Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.barbarian.Avatar border
TS
.barbarian.
Densus 88: ISIS Masih Eksis, Sebarkan Propaganda Berbahasa Indonesia Dan Inggris
Densus 88: ISIS Masih Eksis, Sebarkan Propaganda Berbahasa Indonesia dan Inggris di Medsos

Senin, 21 Maret 2022 - 19:48 WIB

Kepala Detasemen Khusus ( Densus) 88 Antiteror Polri Irjen Pol Marthinus Hukom mengungkapkan bahwa kelompok teroris internasional ISIS masih eksis. Mereka masih mengendalikan jaringan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, seiring munculnya pemimpin baru ISIS, Juma Awad Al-Badri.

Marthinus mengungkap sel-sel terorisme masih aktif di Indonesia. Pada 2020 Densus 88 berhasil menangkap 232 orang dengan 13 peristiwa teror. Lalu pada 2021, Densus 88 menangkap 370 orang 6 kejadian teror, dan per Maret 2022 sebanyak 56 anggota jaringan teroris ditangkap.

"Artinya, secara kuantitatif, penangkapan itu kan meningkat dari 2020, 232 menjadi 370 (2021) artinya sel-sel terorisme ini tetap aktif," kata Marthinus dalam konferensi pers seusai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).

Untuk itu, Marthinus mengklaim Densus 88 terus melakukan pencegahan atau premptive strike dengan menangkap orang-orang yang sudah cukup bukti, sehingga pada 2021 tingkat serangan atau kejadian terorisme menurun.

"Namun dengan penangkapan begitu banyak, itu berindikasi bahwa terorisme itu masih ada," katanya. Marthinus menjelaskan, Densus 88 juga melihat ancaman terorisme ke depan, apalagi beberapa waktu lalu diumumkan pemimpin baru ISIS di Suriah. Itu membuktikan bahwa ISIS masuk eksis dan mereka masih mengendalikan jaringan-jaringan mereka di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Artinya mereka (ISIS) kasih eksis sampai sekarang, mereka masih mengendalikan jaringan-jaringan mereka di seluruh Indonesia," kata Marthinus.

Khusus untuk di Indonesia, Marthinus mengungkapkan, Densus 88 juga kemarin menangkap ada sekitar 5-6 orang yang terlibat dengan media ISIS. Mereka langsung dikendalikan dari pusat ISIS di Timur Tengah di Suriah. Mereka yang ditangkap ini diperintahkan untuk menduplikasi dan menyebarkan propaganda ke medsos sosial (medsos) dalam berbagai bahasa.

"Lalu Kemudian mereka diperintahkan untuk menduplikasi propaganda-propaganda mereka yang tadinya dalam bahasa Arab Kemudian untuk di-translate ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris lalu disebarkan lagi ke media sosial," katanya.

"Artinya secara ideologi, secara spirit, mereka tuh masih tetap ada walaupun di Timur Tengah mereka kehilangan teritori, tapi dengan hadirnya pemimpin baru, artinya ada napas atau angin segar buat mereka untuk kenbali eksis," kata Marthinus.


https://nasional.sindonews.com/read/...sos-1647864214

Ada Propaganda ISIS dalam Buku Panduan Bahasa Inggris

14 September 2019

Saya cukup kaget dengan rekomendasi buku Bahasa Inggris yang rekomendasikan oleh teman saya yang berprofesi sebagai seorang guru Bahasa Inggris. Waktu itu saya memang menanyakan referensi buku Bahasa Inggris yang membahas tentang tata Bahasa (grammar) dan sekaligus memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan Muslim, seperti berdoa, mengaji, doa-doa yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

Maklum, beberapa buku grammar Bahasa Inggris yang saya temui seringnya memberikan contoh kalimat yang lebih mencerminkan kehidupan di luar bukan kehidupan di Indonesia apalagi di pesantren. Untuk itu saya mencoba bertanya kepada teman saya. Ia kemudian mengirimkan link buku untuk saya download, dan judul buku itu adalah English for the Islamic State sebanyak enam jilid. Sempat terbesit dalam hati saya, wah Islamic State? Jangan-jangan ini buku produksi ISIS.

Namun cepat saya tepis karena merasa bahwa ini rekomendasi dari teman saya yang beprofesi sebaga Guru Bahasa Inggris dan juga berlatar belakang pesantren. Namun setelah saya cek, dimulai dari cover buku, terlihat ada bendera ISIS yang dipasang. Saya semakin curiga dan melihat ke kata pengantar/muqaddimah. Benar saja, di dalam muqaddimah disebutkan bahwa penulisan buku ini merupakan upaya-upaya penjagaan kekhalifahan.

Lebih lanjut saya cek, benar saja, buku itu menggunakan ilustrasi gambar yang menunjukan proses belajar mengajar di ISIS; seperti adanya bendera ISIS yang dipampang di dalam gambar, menunjukan percakapan antara guru dan murid. Wajah-wajah mereka yang di blur.

Para pengajar menggunakan pakaian seperti akan bertempur. Belum lagi ada kosa kata seperti Bullet, Army, Hand dalam bahasan listening. Dan juga ada gambar senjata sebagai penghias buku itu. Vocabulary yang disajikan juga seperti army, bomb, bullet, yang dipadukan dengan kosa kata lain seperti ant, apple, bed, bee, membuat dua kosa kata itu tidak terlalu menonjol dan membuat orang yang tidak tahu ISIS untuk curiga. Ada juga kosa kata gun, hijra, pistol, snipper, monster, mortar, jihadi education, tank, baqiaa, ada juga percakapan yang menunjukan tentang bendera Islamic State.




Dalam buku keenam ada satu bagian bernama The Open University dimana disana dijelaskan mengenai kekhalifahan. Bahwa Islamic State merupakan kekhalifahan yang membuat orang Islam menjadi percaya dan orang kafir menjadi tidak percaya dan menyusahkan orang kafir. Bacaan tersebut dijadikan reading yang kemudian nanti di tanyakan melalui soal-soal.Yang saya khawatirkan dari cerita saya adalah, bahwa orang yang dianggap memiliki expertise dalam Bahasa inggris dan latar belakang pesantren pun kadang tidak sadar bahwa buku ini diproduksi oleh ISIS.

Mungkin bagi sebagian orang mereka hanya berpendapat bahwa yang bisa dilakukan oleh ISIS adalah perang, membunuh atau propaganda lewat majalah Dabiq yang sudah cukup dikenal. Namun, banyak yang masih tidak menyangka bahwa ISIS bisa juga melakukan propaganda melalui buku panduan Bahasa Inggris. Di era internet seperti sekarang ini, di mana kita menerima informasi dengan sangat banyak, orang kemudian menjadi mengalami tantangan baru untuk memilah mana informasi yang reliable dan tidak.



Selain itu, pencegahaan dan penerangan bahaya ekstremisme dan radikalisme masih berpusat di Ibu Kota, Jakarta. Sementara di daerah kurang dilaksanakan. Padahal menurut saya, justru yang membutuhkan penerangan adalah orang-orang di daerah yang memiliki sumber daya yang terbatas dan akhirnya hanya mengandalkan sumber yang berasal dari internet.

Cerita ini juga bagusnya menjadi pengingat bagi para bapak/ibu kepala sekolah atau instansi lembaga lainnya untuk selalu melakukan pengecekan terhadap modul yang digunakan oleh para pengajar. Mungkin banyak dari mereka tidak tahu tentang Islamic State. Orang tua pun sangat diimbau untuk turut serta melakukan pengecekan terhadap buku ajar yang digunakan oleh anak.

https://islami.co/ada-propaganda-isi...ahasa-inggris/

Masyarakat dunia harus membuat tindakan untuk melawan propaganda yang dibuat oleh ISIS, termasuk propaganda dalam bentuk video. Caranya, dengan membuat propaganda tandingan.

Hal itu disampaikan pengamat Islam sekaligus editor media Jerman Deutschlandfunk, Thorsten Gerald Schneiders.

”Ya, kita seharusnya membuat video serupa, untuk membalas propaganda yang dibuat (oleh ISIS),” kata Schneiders ketika berbicara dalam Konferensi Radikalisasi dan Deradekalisasi di Jakarta, pada Kamis (26/11/2015).

https://international.sindonews.com/...gan-propaganda

For example..

Quote:

nomorelies
dewisuzanna
scorpiolama
scorpiolama dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.1K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.