Ibu kota Korea Selatan, akan menjadi kota besar pertama yang mengembangkan metaverse. Rencana itu diumumkan oleh Pemerintah Metropolitan Seoul (SMG). Proyek ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas masyarakat dan memperluas akses ke layanan publik.
 
Metaverse adalah dunia virtual yang memungkinkan penggunanya beraktivitas dan berinteraksi layaknya di dunia nyata, seperti bersekolah, bekerja, dan berbelanja. Pemerintah Seoul berencana membuat MetaverseSeoul dengan menciptakan ekosistem yang mencakup berbagai layanan publik, pariwisata, pendidikan, hingga acara budaya di dunia metaverse.

Jika rencana ini berhasil, penduduk Seoul dapat mengunjungi balai kota, situs bersejarah, hingga layanan pengaduan melalui realitas virtual. Pemerintah Seoul juga akan mulai mengembangkan platform metaverse ini pada akhir 2022 dan beroperasi penuh pada 2026. Langkah konkretnya, platform metaverse ini akan dimulai dengan upacara membunyikan lonceng tahun baru secara virtual pada Desember 2021.

Pemerintah Seoul juga berencana akan membuka sebuah layanan publik virtual yang disebut "Metaverse 120 Central" pada 2023. Untuk dapat tergabung dan beraktivitas  dalam metaverse, warga Seoul memerlukan headset Virtual Reallity (VR). Headset VR ini dibanderol dengan harga sekitar 300-600 USD atau sekitar Rp4,2-8,4 juta.

Sayangnya, headset ini belum dapat digunakan secara luas seperti komputer ataupun smartphone. Proyek metaverse, yang juga jadi ambisi besar Facebook ini sebenarnya tidak lepas dari kritik.

Ilmuwan komputer dan pengembang sistem AR pertama di laboratorium penelitian Angkatan Udara, Louis Rosenberg menilai kehadiran metaverse dapat menghilangkan esensi dan pengalaman interaksi tatap muka di dunia nyata yang dapat berujung pada maraknya pelabelan terhadap kelompok tertentu, serta ketergantungan pada perangkat terkait yang memaksa untuk terus berinteraksi di dalam metaverse.



Referensi: qz.com
                   futurism.com
                   
Sumber gambar: flipboard.com