- Beranda
- Berita Luar Negeri
Operator Burger King Di Rusia Menolak Menutup 800 Gerai Di Negaranya
...
TS
curry30ua
Operator Burger King Di Rusia Menolak Menutup 800 Gerai Di Negaranya
Selagi perundingan untuk mendapatkan kata "perdamaian" antara Rusia dan Ukraina, nampaknya aktifitas bisnis dan perekonomian disana masih dalam proses tarik ulur yang masih belum menemukan kata sepakat dari berbagai macam pihak yang terkait satu dengan yang lain. Jika kita mendengar berita-berita di media, baik dari dalam dan luar negeri, kita bisa melihat begitu banyaknya para perusahaan terutama yang berasal dari Eropa dan Amerika menarik diri dari negara Rusia dan Ukraina yang masih berperang hingga hari ini.
Beberapa perusahaan terkenal seperti McDonald, Nestle, Coca-Cola, produk-produk clothing dan berbagai perusahaan yang lainnya sudah lebih dulu menarik diri dari kedua negara yang sedang berselisih ini, justru ada sebuah perusahaan makanan fas-food yang nampaknya memiliki kesulitan atau kendala untuk menyetop atau men-suspend bisnis nya di Rusia. Burger King merupakan salah satu perusahaan terkenal asal Amerika yang tak asing lagi dengan produk jualan makanan Burger fast-food nya yang berdiri awal di Miami, Florida.
Burger king, berdasarkan sumber yang ada, dikabarkan memiliki kesulitan ketika pimpinan internasional yakni RBI (Restaurant Brands International) dengan president utama nya adalah David Shear, memiliki kesulitan untuk menghentikan support operasional nya di negara Rusia. Dikabarkan karena saham yang dimiliki ternyata memiliki perjanjian yang cukup rumit dan dipegang oleh beberapa pihak yang lain juga.
Secara sederhana, Burger King Rusia tidak semudah dengan rival nya yakni, McDonald, sesegera mungkin untuk menutup dan menarik operasional nya dari negara Rusia. Burger king di Rusia ternyata sudah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan dan bisnisperson disana yang hampir sudah se-dekade lalu. Namun dalam kontrak kerjasama nya disebutkan bahwa Burger King dan beberapa perusahaan lainnya seperti Marks & Spencer, juga grup Hotel dari Marriot dan Accor, memiliki kompleksitas dalam franchise deal nya di negara Rusia.
Dengan kompleksitas kontrak tersebut, maka 800 gerai Burger King di Rusia nampaknya akan sulit disetop operasional nya. Dikabarkan Burger King di Rusia menjalin kerjasama dengan seorang partner bisnis yakni Alexander Kolobov, Investment Capital Ukraine dan VTB Capital yang mana sudah mendapat sanksi dari U.S dan dunia internasional karena berafiliasi dengan beberapa bank Rusia.
Dengan ketiga partner nya tersebut, ternyata Burger King Rusia memiliki saham sekitar 15% dari joint venture dengan beberapa partner nya tersebut. Dan parah nya lagi dari partner-partner nya tersebut tidak memiliki mayoritas saham yang cukup banyak dalam joint venture mereka. Dengan kesulitan tersebut maka Burger King Rusia tidak bisa serta merta memutus kontrak ataupun menyetop kerjasama secara sepihak, karena tidak akan mudah bagi Burger King untuk merubah dan mengganti isi kontrak yang ada dan sudah disetujui secara bersama. Dan bila itu terjadi pun, tidak ada lagi investor yang mau dan percaya lagi karena kontrak joint venture bisa dirubah-rubah seenaknya secara sepihak.
Namun David Shear mengatakan, Burger King dan RBI sudah melakukan usaha untuk divestasi saham mereka yang ada sekitar 15% untuk dapat ditarik ataupun dijual kepada pihak lain. Namun nampaknya proses itu akan mengalami kesulitan dan memiliki proses negosisasi yang lama. Mengingat beberapa otoritas dan keadaan ekonomi dunia yang tidak menentu ini membuat keinginan itu sulit terwujud.
Bukan hanya itu, Alexander Kolobov pun mengatakan menolak dan tidak menyetujui apa yang di inginkan Burger King (RBI) untuk menutup 800 gerainya dengan cepat dan seperti menjentikkan jari tangan saja. Namun bukan hanya Burger King yang memilki kesulitan untuk menyetop operasi bisnis nya di Russia, nampaknya Papa John, restoran cepat saji Pizza ini juga memiliki kesulitan untuk menutup 200 gerai nya di Rusia dengan kontrak yang hampir sama dengan Burger King Rusia untuk sukar dan dihentikan begitu saja secara sepihak.
Beberapa perusahaan terkenal seperti McDonald, Nestle, Coca-Cola, produk-produk clothing dan berbagai perusahaan yang lainnya sudah lebih dulu menarik diri dari kedua negara yang sedang berselisih ini, justru ada sebuah perusahaan makanan fas-food yang nampaknya memiliki kesulitan atau kendala untuk menyetop atau men-suspend bisnis nya di Rusia. Burger King merupakan salah satu perusahaan terkenal asal Amerika yang tak asing lagi dengan produk jualan makanan Burger fast-food nya yang berdiri awal di Miami, Florida.
Burger king, berdasarkan sumber yang ada, dikabarkan memiliki kesulitan ketika pimpinan internasional yakni RBI (Restaurant Brands International) dengan president utama nya adalah David Shear, memiliki kesulitan untuk menghentikan support operasional nya di negara Rusia. Dikabarkan karena saham yang dimiliki ternyata memiliki perjanjian yang cukup rumit dan dipegang oleh beberapa pihak yang lain juga.
Secara sederhana, Burger King Rusia tidak semudah dengan rival nya yakni, McDonald, sesegera mungkin untuk menutup dan menarik operasional nya dari negara Rusia. Burger king di Rusia ternyata sudah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan dan bisnisperson disana yang hampir sudah se-dekade lalu. Namun dalam kontrak kerjasama nya disebutkan bahwa Burger King dan beberapa perusahaan lainnya seperti Marks & Spencer, juga grup Hotel dari Marriot dan Accor, memiliki kompleksitas dalam franchise deal nya di negara Rusia.
Dengan kompleksitas kontrak tersebut, maka 800 gerai Burger King di Rusia nampaknya akan sulit disetop operasional nya. Dikabarkan Burger King di Rusia menjalin kerjasama dengan seorang partner bisnis yakni Alexander Kolobov, Investment Capital Ukraine dan VTB Capital yang mana sudah mendapat sanksi dari U.S dan dunia internasional karena berafiliasi dengan beberapa bank Rusia.
Dengan ketiga partner nya tersebut, ternyata Burger King Rusia memiliki saham sekitar 15% dari joint venture dengan beberapa partner nya tersebut. Dan parah nya lagi dari partner-partner nya tersebut tidak memiliki mayoritas saham yang cukup banyak dalam joint venture mereka. Dengan kesulitan tersebut maka Burger King Rusia tidak bisa serta merta memutus kontrak ataupun menyetop kerjasama secara sepihak, karena tidak akan mudah bagi Burger King untuk merubah dan mengganti isi kontrak yang ada dan sudah disetujui secara bersama. Dan bila itu terjadi pun, tidak ada lagi investor yang mau dan percaya lagi karena kontrak joint venture bisa dirubah-rubah seenaknya secara sepihak.
Namun David Shear mengatakan, Burger King dan RBI sudah melakukan usaha untuk divestasi saham mereka yang ada sekitar 15% untuk dapat ditarik ataupun dijual kepada pihak lain. Namun nampaknya proses itu akan mengalami kesulitan dan memiliki proses negosisasi yang lama. Mengingat beberapa otoritas dan keadaan ekonomi dunia yang tidak menentu ini membuat keinginan itu sulit terwujud.
Bukan hanya itu, Alexander Kolobov pun mengatakan menolak dan tidak menyetujui apa yang di inginkan Burger King (RBI) untuk menutup 800 gerainya dengan cepat dan seperti menjentikkan jari tangan saja. Namun bukan hanya Burger King yang memilki kesulitan untuk menyetop operasi bisnis nya di Russia, nampaknya Papa John, restoran cepat saji Pizza ini juga memiliki kesulitan untuk menutup 200 gerai nya di Rusia dengan kontrak yang hampir sama dengan Burger King Rusia untuk sukar dan dihentikan begitu saja secara sepihak.
Sekian ...
Thank You ... !!!
Sumber :
- https://edition.cnn.com/2022/03/18/b...ure/index.html
- https://www.theguardian.com/business...-shops-ukraine
- https://www.nbcnews.com/business/bus...hain-rcna20579
Diubah oleh curry30ua 18-03-2022 21:26
asamboigan dan 13 lainnya memberi reputasi
12
11.2K
86
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
78.9KThread•10.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru