Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memantau ketersediaan bahan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Sorotan utamanya mengarah pada komoditas minyak goreng (migor) yang kisruh dalam beberapa bulan terakhir.

Ma'ruf memperingatkan agar pengusaha minyak goreng agar bisa diajak bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ini. Ia memberikan larangan agar pelaku usaha minyak goreng tak melakukan ekspor migor di tengah krisis pasokan migor di dalam negeri.

"Saya mengharapkan agar bahwa para pengusaha bahwa supaya jangan melakukan ekspor sepanjang ada kebutuhan dalam negeri, atau kebutuhan dalam negeri belum tercukupi, supaya mementingkan kebutuhan dalam negeri. Termasuk selain beras, juga minyak goreng dan lain-lain sebagainya," ujarnya dalam sambutan Jumat (11/3/22)

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sudah menetapkan kebijakan Domestic Market Obligation DMO dan Domestic Price Obligation DPO sebesar 20% sejak akhir Januari lalu, dan menaikkan menjadi 30% pada minggu ini. Tujuannya agar pasokan bahan baku migor lebih banyak digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.

Pilihan Redaksi
Wapres Turun Gunung, Minta Lonjakan Harga Pangan Diberesin!
Upaya itu dilakukan demi menyelesaikan keterbatasan stok di lapangan. Masyarakat pun kesulitan untuk mendapatkannya dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET). Hal ini ironis mengingat Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak sawit terbesar secara global.

Sepanjang periode 2020-2021, Indonesia menjadi produsen minyak sawit mentah terbesar secara global dengan berkontribusi sekitar 58% dari total produksi CPO dunia. Ma'ruf Amin terlihat 'gatal' dengan masalah ini dan meminta jajaran untuk Segera membereskan, termasuk untuk urusan kebutuhan pokok lainnya.

"Kita mengharapkan ada kecukupan pasokan pangan ini baik beras maupun non-beras, khususnya dalam menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri," sebutnya.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...engusaha-migor

Akhirnyaaaaa beliau turun gunung epribodi..