pertamina Beli Minyak Murah Rusia, Gak Takut NATO & AS?


Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) berencana untuk membeli minyak murah asal Rusia, mengikuti jejak sejumlah perusahaan pengolahan minyak asal India dan China yang sudah memutuskan membeli minyak asal Rusia.

Pembelian minyak asal Rusia ini seiring dengan upaya perseroan untuk mencari minyak dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga minyak mentah dunia yang saat ini masih di atas US$ 110 per barel. Apalagi, Indonesia merupakan negara net importir minyak yang masih bergantung pada pasokan impor untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah dan produk minyak di dalam negeri.

Seperti diketahui, sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, harga minyak terus melonjak di atas US$ 100 per barel. Harga minyak bahkan sempat menyentuh nyaris US$ 128 per barel pada awal Maret 2022.

Pada Rabu (30/3/2022) pukul 06:50 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 110,23 per barel, anjlok 2% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini ambles 2,87% secara point-to-point.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 104,24 per barel, turun 1,62%. Selama seminggu ke belakang, harga turun 2,83% secara point-to-point.

Adanya sanksi dari sejumlah negara terhadap Rusia, membuat perusahaan-perusahaan migas yang biasanya membeli minyak dari Rusia ini menghindari pembelian minyak dari negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.

Amerika Serikat misalnya, secara terang-terangan melarang pembelian komoditas energi, baik minyak, gas, maupun batu bara asal Rusia. Meskipun, secara formalitas tak banyak negara yang melarang pembelian komoditas energi asal Rusia seperti yang dilakukan Pemerintahan Joe Biden.

Akibatnya, Rusia pun memberikan diskon besar atas harga jual minyaknya yakni dengan diskon US$ 20-25 per barel dari harga minyak Brent.

Lantas, dengan rencana Pertamina untuk membeli minyak Rusia ini apakah bisa berdampak pada hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat atau pun negara-negara NATO yang mengecam Rusia?

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, memperkirakan kemungkinan memang akan ada potensi kecaman dari Pemerintah AS karena membeli minyak dari Rusia ini. Namun demikian, menurutnya Indonesia memiliki argumen kuat terkait hal ini.

Indonesia, lanjutnya, bisa berargumen bahwa negara ini tidak mendukung perangnya, melainkan ini demi keberlanjutan pasokan energi dalam negeri.

"Potensinya (kecaman) ada. Namun kita bisa memberikan argumen yang kuat bahwa kita tidak mendukung perangnya, tapi ini murni bisnis," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/03/2022).

Menurutnya, aksi ini bisa menjadi penyeimbang posisi Indonesia di dunia internasional yang tidak berpihak pada siapapun. Yang terpenting, lanjutnya, keberlanjutan pasokan energi dalam negeri.

"Saya kira silahkan dijalankan (membeli minyak Rusia). Ini dapat sebagai penyeimbang posisi Indonesia di dunia internasional bahwa Indonesia tidak berpihak pada siapapun. Yang lebih utama adalah keberlanjutan pasokan energi dalam negeri," paparnya.

Dia menilai, pembelian minyak asal Rusia dengan menggunakan mata uang rubel juga bisa berdampak positif bagi rupiah, sehingga tidak tertekan oleh dolar AS.


Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pembelian minyak mentah dari Rusia ini bisa dilakukan perseroan setelah tuntas melakukan perbaikan (revamping) pada Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, pada Mei 2022 mendatang.

Dengan tuntasnya revamping Kilang Balongan, menurutnya Pertamina akan lebih fleksibel untuk menerima beragam jenis minyak mentah, termasuk minyak asal Rusia.

"Di tengah situasi geopolitik kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah approach," kata Nicke dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/3/2021).

Pertamina sendiri, menurut Nicke, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait rencana pembelian minyak tersebut, mengingat hal ini juga menyangkut terkait isu politis.

Nicke pun menegaskan, ini dilakukan murni tujuan bisnis, bukan politis.

"Gak ada masalah sepanjang perusahaan yang kita deal gak kena sanksi. Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India. Kita koordinasi dengan Kemenlu. Secara politis gak ada, ini secara B to B," kata Nicke.


Seperti diketahui, sejumlah perusahaan minyak di India dan China juga memutuskan membeli minyak Rusia karena Rusia menawarkan harga jual minyak dengan diskon yang cukup besar, yakni sekitar US$ 20-25 per barel dari patokan harga minyak Brent.

Berdasarkan data Bloomberg, India sejauh ini telah membeli setidaknya 13 juta barel minyak Ural Rusia sejak akhir Februari 2022 lalu. Volume impor minyak dari Rusia ini rata-rata sekitar 128.000 ton per bulan pada tahun 2021, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data pelacakan kapal. Minyak Ural dikirim dari pelabuhan di Laut Baltik dan Laut Hitam.

Sejumlah perusahaan India yang memutuskan membeli minyak Rusia antara lain Indian Oil Corp (IOC), Hindustan Petroleum, dan Nayara Energy.

Selain India, ternyata China juga memutuskan membeli minyak mentah murah asal Rusia. Pembelian minyak ini dilakukan oleh perusahaan kilang minyak China.


Tidak seperti perusahaan kilang minyak India yang telah mengumumkan ikut lelang pembelian minyak mentah Ural Rusia, sejumlah trader mengatakan perusahaan kilang milik negara China sedang bernegosiasi secara pribadi dengan penjual, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/3/2022).

Sumber Bloomberg juga menyebutkan bahwa perusahaan kilang swasta China juga diam-diam ikut membeli minyak asal Rusia.

Kilang swasta China berkontribusi seperempat dari total kapasitas pengolahan minyak nasional dan sebagian besar berbasis di Provinsi Shandong. Menurut para trader, perusahaan kilang China itu membeli beberapa minyak ESPO yang dimuat di pelabuhan timur Rusia Kozmino.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...-takut-nato-as

Ya anggap aja blessing in disguise.. emoticon-Malu (S)

Kita tidak mendukung perangnya.. Ini murni bisnis.. Kita cuma cari barang bagus dg harga (lebih) murah.. emoticon-Malu (S)

Harusnya konsep ini juga berlaku buat barang2 israel.. Biar meyakinkan Amerika bahwa Indonesia beneran non blok.. Jadi mereka ga akan mengecam atau bahkan kasih sanksi ke Indonesia.. emoticon-Ngacir




emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)
ddddudutzzz
tepsuzot
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
6.7K
97
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.