Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Kisah Sadis Pembunuhan Maddie Oleh Joshua Phillips, Tetangga Yang Juga Temannya

dvs22Avatar border
TS
dvs22
Kisah Sadis Pembunuhan Maddie Oleh Joshua Phillips, Tetangga Yang Juga Temannya

foto: sites.psu.edu

Bermula dari panggilan telepon yang diterima oleh 911 di Jacksonville, Florida pada 3 November 1998, Sheila Clifton melaporkan kehilangan anak perempuan bungsunya yang berumur 8 tahun bernama Maddie.


foto: sites.psu.edu

Joshua Phillips adalah anak tetangganya yang terakhir melihat Maddie. Maddie mampir ke rumah Joshua untuk bermain bisbol di pekarangan belakangnya, namun saat Maddie pulang kembali ke rumahnya, sosoknya hilang.


foto: jacksonville.com

Beberapa hari setelahnya, keluarga Clifton dibantu oleh para tetangga melakukan pencarian. Namun hasilnya nihil.

Awalnya polisi mencurigai seorang pria bernama Larry Grisham karena ia pernah berurusan dengan kepolisian akibat kasus penyerangan. Tapi di hari hilangnya Maddie, Larry memiliki alibi yang kuat sehingga dipastikan bukan merupakan pelaku kejahatan.

Karena tidak adanya kelanjutan, polisi akhirnya melibatkan FBI. Sayangnya, juga tidak ditemukan bukti tambahan dan Maddie bagaikan lenyap ditelan bumi.



Ketika semua mengira menemui jalan buntu, enam hari setelahnya semua berubah.

Melissa Phillips menemukan noda basah di lantai rumahnya. Jejak aneh tersebut membawanya menuju kamar anak laki-lakinya, Joshua, dan Melissa tidak bisa menutupi kekagetannya. Melissa segera beranjak keluar dan memanggil siapa pun polisi yang bisa ditemuinya.



Kengerian apa yang ditemukan di dalam kamar Joshua?

Sebelah kaki Maddie yang kecil tampak menyembul keluar dari bawah kasur Joshua.


foto: NBC NEWS

Ternyata sejak awal Joshua tahu keberadaan Maddie. Bocah berumur 14 tahun itu menutupi kekejiannya dengan berpura-pura mencari tahu musibah apa yang menimpa teman baiknya. Bahkan Joshua pun turut serta membantu pencarian bersama keluarga Clifton.

Polisi menemukan tongkat bisbol yang disembunyikan di belakang lemari, sebuah pisau, dan beberapa pengharum ruangan untuk menutupi bau busuk yang keluar dari bangkai Maddie.

Dari hasil autopsi Maddie, ditemukan 3 kali pukulan di kepala, robekan di leher, dan tusukan di dada sebanyak 7 hingga 9 kali.


foto: jacksonville.com

Pada 10 November 1998, Joshua ditahan.

Berdasarkan pengakuan Joshua, ia terpaksa melakukan kejahatan tersebut karena takut oleh ayahnya, Steve.

Saat itu Joshua sedang sendirian di rumah ketika Maddie datang dan mengajaknya bermain. Tidak sengaja terpukul bola, mata Maddie mulai berdarah dan ia menangis dengan keras. Untuk menenangkan Maddie, Joshua menariknya secara paksa masuk ke dalam rumah hingga tidak sengaja celananya terlepas. Bukannya diam, jeritan Maddie malah bertambah keras. Joshua berubah panik, khawatir karena Steve melarang keras Joshua membawa temannya masuk ke dalam rumah. Joshua meraih tongkat bisbol dan memukul Maddie di kepala, lalu menyembunyikan tubuhnya di bawah kasur.


foto: sites.psu.edu

Joshua mengaku bahwa saat Steve pulang, ia masih mendengar erangan keluar dari mulut Maddie. Joshua lalu membawanya keluar, menusuknya di dada, dan sekali lagi menghempaskannya masuk ke tempat yang sama.

Selama seminggu lamanya, setiap malam Joshua tidur dengan jasad Maddie tepat di bawah kasurnya.



Berita kasus pembunuhan Maddie oleh Joshua menyebar dan warga menumpahkan kekesalannya pada keluarga Phillips. Warga menuduh orangtua Joshua teledor karena tidak sadar akan adanya bau busuk yang muncul di kamar anaknya. Warga juga menyalahkan polisi yang gagal menemukan keganjilan saat memeriksa kediaman Phillips ketika Maddie baru dinyatakan hilang.

Melissa kemudian membongkar kalau Steve adalah sosok yang keras. Sikapnya yang mengerikan memberikan tekanan batin yang besar. Melissa juga mengungkapkan keanehan kalau Steve sangat membenci anak perempuan dan melarang keras Joshua bermain dengan anak perempuan yang usianya lebih muda.



Di pengadilan, beberapa pengakuan Joshua dipatahkan oleh pihak penuntut. Hasil autopsi tidak menemukan adanya memar pada mata Maddie. Bahkan tidak ada bukti kalau mereka betul bermain bisbol. Juga tidak adanya darah di pekarangan dan noda tersebut hanya ditemukan di kamar Joshua. Dan lagi, kalau memang Maddie memberontak saat dipaksa masuk hingga hanya menyisakan baju dan kaus kaki di tubuhnya, namun anehnya tidak tampak adanya kotoran, debu, maupun tanah pada pakaiannya.



Sidang hanya berlangsung selama 3 hari lamanya dan pada 8 Juli 1999 Joshua dinyatakan bersalah. Karena saat itu umurnya masih di bawah 16, hukuman mati tidak bisa diberikan sehingga juri menjatuhkan Joshua hukuman seumur hidup.



Seiring berjalannya waktu, bukti-bukti baru bermunculan. Beberapa buku terkait kultus kepercayaan sesat ditemukan di lemari kamar Joshua. Juga setengah jam sebelum nyawa Maddie melayang, Joshua tengah melihat konten porno dari komputernya. Dan yang lebih mengerikan, foto kakak perempuan Maddie, Jessie, yang saat itu berumur 11, ditemukan di kamar Joshua. Dipercaya, Joshua telah mengincar Jessie sejak lama.



Joshua pun beranjak dewasa di balik jeruji besi namun ia tetap menolak untuk menjabarkan secara detil kejahatannya kepada Maddie.



Di tahun 2018, Joshua muncul membacakan surat yang ditulisnya. Isinya merupakan permintaan maaf yang lebih ditujukan kepada dirinya sendiri dan penderitaan yang harus dialaminya, bukan kepada korban maupun kepada keluarga korban.



Sumber:
ati
sites.psu.edu
jacksonville.com
mirror
jacksonville.com
Diubah oleh dvs22 18-03-2022 08:03
fan.kui
nowbitool
dxstarz
dxstarz dan 17 lainnya memberi reputasi
18
5.6K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.