Warga dunia dibuat ketar-ketir akan perseteruan negara ukraina dan rusia. Lalu bagaimana dengan warga ukraina sendiri? Sedikitnya lebih dari satu juta orang keluar dari wilayah ukraina setelah rusia melancarkan agresi militer di ukraina. Salah satunya adalah seorang pelajar asal suriah yang harus ketiga kalinya mengungsi akibat krisis dan perang.

Pemuda ini bisa dikatakan penyintas perang. Kalo kita sering dengar penyintas virus covid, kali ini ada penyintas perang yang tentunya tak kalah dramatis bila diceritakan. Bagaimana tidak, berada di tengah konflik tentunya mengerikan. Lalu berhasil keluar dari situasi tersebut adalah yang kita inginkan bersama.



Evakuasi keluar dari negara yang terlibat perang bukanlah hal pertama yang dialami oleh Orwa Staif pemuda asal suriah. Di usianya yang ke 24 tahun ia telah tiga kali merasakan hal yang sama keluar dari kondisi mencekam. Pada 2013 pemberontak berjuang untuk menggulingkan otokrat Suriah Bashar Assad di kampung halamannya Douma. Di douma, ayahnya membelot dari tentara dan keluarganya terpaksa meninggalkan suriah.

Staif kemudian ke lebanon untuk menyelesaikan pendidikan sekolah menengah. Siapa sangka pada tahun 2019 situasi di lebanon juga memburuk secara dramatis, ekonomi ambruk, dan orang-orang turun ke jalan dalam protes massal. Lalu ia pindah ke ukraina dan berharap disana ia akan hidup damai dan jauh dari konflik, krisis, atau apapun itu.



Namun lagi-lagi ia harus tegang karena invasi rusia ke ukraina dan membuat pelajar di kota kharkiv tersebut kembali merasakan dejavu yang mengerikan. Berlari menyelamatkan diri, membawa barang seadanya, dan putus asa. Ini dalam hati staif mungkin gini "anjir lah ngapa gue ketemu perang terus sih. Apa hidup gue emang diciptakan untuk menghadapi peperangan".

Waktu itu, ketika rusia menyerbu kota-kota ukraina termasuk kharkiv kota terbesar kedua di ukraina, banyak warga ukraina menyerbu kereta atau mengendarai mobil ke kota Lviv di ukraina barat sebelum menuju ke perbatasan Polandia. Staif berhasil naik kereta api selama 16 jam perjalanan dan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Polandia. dari Polandia stif terbang ke praha republik ceko. Disana keluarganya menjemput dengan mobil dan membawanya ke jerman. Ia berharap tak lagi merasakan dejavu mengerikan akibat perang dan krisis.



Ane gak bisa bayangkan gimana waktu mudanya si staif ini gaes. Disaat pemuda lain yang seusianya seru-seruan di sekolah, nongkrong bersama bestie, atau tidtod an gak jelas, ia harus selalu tegang menghadapi segala kemungkinan dalam negara yang konflik. Ya semoga aja hal yang dialami aaa adalah pelajaran untuk kita semua bahwa perang itu seburuk-buruknya jalan untuk menyelesaikan masalah.

Oke segitu dulu untuk thread ane kali ini, thread ini sifatnya entertainment yang bersumber dari keresahan ane di sosial media ya gan. Kalau kurang informatif ya tolong dimaklumi. Kalau menyinggung ya mohon maaf. Terimakasih udah baca, jumpa lagi di thread ane selanjutnya.

Referensi: Opini pribadi & Youtube
Sumber gambar: Tertera
@abdulqadirz©2022